Invasi Rusia atas Ukraina kian memanas. Ribuan warga Ukraina mengungsi di tempat-tempat terpencil dan berusaha memperoleh bantuan juga perlindungan. Para ibu hamil pun tak luput dari perasaan was-was dan cemas memikirkan nasibnya dan sang buah hati dalam kandungan. Hal inilah yang juga dirasakan oleh Anna Tymchenko. Ia terpaksa melahirkan di tengah-tengah bombardir peperangan, tanpa listrik, air, maupun tenaga kesehatan. Seperti apa cerita bayi lahir di Ukraina dan di tengah peperangan? Melansir berbagai sumber, simak cerita lengkapnya berikut ini.
Artikel Terkait: Tensi Memanas, Siswa Ukraina Sudah Diajarkan Cara Bertahan dari Invasi
Tinggal di Ruang Bawah Tanah
Melansir dari BBC, kota kecil Bucha, 30km (18,5 mil) dari ibu kota Kyiv, yang juga merupakan tempat tinggal keluarga Anna, telah dibombardir tanpa henti sejak awal perang.
Anna, bersama suami dan saudara laki-lakinya, berlindung di ruang bawah tanah yang ada di rumahnya. Tetapi ketika listrik padam dan pemanas berhenti bekerja, ruang bawah tanah menjadi gelap gulita, dan cuaca pun berubah dingin sekali.
Mencoba Melarikan Diri
Suami Anna, Volodymyr, bingung antara tetap tinggal di Bucha atau mencoba melarikan diri. Ketika mereka akhirnya mencoba melarikan diri dengan mobil, mereka harus kembali ke ruang bawah tanah karena mendengar bahwa barisan kendaraan militer Rusia sedang menuju ke arah mereka.
“Kami kemudian memutuskan untuk tinggal di apartemen,” kata Anna kepada BBC. “Saya lebih suka melahirkan di rumah dan tidak di ruang bawah tanah yang berdebu. Saya kesulitan bernapas, paru-paru saya sakit,” ungkap Anna.
Bayi Lahir di Ukraina, Meminta Bantuan Tetangga
Pada tanggal 7 Maret 2022, Anna memanggil tetangganya untuk meminta bantuan. Mereka setuju untuk datang ke apartemen dan membantu Anna melahirkan. Tapi, tak satupun dari tetangganya itu memiliki pengalaman bersalin.
Viktoria Zabrodskaya, tetangga Anna yang berusia 49 tahun, mengatakan kepada BBC bahwa mereka khawatir jika terjadi kesalahan, mereka tidak akan tahu apa yang harus dilakukan.
Artikel Terkait: Prihatin dengan Peperangan, 5 Artis Korea Berdonasi untuk Ukraina
Hanya Diterangi Lilin
Ruangan apartemen Anna hanya diterangi lilin dan dan satu-satunya air yang tersedia sangat dingin dari botol.
“Saya tidak pernah membayangkan bahwa saya akan melahirkan dalam kondisi seperti itu,” kata Anna. “Itu nyata. Itu adalah anak pertama saya dan saya tidak tahu apa-apa,” lanjutnya.
Dalam keputusasaan, tetangga Anna mencoba menghubungi staf medis, tetapi jaringan telepon sangat buruk. Mereka akhirnya bisa melakukan kontak dengan dokter kandungan di Bucha setelah mendapat sinyal dari balkon apartemen. Sang dokter mengatakan akan segera datang tapi tidak benar-benar muncul di apartemen Anna sesuai janjinya.
Kemudian pada hari itu, si dokter mengirim pesan yang berisi permintaan maaf dan menjelaskan bahwa dia telah dihentikan oleh patroli Rusia serta menghancurkan teleponnya.
Melahirkan Tanpa Bantuan Medis
Mau tak mau, pengalaman bayi lahir di Ukraina harus ia lakoni seorang diri tanpa ada bantuan media. Beruntung, tetangganya bernama Irina Yazova memiliki pengalaman medis yang cukup.
“Saat kepala bayi keluar, kami ketakutan,” kata Viktoria. “Dia membiru dan kami tidak tahu harus berbuat apa. Kemudian Irina dengan lembut memutar kepala bayi itu dan dia keluar. Dia tidak menangis pada awalnya kami mulai memukulnya, dan kemudian dia menangis dan kami semua bersorak,” ungkapnya.
Suami Volodymyr menangis terharu atas kehadiran bayi Alisa, yang lahir pada 8 Maret atau bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional.
Artikel Terkait: Makin Ruwet! Perang Ukraina dan Rusia Pengaruhi Harga Sembako di Indonesia
Menyelamatkan Diri dengan Sang Bayi
Dua hari kemudian, diumumkan bahwa Bucha adalah salah satu koridor evakuasi yang disepakati oleh pemerintah Ukraina dan kementerian pertahanan Rusia.
“Kami menghabiskan sepanjang malam mendiskusikan apakah akan pergi atau tidak,” kata Anna.
Anna dan suaminya akhirnya memutuskan untuk pergi dengan anak mereka yang baru lahir. Mereka mencoba menghubungi orang-orang untuk menanyakan apakah rute itu aman, dan mengunduh peta ke ponselnya.
Hari berikutnya, 21 mobil meninggalkan kota menuju Kyiv. Viktoria, yang telah membantu melahirkan bayi Anna, mengemudi di barisan paling depan dengan sebuah bendera putih dililitkan di mobilnya bertuliskan “Anak-anak”.
“Dalam perjalanan kami melihat pemandangan yang mengerikan,” kata Anna. “Saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan melihat hal-hal seperti itu dalam kehidupan nyata – hanya di film. Ada mayat tergeletak di jalan. Rumah-rumah hancur. Tank-tank Rusia diparkir, mengarahkan tong mereka ke jalan. Kami sangat takut jika mereka akan menembakkan rudal ke arah kami ketika melintas,” kata Anna.
Setelah beberapa jam, para pengungsi dengan selamat melewati semua pos pemeriksaan Rusia dan tiba di Kyiv, di sanalah mereka berpisah.
“Ketika kami keluar, saya tidak bisa berhenti tersenyum,” kata Anna. “Saya tidak percaya kami berhasil melarikan diri.”
Anna menikmati peran sebagai ibu dan tidak sabar untuk memperkenalkan orang tuanya kepada cucu baru mereka. Tetapi sementara banyak kerabatnya kini telah meninggalkan negara itu, dia dan suaminya tidak bisa meninggalkan Ukraina dan Anna mengatakan bahwa dia masih belum merasa sepenuhnya aman.
“Semua pikiran saya tercurahkan dengan apa yang terjadi di Bucha dan di seluruh Ukraina,” katanya. “Sungguh sulit dipercaya, tetapi kami berharap kami dapat segera kembali ke rumah” tutupnya.
Itulah kisah bayi lahir di Ukraina yang memilukan dan mengiris hati. Semoga tak lagi ibu hamil yang mengalami peristiwa serupa dan perselisihan antara Ukraina serta Rusia bisa segera diselesaikan.
***
Baca Juga:
7 Fakta Anastasiia Lenna, Mantan Miss Ukraina yang Angkat Senjata Menantang Rusia
Memilukan! Orang Tua Ukraina Melindungi Anak dengan Sticker Golongan Darah
id.theasianparent.com/pasha-lee
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.