Aksi penusukan ibu hamil terjadi di Singapura pada 30 Desember 2017 silam. Mirisnya, sang pelaku adalah suaminya sendiri, ia melakukan aksi nekat tersebut karena menuduh istrinya telah melakukan pelacuran.
Akibatnya, ibu hamil yang berusia 27 tahun ini menderita beberapa luka tusuk dari serangan sang suami, serta harus menjalani operasi. Bersyukur, janin yang dikandungnya bisa diselamatkan.
Sementara itu, karena aksi penusukan ibu hamil, pelaku harus mendapat hukuman 7 tahun penjara dan 6 pukulan cambuk. Diketahui jika pelaku dan korban sudah menikah selama 4 tahun dan memiliki seorang putra berusia 3 tahun.
3 Fakta terkait aksi penusukan ibu hamil yang terjadi di Singapura
Meski bayi sempat berhasil diselamatkan pasca aksi penusukan, sayangnya bayi mungil ini harus kehilangan nyawanya beberapa hari setelah dilahirkan. Pengadilan Negeri Singapura mengatakan penyebab kematian bayi ini tidak diketahui.
Untuk mengetahui fakta lebih lanjut terkait kasus ini, berikut penjelasannya.
1. Akibat aksi penusukan ibu hamil, bayi harus dilahirkan melalui operasi caesar
Ibu hamil usia 27 tahun ini dituduh telah melakukan tindakan prostitusi oleh sang suami. Selain itu, suami yang berumur 30 tahun ini juga tidak percaya bahwa janin yang sedang dikandung perempuan tersebut adalah anaknya, akhirnya ia menikam istrinya sendiri.
Akibatnya, ibu hamil ini mengalami beberapa luka tusukan benda tajam di tubuhnya. Padahal pasangan ini telah menikah selama 4 tahun dan telah dikaruniai seorang anak laki-laki berusia 3 tahun.
Karena luka yang dideritanya, ibu hamil yang tidak diketahui namanya harus menjalani operasi. Ia juga memilih tetap mempertahankan bayi yang dikandungnya. Sedangkan suaminya, dihukum 7 tahun penjara dan 6 kali hukuman cambuk.
Pada 29 minggu usia kehamilan, penyelidik melaporkan ibu hamil ini merasakan nyeri di perut bagian bawah. Ia memeriksakan diri ke dokter di National University Hospital pada 12 April 2018. Ia diizinkan pulang dari rumah sakit 4 hari kemudian.
Berdasarkan diagnosis dokter, nyeri yang dialaminya dapat terjadi karena operasi usus yang pernah ia jalani sebelumnya. Kemudian, pada 24 May 2018, sebuah pemeriksaan di General Hospital Singapura mengungkapkan, telah terjadi gangguan pernapasan pada janin.
Hal itu membuat ibu hamil ini harus segera melahirkan. Ia akhirnya melahirkan seorang bayi laki-laki dengan jalan operasi caesar. Bayi tersebut tetap dirawat di rumah sakit selama 7 hari.
2. Bayi meninggal saat ditinggal tidur
Di rumahnya pada 1 Juni 2018, pukul 11.30 malam waktu setempat, ibu tersebut menyadari ada hal yang tidak biasa pada bayinya. Padahal, sebelumnya ia sempat menyusui dan memandikan bayi dan menidurkannya di kasur. Serta, meletakkan dua bantal di sisi badan bayi.
Pukul 03.00 dini hari, ibu bayi menyadari ia tak mendengar tangisan anaknya. Ia memeriksa keadaan bayinya dan menemukan tubuh bayi laki-lakinya telah dingin dan kaku.
Padahal, tidak ada benda yang menutupi wajah bayi, bahkan bayi tidur dalam kondisi terlentang. Detak jantung bayi berhenti dan sudah tidak bernapas lagi ketika dibawa ke dokter. Pukul 06.20 pagi harinya, dokter mengatakan bayinya telah tiada.
3. Tidak ada gejala penyakit tertentu
Tidak ada tanda-tanda atau gejala penyakit tertentu yang dialami bayi ini. Pemeriksaan di rumah sakit juga tidak menemukan luka ataupun sisa obat-obat tertentu pada tubuh bayi.
Penyelidikan yang dilakukan oleh kepolisian pun tidak menemukan bukti apapun. Selain itu, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh bayi tersebut.
Kematian bayi secara mendadak dapat dikaitkan dengan SIDS atau sudden infant death syndrome adalah kematian mendadak pada bayi yang berusia di bawah 1 tahun, dan terjadi tanpa menimbulkan gejala apapun.
Dikutip dari Alodokter, penyebab pasti SIDS belum diketahui. Namun, terdapat dugaan bahwa kematian mendadak bayi disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut:
- Terjadinya mutasi atau kelainan gen
- Gangguan pada otak
- Berat badan lahir rendah
- Infeksi paru
Selain itu, terdapat pula faktor lain yang diduga dapat meningkatkan risiko SIDS. Misalnya:
- SIDS lebih banyak dialami oleh bayi laki-laki
- Sering terjadi pada bayi berumur 2-4 bulan
- Pernah melahirkan anak yang meninggal akibat SIDS
- Dilahirkan prematur
- Terpapar asap rokok
SIDS dapat dicegah dengan melakukan cara-cara berikut ini:
- Tidurkan bayi pada posisi telentang.
- Jaga dan atur tempat tidur bayi dengan baik. Hindari menggunakan tempat tidur yang tebal dan terlalu empuk.
- Jangan meninggalkan bantal atau mainan yang empuk di boks bayi.
- Berikan bayi pakaian yang mampu menjaga suhu tubuh agar tetap hangat, tanpa harus dibedong atau dibalut lagi dengan kain atau selimut.
- Hindari menyelimuti kepala bayi dengan benda apapun.
- Tidurkan bayi di kamar yang sama dengan orangtua, tapi beda tempat tidur. Hal itu bertujuan agar orangtua dapat dengan mudah mengawasi sekaligus menghindari kejadian di luar kendali yang dapat memicu SIDS.
- Berikan ASI, setidaknya untuk 6 bulan.
- Memberikan imunisasi.
***
Itulah kabar terkait aksi penusukan ibu hamil oleh suaminya, yang kemudian ibu itu harus kembali menanggung kesedihan karena harus kehilangan buah hatinya secara mendadak. Semoga tidak ada lagi kasus seperti ini, ya.
Baca juga :
Kematian Mendadak pada Bayi (SIDS), Faktor Penyebab dan Cara Mencegahnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.