Riset Ungkap Kapan Seseorang Menularkan COVID-19 pada Orang Sehat

Kapan seseorang yang terinfeksi menularkan COVID-19 kepada orang yang masih sehat, ini jawabannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Layaknya teknologi, varian baru COVID-19 terbaru mulai unjuk gigi. Aneka jenis seperti varian Alpha, Beta, hingga Delta membuat dunia kalang kabut dibuatnya. Baru-baru ini, penelitian juga membuktikan mengenai hal penting tentang penularan virus corona. Salah satunya yaitu kapan pasien COVID-19 dirasa paling bisa menularkan kepada orang sehat?

Penularan Virus Corona

Melansir laman WebMD, penelitian mengungkap bukti mengejutkan terkait kapan seseorang yang sudah terinfeksi COVID-19 dapat menularkannya kembali kepada orang lain yang masih sehat.

Jawabannya ternyata sangat singkat, yaitu dua hari sebelum dan tiga hari setelah orang tersebut menunjukkan gejala. Temuan ini menunjukkan pentingnya tracking dan isolasi jika seseorang merasa sakit.

Para peneliti juga menemukan bahwa orang yang terinfeksi lebih cenderung tidak menunjukkan gejala jika mereka tertular virus dari kasus primer. Kasus primer adalah orang pertama yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala berarti.

“Dalam penelitian sebelumnya, viral load telah digunakan sebagai ukuran penularan tidak langsung,” kata rekan pemimpin penelitian Dr. Leonardo Martinez, asisten profesor epidemiologi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Boston.

“Kami ingin melihat apakah hasil dari studi sebelumnya, yang menunjukkan bahwa kasus COVID-19 paling menular beberapa hari sebelum dan sesudah timbulnya gejala, dapat dikonfirmasi dengan melihat kasus sekunder di antara kontak dekat,” lanjut Martinez dalam rilis berita universitas.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: 10 Tanda Corona Varian Delta, Pahami agar Bisa Mengenali Gejalanya

Penularan Virus Corona dari Kontak Dekat dengan Orang yang Terinfeksi

Untuk hal ini, Martinez dan timnya menganalisis data dari sekitar 9.000 kontak dekat kasus primer di provinsi Zhejiang, China sepanjang kurun waktu Januari 2020 hingga Agustus 2020. Artinya, penelitian dilakukan sebelum munculnya varian Delta yang bahkan lebih menular.

Kontak dekat mencakup orang-orang yang tinggal di rumah yang sama atau makan bersama, rekan kerja, orang-orang di lingkungan rumah sakit dan pengendara di kendaraan bersama. Mereka dipantau setidaknya selama 90 hari setelah hasil tes awal positif COVID-19 mereka.

Hasilnya, sebanyak 89% mengalami gejala ringan atau sedang, 11% tidak menunjukkan gejala, dan tidak ada yang memiliki gejala parah. Adapun riset juga memaparkan bahwa bagi seseorang yang terpapar kasus primer ini beberapa kali dengan waktu lebih lama menunjukkan tingkat infeksi lebih tinggi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun, semua kontak dekat lebih mungkin terinfeksi oleh kasus utama jika mereka terpapar sesaat sebelum atau setelah orang tersebut mengalami gejala, ini merupakan hasil penelitian yang dipublikasikan online pada 23 Agustus di JAMA Internal Medicine.

Dibandingkan dengan kasus primer bergejala ringan dan sedang, mereka yang tanpa gejala jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menginfeksi kontak dekat. Jika ya, kontak juga cenderung memiliki gejala yang terlihat, para peneliti melaporkan.

“Hasil kami menunjukkan bahwa waktu paparan relatif terhadap gejala kasus primer penting untuk penularan, dan pemahaman ini memberikan bukti lebih lanjut bahwa pengujian cepat dan karantina setelah seseorang merasa sakit adalah langkah penting untuk mengendalikan epidemi,” pungkas Martinez.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Daftar Makanan setelah Vaksinasi Covid-19 untuk Kurangi Efek Samping dan Tingkatkan Imunitas

Pencegahan

Merujuk laman CDC, Scott Braunstein selaku Direktur Medis dari Sollis Health di Los Angeles, AS, menyebutkan bahwa terus mengurangi peluang terpapar adalah cara pertahanan terbaik untuk melawan virus corona apa pun variannya.

Strain baru diperkirakan memiliki protein lonjakan (spike protein) yang ‘terbuka’ lebih lama dari aslinya, memungkinkannya dapat memasuki sel manusia lebih efisien, sehingga lebih mudah menular,” jelas Braunstein.

Braunstein mengatakan, munculnya virus corona varian baru ini bisa menjadi alasan orang-orang untuk lebih waspada terhadap infeksi COVID-19. Berikut deretan kiat menurut ahli:

1. Ikuti langkah pencegahan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sesungguhnya langkah terbaik mencegah varian baru adalah mengikuti upaya ABC sebagai pencegahan. ABC adalah singkatan dari Airway (Lindungi diri dengan menggunakan pelindung seperti masker, face shield, disinfektan, dan lain sebagainya), Bubble (gelembung) yaitu memastikan berhubungan hanya dengan orang-orang yang dikenal dan dipercaya, dan Contact (Sebaiknya menggunakan aplikasi pelacakan kontak.

2. Membatasi lingkaran sosial.

Mengurangi jumlah orang-orang dalam lingkaran sosial juga baik dilakukan untuk mencegah risiko penularan virus corona apa pun variannya. Pastikan Anda hanya berdekatan dengan orang yang memang dipercaya.

3. Batasi belanja secara langsung. 

Di tengah situasi pandemi ini, sebaiknya seseorang mempersingkat waktu yang dia habiskan untuk berbelanja.

“Setiap menit yang dihabiskan untuk berbelanja di dalam ruangan meningkatkan risiko Anda,” ujar Braunstein. Alangkah baiknya berbelanja online untuk menekan risiko yang ada.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

4. Perhatikan penggunaan masker yang benar.

Berdasarkan CDC, masker kain mungkin dapat menawarkan perlindungan terhadap virus corona. Tapi, hal ini bergantung dari jenis kain, jumlah lapisan kain, dan seberapa cocok masker tersebut oleh masing-masing orang. Sebisa mungkin gunakan masker yang pas dan lebih baik lagi jika Anda memakai masker bedah atau masker N95.

5. Sering mencuci tangan.

CDC terus merekomendasi agar mempraktikan kebersihan yang baik dengan sering mencuci tangan dengan sabun setidaknya 20 detik. Jika sedang berada di luar rumah dan tidak memungkinkan menemukan air bersih, Anda bisa pula memakai hand sanitizer dengan kandungan alkohol setidaknya 60 persen.

6. Vaksinasi.

Braunstein mengatakan vaksin mengkodekan sejumlah protein lonjakan, sehingga adanya mutasi seharusnya tidak membatasi efektivitas vaksin. Kini, seluruh negara termasuk Indonesia terus menggalakkan gerakan vaksinasi untuk warga negaranya. Carilah informasi untuk memperoleh vaksin terdekat dari tempat tinggal Anda.

Parents, semoga informasi mengenai penularan virus corona ini bermanfaat.

Baca juga:

Gejala Long Covid Bisa Bertahan hingga Setahun, Ini Penjelasan Studi Terbaru

Memahami Terapi Plasma Konvalesen pada COVID-19, Ini Manfaat dan Efek Samping

Catat Parents! 15 Tempat Ini Bisa Diakses jika Memiliki Sertifikat Vaksin COVID-19