Bagi pria, menjaga kesehatan penis tidak kalah penting dengan menjaga kesehatan bagian tubuh lainnya. Memiliki penis sehat dapat membuat seorang pria mampu mempertahankan fungsi reproduksi dan terhindar dari berbagai penyakit kelamin yang berbahaya.
Berbicara mengenai kesehatan penis, yuk, ketahui tanda-tanda penis sehat dan cara untuk menjaga kesehatannya, Parents!
Tanda Penis Sehat
Sumber: freepik
Melansir dari Medical News Today, berikut adalah tanda-tanda penis yang sehat:
- Bebas dari lesi (luka), kutil dan jamur yang tidak normal.
- Secara umum, warna penis harusnya sama dengan warna kulit di sekitarnya. Meskipun beberapa orang mungkin memiliki penis dengan warna yang sedikit lebih gelap atau lebih terang dari kulit area tubuh lain.
- Seseorang yang memiliki penis yang sehat tidak akan mengalami rasa sakit di penis ketika buang air kecil atau melakukan aktivitas seksual.
Perubahan mendadak pada tampilan, sensasi, atau fungsi penis mungkin menandakan masalah kesehatan yang memerlukan penanganan secara medis.
Artikel terkait: 8 Kelainan Penis, Ini Gejala dan Dampaknya bagi Kesehatan Reproduksi
Kondisi yang Memengaruhi Penis Sehat
Sumber: freepik
Melansir dari Mayo Clinic, berikut adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan penis dan seksual pada pria:
- Disfungsi ereksi. Kondisi ini terjadi saat seorang pria tidak mampu untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi (kondisi saat penis menegang) yang cukup kuat untuk berhubungan seks.
- Masalah ejakulasi. Terdapat berbagai macam masalah ejakulasi, termasuk ketidakmampuan untuk ejakulasi, ejakulasi dini, ejakulasi tertunda, ejakulasi menyakitkan, ejakulasi retrograde atau ejakulasi terbalik (kondisi saat sperma tidak keluar melalui ujung penis melainkan masuk ke kandung kemih saat orgasme).
- Anorgasmia. Anorgasmia adalah ketidakmampuan pria untuk mencapai orgasme meskipun stimulasi yang memadai.
- Penurunan libido. Penurunan libido adalah kondisi saat berkurangnya keinginan untuk berhubungan seks.
- Infeksi menular seksual. Terdapat beberapa kondisi yang tergolong infeksi menular seksual, termasuk kutil kelamin, gonore, klamidia, sifilis dan herpes genital, penis discharge (keluarnya cairan selain urin atau air mani dari penis), dan lecet di penis atau area genital.
- Infeksi jamur. Infeksi jamur di penis dapat menyebabkan radang pada kulup atau kepala penis (balanitis), ruam kemerahan, bercak putih pada penis, gatal atau sensasi terbakar dan discharge (keluarnya cairan selain urin atau air mani dari penis).
- Penyakit peyronie. Ini adalah kondisi kronis yang disebabkan oleh perkembangan jaringan parut abnormal di dalam penis. Kondisi ini dapat mengakibatkan penis menjadi bengkok.
- Fraktur penis. Penis patah atau fraktur penis adalah kondisi yang disebabkan oleh penis yang ereksi secara paksa sehingga menyebabkan robekan di tunica albuginea, lapisan bagian dalam penis yang ereksi.
- Priapisme. Priapisme adalah kondisi saat penis mengalami ereksi yang persisten tanpa adanya rangsangan atau gairah seksual
- Phimosis. Kondisi ini terjadi saat kulup (kulit yang melapisi kepala penis) melekat terlalu erat pada kepala penis sehingga menyebabkan buang air kecil dan ereksi yang menyakitkan.
- Paraphimosis. Parafimosis adalah kondisi ketika kulup (kulit yang melapisi kepala penis) ditarik ke pangkal tetapi tidak dapat dikembalikan lagi ke ujung penis. Kondisi ini menyebabkan kulup menjepit batang penis dan mengakibatkan pembengkakan dan gangguan aliran darah.
- Kanker penis. Kanker penis adalah kanker yang terjadi di kulit dan jaringan penis. Kondisi ini diakibatkan oleh pertumbuhan sel-sel penis yang tidak terkendali.
Faktor yang Meningkatkan Risiko Masalah pada Penis
Sumber: freepik
terdapat berbagai faktor dapat menyebabkan seorang pria lebih rentan mengalami masalah pada penis. Beberapa faktor tersebut di antaranya:
- Mengidap penyakit jantung, diabetes, dan kondisi terkait. Penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan obesitas dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi.
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu. Disfungsi ereksi adalah kemungkinan efek samping dari konsumsi sejumlah obat, termasuk obat tekanan darah, antidepresan, obat tidur, obat maag dan obat kanker prostat.
- Menjalani pengobatan kanker prostat. Operasi pengangkatan kelenjar prostat (radical prostatectomy) dan jaringan di sekitarnya sebagai pengobatan untuk kanker prostat dapat menyebabkan inkontinensia urine (sulit menahan buang air kecil) dan disfungsi ereksi.
- Merokok. Merokok dapat meningkatkan peluang seorang pria mengalami disfungsi ereksi.
- Minum alkohol berlebihan. Minum alkohol secara berlebihan dapat berkontribusi pada penurunan libido dan disfungsi ereksi.
- Tingkat hormon. Ketidakseimbangan hormon, terutama kekurangan testosteron juga dapat membuat seorang pria lebih rentan mengalami disfungsi ereksi.
- Faktor psikologi. Depresi, stres berat atau gangguan kesehatan mental lainnya dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi. Selanjutnya, disfungsi ereksi dapat menyebabkan kecemasan, depresi, harga diri rendah.
- Mengalami kondisi neurologis tertentu. Stroke, cedera tulang belakang, multiple sclerosis, dan demensia dapat mempengaruhi rangsangan dari otak ke penis, menyebabkan disfungsi ereksi.
- Usia lanjut. Penuaan umumnya mengakibatkan penurunan kadar testosteron yang dapat mengakibatkan peningkatan risiko disfungsi ereksi, penurunan intensitas orgasme, penurunan kekuatan ejakulasi dan penurunan sensitivitas penis terhadap sentuhan.
- Sering melakukan seks yang tidak aman. Seks tanpa kondom, seks dengan banyak pasangan dan perilaku seksual berisiko lainnya dapat meningkatkan risiko infeksi menular seksual.
- Memiliki tindikan di penis. Memiliki tindikan di penis dapat menyebabkan infeksi kulit dan mengganggu aliran urine. Tindikan ini juga bisa memperburuk kemampuan pria untuk mencapai ereksi atau orgasme.
Kapan Harus ke Dokter?
Berkonsultasilah dengan dokter sesegera mungkin jika Anda memiliki salah satu dari tanda atau gejala berikut:
- Perubahan cara ejakulasi.
- Perubahan mendadak dalam hasrat seksual.
- Perdarahan saat buang air kecil atau ejakulasi.
- Munculnya kutil, benjolan, lesi (luka) atau ruam pada penis atau di area genital.
- Penis menjadi sangat bengkok saat ereksi yang menyebabkan rasa sakit atau mengganggu aktivitas seksual.
- Sensasi terbakar saat buang air kecil.
- Keluarnya discharge (cairan selain urin atau air mani dari penis).
- Sakit parah setelah adanya cedera pada penis.
Artikel terkait: Duh! Kasus Disfungsi Ereksi Meningkat Saat Pandemi, Ini Cara Mengatasinya
Cara Menjaga agar Penis Sehat
Sumber: freepik
Para Ayah dapat melakukan hal-hal berikut untuk menjaga kesehatan penis:
- Bertanggung jawab secara seksual. Gunakan kondom atau pertahankan hubungan monogami (hanya memiliki satu pasangan seksual) dengan pasangan yang sehat dan bebas dari infeksi menular seksual.
- Dapatkan vaksinasi. Jika Anda berusia 26 tahun atau lebih muda, pertimbangkan untuk mendapatkan vaksin human papillomavirus (HPV) untuk membantu mencegah kanker yang terkait dengan virus tersebut.
- Tetap aktif secara fisik. Aktivitas fisik dapat secara signifikan mengurangi risiko disfungsi ereksi.
- Pertahankan berat badan yang sehat. Mempertahankan berat badan yang sehat dapat membantu mengurangi risiko terkena kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2 dan faktor risiko disfungsi ereksi lain.
- Jaga kebersihan. Jika Anda tidak disunat, bersihkan bagian bawah kulup (kulit yang melapisi kepala penis) secara teratur dengan sabun dan air. Pastikan untuk mengembalikan kulup ke posisi normal setelah berhubungan seks.
- Ketahui efek samping obat yang Anda konsumsi. Diskusikan penggunaan obat dan kemungkinan efek sampingnya terhadap kesehatan penis dengan dokter Anda.
- Perhatikan kesehatan mental. Carilah pengobatan untuk depresi, kecemasan atau kondisi kesehatan mental lainnya. Kesehatan mental yang buruk dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi.
- Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol. Merokok dapat meningkatkan peluang seorang pria mengalami disfungsi ereksi. Jadi, berhentilah merokok. Jika Anda memilih untuk minum alkohol, konsumsilah dalam jumlah sedang saja, hindari konsumsi alkohol secara berlebihan.
Semoga informasi tentang penis sehat ini bermanfaat, ya, Parents!
Baca juga:
Benarkah Buah Tin Bisa Mengatasi Lemah Syahwat? Ini Deretan Manfaatnya
Benarkah Pria Berisiko Mengalami Disfungsi Ereksi Akibat COVID-19? Ini Penjelasannya!
Berisiko Disfungsi Ereksi, Ini 5 Cara Jaga Kesehatan Penis Pria Pesepeda
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.