Praktik pengobatan alternatif membuat nyawa seorang wanita pengidap kanker payudara di Malaysia melayang. Mengaku bisa melakukan pengobatan alternatif kanker, dokter palsu memperdaya keluarga korban.
Pengobatan alternatif banyak dilirik saat penyakit berat tampak sulit ditangani kedokteran modern. Sebab, selain biasanya menjanjikan biaya lebih murah, pengobatan alternatif kerap mengiming-imingi kesembuhan instan.
Pengobatan alternatif kanker berujung maut
Mat (bukan nama sebenarnya) melapor kepada Kementerian Kesehatan Malaysia bahwa istrinya, Ana (bukan nama sebenarnya), meninggal dunia setelah mengonsumsi obat kanker yang diberikan oleh dokter palsu.
Menurut The Star, Ana menderita kanker payudara dan kesehatannya semakin memburuk setelah meminum suplemen. Ia mulai mengonsumsi obat itu pada Juli 2018 dan meninggal sebulan kemudian.
Menurut keluarga, setelah meminum air klorofil yang diberikan dokter, tubuh Ana berubah warna menjadi hijau.
Ana didiagnosis menderita kanker payudara sejak 2015 dan telah menjalani beberapa sesi kemoterapi dan radioterapi. Pada 2018, seorang “dokter” perawatan alternatif menghubungi Ana dan Mat untuk menawarkan obat alternatif kanker.
Pakai gelar “dr” di tanda nama untuk yakinkan korban
Mat mengatakan, dokter itu memakai agama untuk meyakinkan korban pada muslihatnya.
“Orang tersebut memakai gelar ‘dr’ pada kartu namanya. Caranya juga sangat meyakinkan saat ia memberi tahu kami bahwa kami sangat beruntung dapat berjumpa dengannya sebelum terlambat,” ujar Mat.
Karena merasa terdesak untuk segera mencari penyembuhan, Ana dan Mat menghabiskan uang sebanyak 10 ribu ringgit (hampir Rp35 juta) untuk berobat dan membeli suplemen dari si “dokter”. Dokter itu menyakinkan, pengobatan darinya akan memberi tenaga kepada Ana dan membunuh sel kankernya.
Ana mengikuti kata dokter palsu itu dan dalam sebulan, ia meminum lebih dari 40 botol air klorofil bersamaan dengan 40 jenis suplemen lainnya. Dokter itu juga meminta Ana puasa selama tiga hari untuk “membuat sel kanker kelaparan”.
“Istri saya berubah warnanya menjadi hijau dan dokter itu mengatakan, hal itu bukan masalah karena hidung istri saya masih berwarna ungu,” ujar Mat.
The Star mengecek pusat data dokter yang bersertifikasi di Dewan Kesehatan Malaysia dan tidak menemukan info apa pun tentang “dokter” ini.
Setelah diperiksa, didapati bahwa sebagian dari suplemen adalah obat terdaftar dan sebagian lagi tidak terdaftar. Ada kemungkinan label pada suplemen tak terdaftar tersebut dibuat sendiri oleh pelaku.
Suami korban mengatakan, pelaporannya bukan bertujuan membalas dendam, melainkan agar menjadi pelajar bagi pasien kanker lain untuk berpikir dua kali sebelum mencoba perawatan alternatif kanker.
Pengobatan alternatif kanker yang boleh dicoba
Pengobatan alternatif kanker adalah salah satu pengobatan alternatif yang banyak dicari. Tapi, berkaca dari kisah di atas, banyak obat alternatif yang malah berbahaya.
Jika Anda ingin mencoba pengobatan alternatif kanker, beberapa jenisnya di bawah ini sudah terbukti membantu pasien.
#1 Akupuntur
Akupuntur adalah pengobatan dengan cara menusukkan jarum-jarum kecil ke kulit. Menurut penelitian, akupuntur membantu meredakan mual dan rasa sakit edek kemoterapi.
#2 Aromaterapi
Aromaterapi dengan minyak wangi bisa memberikan sensasi tenang. Minyak dengan pewangi, misalnya lavender, bisa dipakai saat memijat tubuh pasien atau dicampurkan dalam air mandi.
#3 Senam
Senam dapat membantu mengurangi efek-efek selama dan setelah perawatan kanker. Senam ringan juga meringankan rasa mual dan stres, serta membantu pasien tidur lebih nyenyak.
#4 Meditasi
Meditasi adalah cara memusatkan pikiran pada satu objek pikir. Meditasi membantu pasien kanker menghilangkan stres.
#5 Tai chi
Tai chi adalah senam dengan gerakan lembut dan pernapasan dalam.
Sebelum Anda melakukan pengobatan alternatif kanker, pastikan Anda sudah berkonsultasi dengan dokter Anda untuk memastikan perawatan tersebut sesuai dengan kondisi Anda.
Baca juga:
Anak 3 tahun menjadi penyintas kanker payudara termuda di dunia!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.