Ada pendapat yang mengatakan, perempuan yang memiliki mata minus tidak boleh melahirkan secara normal. Pertanyaannya, apakah ini sekadar mitos saja? Jika Anda sebelumnya pernah memiliki pengalaman melahirkan dengan mata minus dan disarankan melakukan persalinan cesar –karena masalah mata tersebut- ada baiknya Anda membaca penjelasan di bawah ini.
Pengalaman Melahirkan dengan Mata Minus, Persalinan Normal Bisa, Kok!
Perubahan Kualitas Mata Saat Hamil
Ketika seorang perempuan hamil, yang berubah dalam dirinya tidak hanya bentuk tubuh tapi juga hormon. Fluktuasi hormon ini dapat memengaruhi kondisi mata dan penglihatan, juga metabolisme, retensi cairan, sirkulasi darah dan sistem kekebalan tubuh. Masalah mata yang umum terjadi selama kehamilan adalah miopia atau memperburuk miopia yang sudah ada.
Namun laman Eye Clinic mengatakan, kalaupun hal tersebut terjadi, kondisi ini sifatnya sementara dan mata akan kembali ke kondisi semula setelah persalinan.
Jika Anda mengalami masalah penglihatan selama kehamilan, lakukan hal ini:
- Segera konsultasikan dengan dokter kandungan atau lakukan pemeriksaan oftalmologis. Banyak ibu yang tidak memasukkan keluhan ini dalam pemeriksaan prenatal.
- Jangan menggunakan obat tetes mata atau sembarang mengonsumsi obat mata.
Artikel terkait: Operasi LASIK Mata Saat Hamil, Bahaya atau Tidak?
Masalah Mata Selama Kehamilan
Selain myopia, masalah mata yang umum terjadi selama kehamilan lainnya menurut Eye Clinic adalah sebagai berikut:
- Kornea (selaput bening di segmen anterior mata). Karena perubahan hormonal, perubahan kecil pada kelengkungan dan ketebalannya (edema) dapat terjadi, menyebabkan intoleransi terhadap lensa kontak.
- Ketajaman penglihatan berkurang (visual acuity). Perubahan ketajaman penglihatan biasanya terjadi karena si ibu mengalami diabetes gestasional. dan untuk alasan ini, dokter harus segera diberitahu tentang setiap perubahan dalam penglihatan.
- Sakit kepala dan migrain karena perubahan hormonal dapat menyebabkan kepekaan yang tinggi terhadap penerimaan cahaya di mata.
- Visualisasi mata berkurang. Ibu kehilangan sebagian bidang visual selama hamil, titik buta mata melebar. Perubahan ini sepenuhnya reversibel dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
- Preeklampsia – Eklampsia. Tiba-tiba mengalami hipertensi di usia kehamilan 20 minggu (terjadi pada 5% wanita hamil). Jika hipertensi disertai dengan menggigil, kondisi ini disebut eklampsia. Gejala lainnya yang paling umum adalah penglihatan kabur disertai sakit kepala, fotopsi, dan diplopia. Sekitar 10% wanita dengan eklampsia menunjukkan edema pada retina, pelepasan serosa dan neuritis optik iskemik akut. Semua kondisi ini reversibel 1-2 minggu setelah tekanan darah turun atau usai persalinan.
- Retinopati serosa sentral. Biasa terjadi di usia kehamilan trimester ketiga.
- High Myopia. Miopia atau rabun jauh adalah kondisi di mana seseorang kesulitan melihat objek di kejauhan. Statistik pada kelompok wanita dengan -4,5 hingga -15,0 dioptri –bahkan mereka yang memiliki kerusakan rabun sebelumnya pada fundus, robekan atau detasemen yang dipulihkan dengan laser atau pembedahan- menunjukkan masalah ini selesai pascapersalinan.
Artikel terkait: Mata sering bermasalah setelah melahirkan? Ini penyebab dan cara mengatasinya
Peningkatan Kasus Persalinan Cesar Berkaitan Masalah Mata
Sebelumnya disebutkan, pada tahap mendorong janin keluar (mengejan) melalui jalan lahir –pada persalinan normal- ibu dengan myopia berisiko mengalami ablasi retina, yakni kondisi di mana retina terpisah dari lapisan di bawahnya (di bagian belakang mata) dan kemudian menyebabkan kehilangan penglihatan permanen atau kebutaan. Sehingga disarankan untuk cesar saja.
Penjelasan inilah yang kemudian, menurut Nature, meningkatkan kasus pengalaman melahirkan dengan mata minus secara cesar, khususnya di Eropa Timur, hingga 21% di tahun 2015. Jumlah ini lebih dari dua kali lipat dari jumlah kasus cesar selama dua dekade terakhir.
Di tahun 2019, para peneliti di University Clinical Hospital Rijeka di Rusia juga menemukan, persalinan cesar oleh ibu dengan myopia 1,5 kali lebih tinggi dari ibu tanpa myopia terhitung sejak 2009. Di tahun 2010, para peneliti di Polandia melaporkan ada 2% (100 dari 4.895) operasi caesar yang dilakukan antara tahun 2000-2008 di Dr Jan Biziel University Hospital, Polandia. Operasi tersebut berdasarkan rekomendasi tertulis dari dokter mata yang mengatakan pasiennya mengalami myopia dan oftalmologis lainnya.
Operasi cesar memang sangat diperlukan terutama jika si ibu memiliki masalah kesehatan yang tidak memungkinkan dirinya melahirkan normal. Namun dalam hal myopia atau malasah mata lainnya, ternyata itu sifatnya hanya sementara selama kehamilan saja. Kondisi mata ibu akan kembali seperti semula pascapersalinan. Sehingga si ibu sebenarnya tidak perlu melakukan cesar.
Ibu dengan Myopia Harus Cesar, Mitos!
Namun, secara mekanis atau fisiologis, konsultan ahli bedah mata Warwick Hospital, Inggris, Samer Elsherbiny, mengatakan, tidak ada kaitan antara myopia dengan persalinan normal. Alejandro Fernández-Montero, dokter okupasi di University of Navarra, Spanyol, juga mengatakan di tahun 2017, bahwa risiko wanita mengalami atau mengembangkan myopia saat hamil sangat rendah.
Mitos itu bertahan karena kekhawatiran terjadi masalah lebih serius saat si ibu melakukan persalinan normal. Ketika si ibu melakukan manuver Valsava (pernafasan paksa saat saluran udara tertutup untuk meningkatkan tekanan dada dan perut untuk mendorong janin ke jalan lahir), tekanan yang kuat menyebabkan kapiler di mata pecah dan mengalami retinopati Valsava.
Kekhawatiran lainnya adalah cairan bening yang mengisi ruang antarma (humor vitreous) berkurang dan menyebabkan retina menjadi lebih tipis dan mudah robek jika vena saat mengejan. Tapi ini semua kemungkinan terjadinya sangatlah kecil, seperti dikatakan para ahli di atas.
Oleh karena itu, jika Anda sebelumnya sudah mengalami masalah mata dan ingin merencanakan kehamilan, biasanya dokter akan menyarankan untuk Anda menunda kehamilan sampai benar-benar diketahui bahwa hamil aman untuk Anda dan mata Anda.
Jika saat hamil fungsi mata berkurang, seperti ketajaman penglihatan berkurang, biasanya dokter akan menyarankan Anda mendapatkan kacamata baru dan kembali ke kacamata lama beberapa hari/minggu setelah melahirkan.
Artikel terkait: Hindari Kerusakan Mata Anak Sejak Dini, Ikuti 6 Tips Kesehatan Mata Berikut
Tidak Boleh Cesar karena Alasan Myopia Saja
Saat ini para ahli sedang berusaha mengurangi jumlah operasi caesar yang dilakukan karena kondisi matam khususnya myopia. Oleg Petrovi, profesor ginekologi asal Rusia, di tahun 2003 pernah mengatakan akan berusaha mengubah kebijakan dengan memutuskan tidak akan menerima alasan myopia untuk cesar jika tanpa dibarengi masalah serius lainnya.
Dan untuk memastikan bahwa keputusannya tidak akan berdampak negatif pada kondisi mata ibu atau proses persalinannya, Oleg melakukan penelitian di 2003-2007 yang melibatkan 240 wanita. Benar saja, penelitian ini menunjukkan, perubahan kebijakan (dalam hal ini persalinan normal) tidak meningkatkan jumlah komplikasi mata pada si ibu.
Selanjutnya di tahun 2015, Rumah Sakit Universitas Trnava di Slovakia juga berhenti melakukan operasi caesar karena alasan opthalmologis.
Merujuk pada penelitian dan penjelasan di atas, maka bisa disimpulkan seseorang tetap dapat melahirkan secara normal meskipun menderita mata minus. Pengalaman melahirkan dengan mata minus secara normal masih aman bagi mata dan tidak akan memengaruhi kondisi mata minus Anda.
Alodokter menganjurkan Anda untuk rutin melakukan pemeriksaan mata setiap 3 bulan selama kehamilan agar dokter mata bisa menilai dan memantau kondisi struktur bola mata Anda. bersama dengan dokter kandungan Anda, dokter mata akan mendiskusikan apa yang perlu dilakukan terhadap Anda jika Anda mengalami masalah mata yang serius selama kehamilan.
Baca juga:
Hindari Kerusakan Mata Anak Sejak Dini, Ikuti 6 Tips Kesehatan Mata Berikut
Dapat Mengganggu Penglihatan, Kenali Gejala Kondisi Mata Malas pada Anak Sejak Dini