Beberapa orang mungkin berpikir bahwa penderita down syndrome tidak bisa menikah. Namun Kris Scharoun-DeForge dan Paul Scharoun-DeForge berhasil membuktikan anggapan tersebut salah.
Pasangan suami istri ini penderita down syndrome ini menikah dan hidup bahagia selama 25 tahun lama. Namun sayangnya, pada April 2019 lalu Paul dikabarkan meninggal dunia pada usia 56 tahun.
Akibat demensia, pasangan penderita down syndrome harus terpisah
“Aku menatap matanya dan melihat masa depanku,” kata Kris saat menceritakan pengalaman pertamanya jatuh cinta dengan Paul ketika mereka pertama kali bertemu di pesta dansa 30 tahun yang lalu.
Selama bertahun-tahun, Kris merayakan hari valentine bersama suami tercintanya Paul. Dia selalu membuat kartu ucapan yang manis sembari menunggu suaminya pulang bekerja. Lalu mereka akan makan malam romantis di restoran langganan untuk merayakan hari kasih sayang.
Namun sayangnya, hari valentine tahun ini Kris dan Paul tidak dapat merayakannya bersama. Sebab Paul terkena demensia tahap awal. Sebuah penyakit yang mempengaruhi banyak orang dengan kondisinya pada usia yang relatif muda.
Akibat kondisinya tersebut, Paul harus dipindahkan ke lembaga penampungan untuk mendapat perawatan intensif.
“Ketika mereka mengatakan hal itu kepada saya, saya mulai menangis,” kata Kris.
Saat ini Kris masih tinggal di apartemen yang ditinggalinya bertahun-tahun bersama sang suami di Liverpool, New York.
“Dia hidupku. Saya tidak ingin hidup tanpa dia,” tambahnya.
Perjuangan Kris dan keluarga agar Paul tidak dipisahkan dari mereka
Saat Paul sakit, pihak keluarga mereka bekerja keras untuk menjaganya tetap hidup bersama Kris. Pihak keluarga percaya bahwa Kris dan Paul pantas mendapatkan kesempatan yang sama untuk membuat keputusan seperti pasangan normal lainnya ketika salah satu dari mereka mengalami demensia.
“Mereka harus menentukan kehidupan mereka sendiri,” kata Susan Scharoun, saudara perempuan Kris.
“Mereka tahu apa yang baik untuk mereka,” tambahnya.
Ketika Kantor Negara Bagian New York untuk Penyandang Cacat menyatakan bahwa Paul tidak bisa tinggal di rumah bersama Kris. Keluarga Paul dan Kris mengajukan petisi. Mereka bahkan mencari apartemen baru yang memenuhi standar negara dan lebih mudah diakses oleh Paul.
Pada awalnya, negara menyetujui petisi tersebut. Namun kondisi Paul terus memburuk.
Pada saat itu ia harus menggunakan kursi roda dan membutuhkan penanganan medis selama 24 jam. Jadi negara memutuskan bahwa dia harus pindah ke kediaman komunitas untuk mendapatkan perawatan intensif.
Meskipun kecewa, tetapi Kris tidak gentar. Dia mengunjungi Paul secara teratur dan menghabiskan akhir pekan bersamanya di rumah Scharoun sembari memasak.
“Mereka memiliki cinta yang tulus,” kata Scharoun.
“Mereka benar-benar saling melengkapi,” tambahnya.
Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, pada April 2019 lalu Paul dikabarkan meninggal dunia pada usia 56 tahun. Untuk mengenang suami tercintanya, Kris kerap duduk di ruang tamunya sendiri dan mengingat janji-janji itu dari hari pernikahannya sembari dikelilingi oleh foto-foto dirinya dan Paul.
Kami di theAsianparent Indonesia, mengucapkan turut berduka cita atas kepergian Paul, semoga Kris bisa tabah menjalani hari-harinya tanpa Paul.
Baca juga
Balita Dengan Down Syndrome Berhasil Jadi Model Ternama
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.