Berita mengejutkan ini datang dari kasus kekerasan terhadap anak kecil. Seorang pembantu siksa anak majikan berusia 12 bulan hingga meninggal.
Menurut laporan, pembantu rumah tangga tersebut memukuli bayi itu dan mencekiknya untuk menghentikan tangisnya yang tak kunjung usai.
Pembantu siksa anak majikan hingga meninggal: kronologi kejadian
Dikutip dari Channel NewsAsia, asisten rumah tangga yang bernama Maryani Usman Utar tidur bersama anak majikannya, bayi bernama Richelle Teo Yan Jia terus menangis. Maryani menepuk punggung si bayi hingga tertidur.
Pada jam 2 pagi, bayi itu terbangun dan menangis lagi. Kemudian, Maryani memberikan susu tetapi bayi Richelle menolak dan malah muntah di atas pakaiannya. Maryani lalu berusaha untuk menidurkannya kembali, namun bayi Richelle tetap tak mau tidur dan tangisannya semakin kencang.
Karena sangat mengantuk, Maryani menjadi marah dan memukul leher sebelah kiri bayi Richelle untuk menghentikan tangisannya. Namun, tangisan bayi Richelle malah lebih keras lagi.
Setelah itu ia kehilangan kendali atas emosinya, dan mencekik bayi Richelle dari leher belakangnya selama setengah jam. Bayi Richelle akhirnya berhenti menangis dan menutup matanya.
Lalu Maryani mengembalikan sang bayi ke tempat tidur dan melanjutkan pekerjaannya mencuci pakaian kotor tanpa memeriksa kondisi bayi malang tersebut.
Setelah alami kekerasan, bayi Richelle masih tak sadarkan diri
Keesokan harinya, Maryani keluar dari rumah majikannya pada jam 7.50 untuk menemui keluarganya yang datang berkunjung dari Indonesia.
Ayah Richelle, Teo Kok Eng pada jam 9 pagi memeriksa bayinya ke kamar untuk memberinya makan. Namun betapa terkejutnya ia setelah mendapati wajah putrinya memar dan lebam di bagian tangan dan kaki, tubuhnya juga terasa dingin.
Ia bahkan tak mendapati putrinya tersebut bernapas, bayi Richelle langsung dilarikan ke rumah sakit. Pada jam 10 pagi bayi Richelle dinyatakan meninggal oleh dokter yang bertugas.
Maryani kemudian ditangkap pada jam 1 siang di dekat Taman Merlion.
Pembantu siksa anak majikan marak terjadi, bagaimana menghindarinya?
Pada tanggal 22 November 2018 lalu, pelaku pembantu siksa anak majikan hingga meninggal tersebut dijatuhkan hukuman penjara selama 7 tahun. Berdasarkan pemeriksaan dari Institute of Mental Health, Maryani mengalami depresi.
Meskipun mengalami depresi parah, tidak bisa juga dibenarkan sebagai alasan untuk membunuh orang lain apalagi seorang bayi kecil yang tak berdaya.
Walau tak semua asisten rumah tangga memiliki sifat buruk seperti yang ditunjukkan oleh kasus Maryani ini, setidaknya kita sebagai orangtua harus selalu waspada agar tak menjadi korban kasus pembantu siksa anak majikan yang berikutnya. Bagaimana caranya?
- Pasang kamera CCTV untuk mengawasi asisten di rumah kepada anak-anak.
- Pulang lebih cepat untuk segera mengetahui apa yang dilakukan ART di rumah jika tidak ada Bunda dan suami.
- Perhatikan perubahan tingkah laku anak Anda, apakah terlihat cemas saat ada ART di sekitar?
- Selalu periksa fisik anak Anda dari bahaya kekerasan terhadap anak seperti lebam, luka dan memar.
- Perhatikan juga kebersihan anak, untuk mengukur apakah ART mempedulikan kebutuhan anak Anda atau tidak.
- Suruh mereka bekerja sesuai dengan kesepakatan awal dan tidak ada penambahan beban pekerjaan secara tiba-tiba untuk menghindari kemarahannya kepada anak.
- Apabila mereka berbuat salah, berikan kritik yang membangun tanpa harus memarahi dengan membentak dan hal-hal yang mungkin membuatnya membalas ke anak Anda.
- Cari ART yang sudah memiliki pengalaman merawat serta menjaga anak-anak bertahun-tahun.
Belajar dari kasus ini, Bunda harus selalu waspada terhadap kasus kekerasan terhadap anak-anak di rumah. Semoga kasus ini menjadi pembelajaran berharga bagi kita sebagai orangtua untuk tetap memperhatikan anak-anak dan ART yang membantu kita di rumah.
Baca juga:
id.theasianparent.com/bayi-10-bulan-meninggal/
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.