Tahukah Ayah dan Bunda, bahwa setiap bulan Agustus diperingati sebagai Pekan Menyusui Sedunia?
Tahun ini bisa dibilang menjadi tantangan tersendiri mengingat semua ibu harus menyusui di tengah pandemi COVID-19 yang melanda negeri. Menyikapi hal tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia bersama UNICEF tak henti memberikan dukungan untuk seluruh ibu menyusui di Indonesia.
Peringatan Pekan Menyusui Sedunia 2021
Secara khusus, WHO dan UNICEF mendorong seluruh ibu agar tetap menyusui secara optimal kendati tengah menghadapi pandemi. Caranya adalah menyusui dalam satu jam pertama pasca melahirkan dan memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak.
Berikutnya, menyusui diteruskan hingga anak berusia dua tahun sembari mengenalkannya makanan pendamping yang tepat (MPASI). Seiring dengan program vaksinasi nasional yang juga digencarkan pemerintah Indonesia, WHO, UNICEF, serta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) turut menganjurkan ibu menyusui divaksinasi.
Hal ini tujuannya jelas, agar ibu lebih nyaman menyusui bayi. Terlebih, ASI merupakan sumber zat gizi utama terbaik untuk bayi dan sudah terbukti efektivitasnya dalam tumbuh kembang bayi.
Sederet manfaat ASI antara lain menjaga kekebalan tubuh bayi dan melindunginya dari penyakit yang rentan dialami anak seperti diare dan pneumonia. Tak hanya itu, bukti klinis juga menunjukkan bahwa anak yang mendapatkan ASI eksklusif sejak lahir juga memiliki kecerdasan lebih tinggi.
ASI membuat anak lebih sedikit kemungkinannya untuk obesitas, serta menderita penyakit menular saat dewasa. Peningkatan pemberian ASI secara global berpotensi menyelamatkan lebih dari 820.000 nyawa dan mencegah risiko ibu terkena kanker payudara.
“Pemberian ASI memiliki beragam manfaat kesehatan, sosial, dan ekonomi baik bagi anak maupun ibu,” demikian ujar Perwakilan UNICEF Indonesia Debora Comini mengutip Press Release Pekan Menyusui Sedunia 2021.
“Saat ini, dukungan terhadap ibu menyusui sangat dibutuhkan agar ibu dapat memberikan anak-anaknya awal terbaik dalam hidup mereka. Untuk itu, kita harus pastikan semua ibu menyusui menerima vaksin COVID-19 agar mereka terlindung dari virus corona sehingga mampu mengasuh dan merawat anaknya.” sambung Debora.
Artikel terkait: Seberapa Aman dan Efektif Vaksin Sinovac untuk Ibu Menyusui?
Fakta dan Tantangan Menyusui di Indonesia
Faktanya, jauh sebelum pandemi tiba hanya 1 dari 2 bayi berusia di bawah enam bulan yang menerima ASI eksklusif. Bayi disusui dengan durasi menyusui hanya tiga bulan. Selain itu, hanya tiga perempat dari seluruh bayi di Indonesia yang kemudian menerima air susu ibunya ketika usia 12 hingga 23 bulan.
Dengan adanya pandemi, tantangan semakin bertambah. Adanya pembatasan mobilitas masyarakat membuat ibu menyusui kesulitan menerima dukungan yang dibutuhkan. Terlebih, saat ini sistem kesehatan Indonesia berfokus pada penanggulangan COVID-19.
Akibatnya, layanan konseling dengan konselor laktasi bagi ibu menyusui pun terkendala. Menurut survei nasional yang dilakukan oleh Kemenkes RI dengan dukungan UNICEF, konseling menyusui di masa pandemi hanya menjangkau kurang dari 50 persen ibu dan pengasuh anak berusia di bawah dua tahun.
Mirisnya, situasi ini diperparah oleh tingginya pelanggaran Kode Internasional Pemasaran Produk Pengganti ASI.
“Semua pihak bertanggung jawab melindungi dan mendukung para ibu untuk memberikan ASI kepada anak-anaknya. Pemberian ASI yang optimal sangat penting karena merupakan salah satu cara paling efektif untuk memastikan kesehatan dan keberlangsungan hidup anak,” ujar Perwakilan WHO Indonesia Dr N. Paranietharan.
Mengingat manfaat ASI yang luar biasa, ibu yang terkonfirmasi COVID-19 dan sedang menjalani isolasi mandiri di rumah dianjurkan melanjutkan pemberian ASI dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pemberian ASI juga sebaiknya dilanjutkan bagi anak yang diduga atau terkonfirmasi COVID-19.
Tak kalah penting, berikut kiat yang bisa dilakukan dengan cara kita masing-masing dalam merayakan Pekan Menyusui Sedunia 2021:
- Memastikan ibu menyusui menerima vaksin COVID-19 dan tetap menyusui setelah vaksinasi.
- Memastikan ketersediaan konseling menyusui untuk semua ibu dan pengasuh anak berusia di bawah dua tahun, baik secara tatap muka maupun melalui platform digital.
- Menguatkan implementasi dan pemantauan penerapan Kode Internasional Pemasaran Produk Pengganti ASI untuk melindungi ibu dari pemasaran produk pengganti ASI yang tidak etis.
- Memastikan perlindungan dan dukungan untuk ibu agar melanjutkan pemberian ASI, terlepas dari status COVID-19 ibu dan anak.
Artikel terkait: Mengapa Ibu dengan PCOS Sulit Menyusui? Bagaimana Cara Mengatasinya?
Kiat Aman Menyusui Selama Pandemi
Lebih lanjut, UNICEF merilis panduan menyusui tetap aman dan nyaman di masa pandemi. Berikut ulasannya.
- Menerapkan 3M. Sebelum menyusui, Busui dianjurkan untuk menerapkannya demi keamanan dan kenyamanan bayi, yaitu dengan menggunakan masker, mencuci tangan sebelum dan setelah menyentuh bayi, serta menyemprot desinfektan di permukaan perabotan rumah. Menjaga jarak juga penting jika Anda tidak yakin dengan kesehatan orang lain.
- Gunakan botol susu atau sendok untuk menyuapi ASI. Jika ada kekhawatiran apakah Anda akan menulari si kecil saat sakit, gunakanlah botol susu atau sendok untuk menyusui ASI. Pompalah ASI dahulu, lalu masukkan ke botol susu. Mintalah kepada keluarga dekat yang sehat untuk menyuapi bayi. Jangan lupa keluarga juga menerapkan 3M yang ketat.
- Protokol Kesehatan untuk pemberian susu formula. Bilamana ibu harus memberikan susu formula saat sakit, tetaplah menerapkan protokol kesehatan ketat. Jaga kebersihan botol susu dan segala perlengkapannya agar tetap bersih dan higienis.
Bunda, selamat mengASIhi!
Baca juga:
Menyusui di Masa Pandemi COVID-19 Kian Menantang, Ini Aturannya