Kabar duka datang dari Texas, Amerika Serikat. Pasangan suami-istri lansia meninggal di hari yang sama sambil berpegangan tangan. Keduanya harus menutup usia akibat terinfeksi Virus Corona.
Kisah Pasangan Suami-Istri Lansia yang Meninggal Sambil Berpegangan Tangan
Foto Betty dan Curtis saat awal menikah | Sumber foto: Dokumentasi pribadi Tim Tarpley via CNN News
Adalah Betty (80) dan Curtis Tarpley (79), sepasangan suami-istri yang telah melewati hari-hari bersama selama setengah abad. Membangun rumah tangga, membesarkan dua orang anak, hingga berkeliling dunia di masa pensiun mereka.
Keduanya sudah menjalin kasih sejak SMA, dan usia pernikahan mereka kini sudah lebih dari 53 tahun lamanya.
Bisa dikatakan, pasangan tersebut tidak bisa dipisahkan. Betty dan Curtis tetap memberi dukungan pada satu sama lain ketika mereka dalam masa kritis akibat COVID-19. Bahkan, keduanya tetap bersama sambil berpegangan tangan saat menghembuskan napas terakhirnya.
Tim Tarpley, salah satu anak lelaki dari pasangan tersebut, pun memaparkan mengenai kisah kedua orangtuanya.
“Mereka suka keliling dunia, jejak kenangannya bisa ditemukan di berbagai negara yang telah mereka kunjungi. Dan aku sangat bersyukur masih bisa diberikan kesempatan untuk menghabiskan waktu dengan mereka beberapa minggu terakhir ini,” ungkap Tim seperti yang dikutip dari laman ABC News.
Tim juga menjelaskan bahwa ia dan kedua orangtuanya sedang menjalani karantina bersama. Betty, sang ibu, pun kemudian mengeluh sakit kepala dan gigi sehingga harus dilarikan ke rumah sakit pada 9 Juni lalu.
Setelah menjalani pemeriksaan di Texas Health Harris Methodist Hospital, Betty pun dikonfirmasi positif Virus Corona. Sementara itu, Curtis juga mengalami kondisi yang sama dan baru dilarikan ke rumah sakit dua hari setelahnya. Keduanya ditempatkan di ruang rawat yang berbeda.
Kondisi Kesehatan Betty Memburuk
Diketahui, Curtis Tarpley memiliki riwayat penyakit bawaan yang sudah lama diderita. Namun, kondisinya masih terbilang stabil dan ia masih bisa bertahan untuk berjuang melawan Virus Corona.
Berbeda halnya dengan sang istri. Para tenaga medis mengatakan bahwa kondisi kesehatan Betty memburuk. Maka dari itu, pihak rumah sakit pun mengizinkan Tim dan adik perempuannya, Tricia, untuk mengunjungi sang ibu secara langsung.
Saat merasa kondisinya sudah mulai membaik, entah mengapa Betty malah mengatakan pada kedua anak mereka bahwa ia ‘sudah siap untuk pergi’.
“Mendengar kalimat itu dari mulut ibu, hatiku perih. Aku datang dengan harapan membuatnya semangat kembali, tetapi ternyata dia sudah punya firasat untuk pergi,” ungkap Tim.
Tim kemudian menceritakan kondisi Betty pada Curtis. Setelah mengetahui keadaan sang istri, kesehatan Curtis pun mulai menurun.
Betty dan Curtis Dipertemukan Kembali
Melihat kondisi Curtis, para dokter dan tenaga medis pun sepakat untuk menempatkan pasangan suami-istri itu di ruang rawat yang sama. Namun, karena kondisi mereka memburuk, keduanya akhirnya ditempatkan di ruang comfort care, perawatan medis khusus untuk pasien yang memasuki masa kritis.
Blake Throne, seorang perawat di Intensive Care Unit (ICU), pun menjelaskan mengenai hal ini.
“Ini adalah langkah yang paling tepat dilakukan. Mereka harus dipertemukan,” ungkapnya.
Perawat menempatkan ranjang pasien yang ditempati Curtis menjadi bersebelahan dengan Betty di ruang yang sama. Ketika perawat memberi tahu Betty bahwa pasien yang berbaring di sebelahnya adalah sang suami, perempuan tersebut terlihat bahagia. Keduanya pun akhirnya saling berpegangan tangan.
“Mata Betty terbuka, dia tampak bersemangat dan mencoba untuk menatap suaminya,” cerita Blake.
Betty Meninggal Lebih Dulu
Tidak ada yang menyangka, pertemuan hangat pasangan tersebut ternyata harus menjadi momen terakhir bagi mereka di dunia.
Setelah 20 menit dipertemukan di ruangan yang sama, Betty pun menghembuskan napas terakhirnya. Sementara sang suami, Curtis, pun meninggal sekitar 45 menit sesudah Betty.
Hal ini tentunya membuat Tim dan sang adik merasa sedih. Namun, tidak dapat dipungkiri, lelaki itu juga sangat terenyuh karena kedua orangtuanya masih bisa menghabiskan waktu bersama di detik-detik terakhir kehidupan mereka.
Tim pun bertutur, “Aku yakin, orangtuaku selalu saling menguatkan. Keduanya sudah memahami satu sama lain, sehingga mereka tidak perlu berkomunikasi dengan kata-kata.”
“Terima kasih juga untuk para tenaga medis yang telah memahami keinginan orangtua saya. Kami benar-benar sangat menghargai upaya tersebut,” pungkasnya.
Sementara itu, belum diketahui bagaimana pasangan suami-istri tersebut bisa tertular Virus Corona. Pasalnya, Tim bercerita bahwa ia dan kedua orangtuanya sudah memutuskan untuk di rumah saja bahkan sejak Februari lalu.
Itulah kisah mengharukan dari pasangan lansia yang meninggal sambil berpegangan tangan akibat COVID-19. Semoga kisah cinta mereka kekal abadi, ya, Parents.
***
Referensi: ABC News, Kompas
Baca juga:
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.