Partus prematurus imminens (PPI). Sudah pernah mendengar istilah ini, Parents? PPI adalah persalinan prematur yang mengancam.
Berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) terakhir yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2017, angka kematian bayi baru lahir cukup tinggi yakni 15/1000. Artinya dari setiap 1000 kelahiran (neonatal), ada 15 bayi baru lahir (neonatus) yang meninggal.
Sebanyak 75% dari kematian neonatal tersebut terjadi pada minggu pertama setelah lahir. Sementara 40% meninggal dalam 24 jam pertama kehidupannya. Yang menjadi penyebab utama kematian neonatal adalah partus prematurus (kelahiran prematur), komplikasi terkait persalinan, infeksi, dan birth defect (cacat lahir).
Dari data di atas, diketahui bahwa partus prematurus imminens menjadi salah satu penyebab kematian bayi. Apa itu PPI dan seberapa berbahaya? Apa saja penyebab dan bagaimana cara pencegahannya?
Tim theAsianparent Indonesia mewawancarai dr. Fahlevy, SpOG, seorang dokter kandungan asal Sukabumi yang berpraktik di RS Kartika Cibadak dan RS Bhakti Medicare Cicurug. Beliau menjelaskan panjang lebar mengenai PPI ini.
Sebenarnya apa itu partus prematurus imminens?
Partus Prematurus Imminens (latin) dalam Bahasa Inggris Preterm Threatened Labor adalah Persalinan Kurang Bulan yang mengancam. Ada dua kemungkinan. Bisa berakhir menjadi persalinan kurang bulan (bayi lahir prematur) atau berlanjut kehamilannya sampai cukup bulan.
Kapan seorang ibu hamil bisa dikatakan mengalami partus prematurus imminens?
Apabila seorang ibu hamil yang dalam kehamilan kurang dari 37 minggu mengalami tanda-tanda awal persalinan. Antara lain nyeri pinggang (kontraksi rahim) yang hilang timbul, semakin lama semakin sering.
Lalu adanya tanda lendir dari vagina yang bercampur darah. Apabila kita lakukan ultra sonografi tampak adanya penipisan mulut rahim hingga cervical funneling.
Artikel terkait: Risiko Bayi Prematur
Jika PPI terpaksa berujung persalinan, apa dampaknya bagi bayi?
Jika partus prematurus imminens berujung pada persalinan dan bayinya lahir, tentu memiliki dampak bagi bayi. Misalnya, belum matangnya paru-paru janin dan organ lainnya yang meningkatkan risiko lamanya rawatan di ruang NICU serta meningkatkan risiko mortalitas (kematian) janin.
Apakah kelahiran prematur ini berpengaruh ketika dia tumbuh besar/dewasanantinya?
Pada kasus tertentu bisa menyebabkan miopia in premature baby bahkan retinopati, dan gangguan metabolik pada saat dewasa.
Apakah partus prematurus imminens juga berdampak pada ibu yang melahirkan?
Tidak ada, tetapi apabila terjadi PPROM (Preterm Premature Rupture of Membran) atau ketuban pecah dini pada kehamilan preterm maka berisiko terjadinya infeksi maternal/ibu hingga sepsis (kondisi medis serius di mana terjadi peradangan di seluruh tubuh yang disebabkan oleh infeksi).
Artikel terkait: Waspada air ketuban pecah dini sebelum HPL, ini bahayanya!
Mengingat risiko kematian bayi, bagaimana penanganan ibu hamil yang mengalami PPI?
Apabila terjadi PPI/PTL maka harus diberikan pencegahan seperti pemberian tokolitik (obat mencegah kontraksi) dan mengeliminir faktor risiko penyebab PPI.
Kita pun dapat memprediksi melalui USG dengan menilai panjang servik. Apabila kurang dari 2.5 mm maka sangat berisiko terjadinya persalinan kurang bulan (bayi lahir prematur).
Jika ini terjadi, kita berikan si ibu kortikosteroid i.v. Tujuannya untuk mempersiapkan pematangan paru-paru janin. Selain itu, juga diberikan surfaktan dan alat bantu nafas neonatus agar bayi yang dilahirkan dapat survive saat dilahirkan .
Namun, sebisa mungkin kita cegah persalinan prematur yang mengancam ini berlanjut ke persalinan. Karena tempat terbaik untuk membesarkan fetus/janin yaitu rahim ibu. Apabila kita berhasil mencegah persalinan maka kita evaluasi keadaan janin hingga usia cukup bulan dan siap untuk lahir pada waktunya.
Bagaimana cara mencegah partus prematurus imminens supaya tidak menjadi persalinan prematur?
Kita bagi menjadi dua:
1. Menghilangkan faktor risiko PPI
- Keputihan dalam kehamilan. Apabila ada keputihan atau tanda-tanda peradangan sistemik, kita berikan antibiotika atau anti radang yang sesuai
- Peradangan sistemik seperti demam karena berbagai sebab bahkan peradangan gigi dan gusi.
2. Pemberian tokolitik (obat pencegah kontraksi).
Semisal nifedipine, magnesium sulfat. Namun, paling efektif adalah atosiban yang bekerja menghambat reseptor oksitosin (belum mendapat izin edar di indonesia).
Artikel terkait: Gejala Melahirkan Bayi Prematur yang Perlu Diketahui Setiap Ibu Hamil
Apa saja penyebab ibu hamil mengalami PPI?
- Keputihan/infeksi vagina
- Infeksi/peradangan sistemik seperti ibu demam dan sakit gigi
- Manipulasi dari luar (di beberapa tempat banyak budaya memijat perut ibu hamil) akan meningkatkan risiko PPI
- Penggunaan obat-obatan pemicu kontraksi
- Ketuban pecah dini (PPROM)
- Kehamilan multiple (hamil kembar)
Apakah makanan yangg dikonsumsi ibu hamil berpengaruh memicu PPI?
Sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang mendukung akan makanan tertentu terkait PPI
Apa yang bisa dilakukan ibu hamil untuk mencegah terjadinya PPI?
Cegah faktor risiko, apabila ada keputihan tentu harus diobati. Apabila ada peradangan atau demam segera diobati bahkan sakit gigi sekalipun.
Yang paling penting adalah menjaga kebersihan vagina, makan makanan dengan gizi yang seimbang, serta kontrol kehamilan yang cukup dan berkualitas.
Adakah pengalaman berkesan bagi dokter ketika menangani pasien partus prematurus imminens?
Pernah mempertahankan pasien dengan PPI bahkan sudah pembukaan 2 cm di usia kandungan 26 minggu disertai ketuban pecah dini, hingga berhasil bertahan 36 minggu.
Saat itu terpaksa kita induksi karena parameter kesejahteraan janin kurang baik. Akhirnya bayi dilahirkan dengan selamat serta memiliki skor apgar* baik.
Beberapa minggu lalu si ibu kontrol kehamilan anak berikutnya bersama bayi umur 2 tahun yang sehat dan pintar yang dulu lahir prematur. Hal sederhana melihat anak yang dilahirkan menjadi sehat adalah suatu kebahagiaan bagi dokter obgyn.
***
Demikian hasil wawancara kami dengan dr. Fahlevy, SpOG tentang partus prematurus imminens. Semoga bermanfaat bagi Parents, terutama yang sedang hamil dan menanti HPL.
Jika ingin berkonsultasi dengan dr. Fahlevy, SpOG, Parents bisa mengunjungi rumah sakit tempat beliau praktek yakni di RS Kartika Cibadak dan RS Bhakti Medicare Cicurug – Sukabumi
*skor apgar: metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran.
Sumber tambahan: cnbc
Baca juga:
Cegah kelahiran bayi prematur dengan 8 cara ini, bumil wajib tahu!