4 Macam Pakaian Adat Kalimantan Selatan, Anggun dan Kaya Makna 

Ada yang dipengaruhi budaya Timur Tengah, Cina, hingga agama Hindu lho

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Provinsi Kalimantan Selatan adalah provinsi yang berada di bagian selatan Pulau Kalimantan. Provinsi yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa ini memiliki Balikpapan sebagai ibukotanya. Menurut Sensus Penduduk Indonesia tahun 2010, sebanyak 2,7 juta dari 4,1 juta jiwa masyarakat Suku Banjar atau juga dikenal dengan nama Urang Banjar tinggal di Kalimantan Selatan. Kehadiran suku Banjar mempengaruhi banyak aspek budaya di provinsi ini, tak terkecuali pakaian adat Kalimantan Selatan.

Salah satu wujud pengaruh tersebut nampak dalam pakaian adat yang dipakai oleh masyarakat Kalimantan Selatan. Selain itu, sebagaimana pakaian adat Indonesia di provinsi lainnya, pakaian tradisional Kalsel dipengaruhi oleh budaya suku-suku yang mendiami wilayah Kalimantan Selatan, ternyata ada juga pengaruh dari budaya lain. Bahkan, juga ada pengaruh dari agama tertentu. 

Seperti apa pakaian adat dari provinsi yang satu ini? Simak bersama yuk Parents!

Artikel terkait: Sejarah, Filosofi, dan Resep Bubur Asyura Khas Banjar 

Macam-Macan Pakaian Adat Kalimantan Selatan

1. Bagajah Gamuling Baular Lulut 

Sumber: Pariwisataindonesia.id

Pakaian yang satu ini sering dipakai dalam upacara pernikahan. Menurut sejarahnya, selain mendapat pengaruh dari adat Banjar, pakaian ini juga mendapat pengaruh dari agama Hindu. Dahulu, Pakaian Adat Bagajah Gamuling Baular Lulut hanya dipakai kaum bangsawan, namun sekarang semua kalangan dapat mengenakannya. 

Pengantin wanita biasanya mengenakan kemben yang disebut udat atau baju yang dihiasi dengan payet. Sebagai bawahan, mereka mengenakan kain dengan taburan payet, manik dan sulaman benang emas yang berbentuk motif halilipan (hewan lipan).

Motif ini menjadi perlambang hewan yang memiliki kecerdikan dan tidak suka pamer kekuatan meskipun sangat berbisa. Kemudian, untuk aksesorisnya, para wanita memakai ikat pinggang juga mahkota yang dihias dengan rangkaian kuncup bunga melati, mawar, dan kembang goyang. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sedangkan, pengantin pria biasanya mengenakan baju polo berupa kemeja lengan pendek tak berkerah atau tidak mengenakan baju atasan. Untuk bawahan, mereka mengenakan celana pendek yang dilengkapi dengan kain berhias manik-manik dan ikat pinggang. Aksesoris lain yang dikenakan oleh para pengantin pria adalah kalung samban dan mahkota yang berbentuk melingkar. 

2. Baamar Galung Pancar Matahari 

Sama dengan sebelumnya, Baamar Galung Pancar Matahari juga merupakan salah satu baju pengantin dari suku Banjar. Baju ini terbuat dari bahan beludru berwarna seperti kuning untuk mencerminkan kemewahan, serta kaya akan hiasan manik-manik berbagai motif.

Pakaian untuk mempelai laki-laki berupa hiasan kepala dari bahan serupa, jas, celana panjang, dan sarung pendek (sepanjang lutut). Mempelai perempuan mengenakan amar (mahkota) dari logam berwarna emas berbentuk dua naga berebutan mustika dan tumpukan kembang goyang. Selain itu dipercantik dengan hiasan bunga serta ronce dari kelopak mawar merah dan kembang melati yang menguncup. Di belakangnya ada hiasan halilipan (lipan) yang terbuat dari janur.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bajunya berupa atasan lengan pendek dengan hiasan sabuk berwarna emas, sedangkan bawahannya menggunakan sarung dengan motif halilipan dan sisik naga, sama dengan pada pengantin laki-laki. 

Artikel terkait: 6 Jenis Alat Musik Tradisional Suku Dayak Kalimantan, Unik dan Merdu!  

3. Babaju Kun Galung Pacinan 

Sumber: Blog.dinus.ac.id

Baju adat yang satu ini cukup unik karena merupakan hasil akulturasi budaya Banjar, Cina dan Timur Tengah. Baju ini diketahui sudah ada sejak abad ke-15.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Untuk para pria, pakaian yang dikenakan terdiri dari jubah dan kopiah alpe. Kopiah alpe ini dipakai dengan dilengkapi surban ataupun tanjak laksamana. Sebagai aksesoris, dikenakanlah roncean bunga melati untuk kalung dan alas kaki berupa selop.

Sedangkan, bagi wanita, pakaian yang dikenakan meliputi kebaya lengan panjang bergaya cheong sam. Kebaya ini dilengkapi dengan aneka hiasan manik-manik atau payet yang membentuk bunga teratai dan dijahit menggunakan benang emas. Bagian bawahannya dimodifikasikan dengan rok panjang bermanik-manik. Selain hiasan manik-manik atau payet, kebaya pengantin wanita akan disulam dengan menggunakan motif tirai bambu. 

Untuk aksesoris pelengkap, terdapat mahkota permata yang dilengkapi dengan kembang goyang dan tusuk konde. Uniknya, tusuk konde yang dikenakan itu memiliki bentuk huruf ‘lam’ dalam huruf Hijaiyah dan burung hong. Aksesoris ini semakin menegaskan adanya pengaruh dari budaya Timur Tengah dan Cina tersebut. 

4. Babaju Kubaya Panjang 

Sumber: Princesssweetofpersia.blogspot.com

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Perkembangan pakaian adat yang dikenakan saat upacara pernikahan di Banjar memang mengalami perkembangan. Terbukti dengan hadirnya baju pengantin Babaju Kubaya Panjang atau Banjar Baamar Galung Modifikasi. Perkembangan ini tentu bertujuan untuk membuat baju adat ini terus mengikuti tren dan mode yang berkembang. Apalagi Baamar Galung ini menjadi pakaian yang paling banyak digemari hingga saat ini.

Walau sedikit dimodifikasi, Pakaian ini tidak meninggalkan aturan baku dan keindahan alami dari adat yang berlaku. Pengantin laki laki masih mengenakan pakaian yang sama dengan galung pancar matahari. Sementara untuk perempuan yang sebelumnya menggunakan baju poko, maka diganti dengan kebaya panjang.

Namun hal ini dapat disesuaikan dengan si pemakai jika ingin memunculkan nuansa Islami. Tak jarang ada juga yang memakai jilbab dengan mahkota atau amar untuk mempercantik penampilan. Karena memang tujuan baju adat ini bisa digunakan di era modern dan bisa mengikuti perkembangan zaman yang ada saat ini.

Meskipun sudah dimodifikasi, tetap tidak meninggalkan aksesoris berupa roncean bunga mawar dan melati. Karena perlu diingat jika hampir semua pakaian adat yang ada di Kalimantan Selatan memang menggunakan roncean bunga ini. Selain untuk mempercantik, hadirnya rocean ini juga bisa menjadi ciri khas. Saat ini keberadaan baju adat satu ini tetap populer dan banyak digunakan oleh pasangan yang menikah dengan nuansa Banjar. 

Artikel terkait: 6 Jenis Pakaian Adat dari Provinsi Kalimantan Barat yang Indah Menawan  

Itulah beberapa pakaian adat Kalimantan selatan yang perlu Parents tahu. Pakaian adat ini sering dipakai oleh masyarakat Kalimantan Selatan dalam acara acara penting. Namun, merupakan kewajiban kita sebagai seluruh warga Indonesia untuk turut melestarikannya. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga: