Peran orangtua sangatlah penting bagi anak, dukungan orangtua bisa membantu sang anak menghadapi setiap masalah dan kesulitan yang ia temui dalam kehidupannya sehari-hari. Seperti contoh, Prilly Latuconsina yang ternyata dekat sekali dengan orangtua, bahkan ia dapat bangkit dari perundungan karena andil orangtuanya. Tentunya peran orangtua Prilly Latuconsina sangat besar dalam kehidupan sang anak.
Kepercayaan adalah hal yang penting. Jika anak sudah menaruh kepercayaannya kepada kita, maka akan lebih mudah untuk membimbing anak ke tahapan-tahapan selanjutnya. Anak juga akan merasa nyaman di dekat keluarga sehingga minim kemungkinan ia akan mencari kenyamanan di tempat lain.
Prilly Ungkap Dekat Dengan Orangtua Membuatnya Bangkit dari Bullying
Dalam acara Road to Hari Keluarga Nasional Ke-27, Prilly Latuconsina bercerita mengenai pengalaman dirinya berjuang melawan perundungan atau bullying di awal kariernya.
Sudah tampil di televisi sejak usia belasan tahun, ia sempat merasa depresi karena perundungan secara daring yang ia dapatkan di akun media sosialnya. Prilly berkata bahwa kolom komentar di Instagramnya pernah penuh dengan hujatan, bahkan cenderung mengarah kepada body shaming.
Artis yang populer lewat serial Ganteng-Ganteng Serigala itu mengaku punya hubungan yang dekat dengan orangtuanya. Ia sudah terbiasa untuk menceritakan segala sesuatu yang ia alami kepada orangtuanya, termasuk pengalaman dan perasaannya.
Orangtua Prilly pun akhirnya mengetahui bahwa putrinya menjadi korban perundungan dan diserang secara psikologis.
“Habis itu dengan didikan orangtua, masukan orangtua juga. Mereka bilang percuma kita depresi karena mereka (para perundung) juga nggak dapat impact-nya. Jadi satu-satunya yang bisa saya lakukan adalah bangkit dan membuktikan bahwa yang mereka katakan itu salah,” ungkap Prilly.
Ketua Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo yang juga tampil di acara tersebut mengungkapkan bahwa keluarga memiliki fungsi yang sangat penting, terutama untuk para anak korban perundungan. Orangtua diharapkan dapat melindungi dan memberikan rasa aman kepada anak.
“Kuncinya menurut saya, orangtua harus bisa jadi tempat curhat. Orangtua harus bisa terbuka dan akrab pada anak, karena biasanya anak-anak jika merasa tidak sebaya, akan berat untuk curhat,” tegasnya.
Artikel terkait: Prilly Latuconsina Mengaku Idap Gangguan Mental OCD, Berbahayakah?
Pentingnya Orangtua Akrab Dengan Anak
Memperingati Hari Keluarga, Hasto menyatakan bahwa jika orangtua tidak akrab dengan anak, maka sang anak akan sulit untuk mengungkapkan perasaannya. Kendala paling besar yang sering ditemui dalam berbagai kasus adalah anak lebih memilih untuk curhat kepada teman dibandingkan orangtua.
Ia menyarankan agar orangtua tidak hanya dekat dengan anak tapi juga harus mengenal lingkungan anak. Orangtua perlu mengetahui siapa saja teman-teman anak dan dengan siapa saja ia bergaul.
“Dari 100 anak, 7 punya mental disorder meskipun tidak semuanya mengarah ke seksualitas. Ada yang mudah depresi, cemas, megalomania. Sikap-sikap seperti ini yang orangtua harus paham. Tidak ada salahnya orangtua undang makan teman-teman anak, ngobrol dengan teman-teman anak, ini penting supaya orangtua membaur,” ucapnya.
Hasto mengakui bahwa gangguan kesehatan mental menjadi isu yang harus diperhatikan di zaman sekarang. Gangguan tersebut dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti contoh gangguan seksual hingga psikologis seperti kecemasan berlebih.
Seperti Apa Orangtua Harus Terlibat di Dalam Lingkungan Pertemanan Anak?
Tentunya semua orangtua ingin melindungi anaknya dari berbagai macam hal yang ada di dunia ini. Salah satunya adalah membimbing anak untuk memasuki dunia pertemanan dimana ia nantinya akan berdiri sendiri tanpa orangtuanya.
Sama seperti berbagai proses belajar lainnya, anak tetap harus didukung dalam menjalani hubungan pertemanannya. Namun, terlibat terlalu jauh juga dinilai kurang baik untuk perkembangan anak. Lalu sejauh apa orangtua boleh terlibat dalam pertemanan anak dengan orangtuanya?
“Orangtua perlu melihat situasi-situasi yang terjadi dalam hubungan pertemanan sebagai kesempatan untuk mengajari anak mengenai nilai-nilai kehidupan,” jelas Dana Kerford, seorang praktisi psikologi dikutip dari Melbourne Child Psychology.
Terlalu memegang kendali dalam lingkungan pertemanan anak dapat menyebabkan tumbuhnya hubungan yang tidak sehat antara orangtua, anak, dan teman anak.
Beberapa hal yang harus diperhatikan orangtua dalam pertemanan anak adalah sebagai berikut:
- Melihat ‘masalah’ dalam hubungan pertemanan anak sebagai kesempatan untuk berkembang. Kemampuan sosial anak akan diasah dalam lingkungannya dan bagaimana cara anak menghadapi masalah akan menjadi bekal yang utama untuk kehidupannya.
- Orangtua perlu menjadi pihak yang berempati dan mendengarkan. Libatkan diri Parents dalam kehidupan anak dengan cara mengetahui apa yang mereka rasakan dan alami. Anak sesungguhnya ingin merasa diakui dan dimengerti.
- Mendorong anak agar mampu berdiri sendiri. Ajarkan anak untuk berani berkata ‘tidak’ pada sesuatu yang bertentangan dengan nilai moral yang ia yakini.
- Memberitahu anak mengenai perbedaan hubungan yang sehat dan yang tidak. Pastikan anak mengetahui bahwa respect dan kepercayaan adalah hal yang penting di dalam hubungan pertemanan yang ia miliki. Anak juga perlu diajari untuk paham bahwa teman yang baik akan membuat mereka juga merasa baik akan dirinya sendiri.
Perlu diingat bahwa dulu orangtua juga pernah merasakan menjadi seorang anak. Coba Parents ingat-ingat kembali bagaimana pandangan Anda mengenai keterlibatan orangtua di dalam hubungan pertemanan kita. Menempatkan diri di posisi anak adalah salah satu hal yang penting dan kadang sering terlupakan.
Seperti orangtua Prilly Latuconsina, kita juga tentunya ingin menjadi orangtua yang dekat dengan anak. Yuk, kita ciptakan lingkungan keluarga yang menyenangkan bagi anak.
Sumber: CNN Indonesia, Melbourne Child Psychology
Baca Juga:
Psikolog: Orangtua jangan fokus jadi 'teman baik' anak, bisa berdampak buruk!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.