Bencana dan fenomena alam yang berpotensi membahayakan hendkanya harus selalu diwaspadai. Seperti salah satu peristiwa yang baru-baru ini terjadi, yakni ombak tinggi di perairan Sulawesi.
Ombak tinggi di Manado dan perairan Sulawesi Utara ini dijelaskan terjadi karena dampak pengaruh siklon tropis (tropical depresion thirtyfive) di sekitar Filipina sehingga massa uap air dan angin mengarah ke sana.
“Akibatnya angin kencang dan gelombang tinggi,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis di Jakarta, seperti dilansir dari Antara, (28/12/2018).
“Jika kondisi membahayakan, jangan melakukan aktivitas di sekitar pantai dan laut untuk sementara waktu,” jelas Sutopo seraya mengimbau masyarakat untuk tenang dan meningkatkan kewaspadaan.
Artikel Terkait : Gunung Anak Krakatau erupsi, lakukan ini agar anak tidak panik saat bencana alam
Waspadai ombak tinggi di perairan Sulawesi
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) masyarakat Sulawesi hendkanya mewaspadai adanya ombak tinggi di sekitar perairan.
Ia menerangkan, ombak tinggi di perairan Sulut tidak ada kaitan dengan dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau karena lokasinya sangat jauh. “Juga bukan disebabkan oleh aktivitas tektonik,” kata dia.
Sebelumnya Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta warga di sekitar perairan Sulawesi, termasuk Manado dan Maluku, untuk mewaspadai ombak tinggi setinggi 2,5–4 meter yang diperkirakan terjadi hingga Jumat pagi ini.
“Peringatan dini ini berlangsung hingga tanggal 28 Desember 2018 pukul 08.00 Wita,” kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Bitung, Sulawesi Utara (Sulut), Ricky Daniel Aror, S.Si.
Gelombang setinggi 4 meter, menurut dia, berpeluang terjadi di Laut Sulawesi bagian timur, Perairan Kepulauan Sangihe dan Talaud, serta Laut Maluku bagian utara.
Selanjutnya, untuk gelombang setinggi 1,25–2,5 meter diperkirakan terjadi di Laut Sulawesi bagian tengah, perairan Bitung dan Manado, Laut Maluku bagian selatan, serta perairan Selatan Sulut.
Pada beberapa netter menyebut jika ombak pasang itu berada di kawasan Megamas, Manado. Jika dilihat dari video yang beredar, masih banyak pengunjung yang memadati kawasan tersebut hingga malam hari.
Baca juga: Jelaskan pada anak-anak bagaimana cara menghadapi tsunami
Terdengar angin kencang dan air laut tumpah ke jalanan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan kemungkinan adanya gelombang tinggi.
Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Gorontalo telah mengimbau pada seluruh pihak terkait risiko gelombang tinggi.
Dilansir Kompas.com, gelombang tinggi hongga empat meter berpeluang terjadi di Laut Sulawesi bagian tengah dan timur. BMKG menyebutkan jika gelombang tinggi akan terjadi khususnya pada perairan Kepulauan Sangihe, perairan Kepulauan Talaud, dan Laut Maluku.
Peringatan ini disampaikan Ricky Daniel Aror, Kepala Seksi Observasi dan Informasi, Stasiun Meterorologi Kelas II Maritim Bitung.
Artikel Terkait : Petugas dengar tangisan, bocah 5 tahun berhasil selamat dari tsunami Banten
Cuaca ekstrem juga terjadi
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun menyebutkan bahwa cuaca ekstrem pun saat ini tengah terjadi di sekitar daerah Sulawesi.
Cuaca ekstrem ini diperkirakan juga terjadi di wilayah Kota Manado, Kotamobagu, Tomohon, Bitung, Kabupaten Minahasa, Minahasa Selatan, Minahasa Utara, Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Utara, serta Bolaang Mongondow Timur dan sekitarnya.
Cuaca seperti ini dapat meluas ke wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara, Bolaang Mongondow Selatan, Kepulauan Sitaro, dan sekitarnya. “Kondisi ini diperkirakan masih dapat berlangsung hingga pukul 17.00 Wita,” ujarnya.
Peran orangtua saat bencana alam terjadi
Saat kondisi ini terjadi, tugas orangtua ialah menjelaskan dan menenangkan si kecil. Jangan sampai, kejadian yang banyak diberitakan di media bisa mengganggu ketenangannya hingga ia gelisah.
Orangtua hendaknya menjelaskan secara sederhana terkait dengan kemungkinan bencana alam yang terjadi. Jelaskanlah dengan bahasa yang ringan, bila perlu Anda bisa mencari alat bantu untuk sosialisasi pada si kecil, mislanya saja melalui video YouTube.
Setelah itu, jelaskan secara perlahan mengenai langkah yang sebaiknya dilakukan saat bencana alam terjadi. Parents bisa memberikan simulasi sederhana, misalnya dengan bermain peran. Anda pun bisa memberikan beberapa contoh nomor telepon darurat saat terjadinya bencana.
Selain itu, tanamkan pada diri si kecil agar tidak perlu merasa terlalu panik, khususnya bila sudah menghubungi pihak yang berwenang. Semoga informasi di atas bisa bermanfaat.
Sumber : Antara News
Baca Juga :
Waspada bencana, ini nomor darurat di Jakarta yang bisa Anda hubungi!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.