Betametason merupakan obat yang digunakan untuk meringankan gejala sejumlah gangguan kesehatan, seperti reaksi alergi, radang sendi, asma, ulcer, sarcoidosis, kolitis, serta gangguan tiroid. Obat juga digunakan untuk sejumlah penyakit termasuk gangguan rematik dan lupus, penyakit kulit seperti dermatitis dan psoriasis.
Betametason sendiri adalah obat yang termasuk golongan kortikosteroid. Cara kerjanya yaitu dengan menghambat pelepasan zat-zat kimia yang menyebabkan terjadinya reaksi peradangan, serta mempunyai efek menekan sistem imun tubuh, sehingga membantu meringankan peradangan.
Betametason tersedia dalam bentuk tablet, sirup, pil, injeksi, serta dalam bentuk salep seperti krim, losion, gel, atau aerosol (semprotan) untuk kulit, dan busa untuk kulit kepala. Dalam bentuk krim obat ini digunakan secara topikal untuk meredakan iritasi kulit, seperti gatal dan pengelupasan kulit akibat eksim. Penggunaan obat yang satu ini hanya dibolehkan sesuai anjuran dokter.
Di pasaran obat ini dijual dengan berbagai merek dagang. Namun, dari sekian merek dagang yang ada tidak semua mengantongi izin dari BPOM sehingga Parents perlu berhati-hati. Untuk memastikan produk yang Anda pakai adalah produk yang aman, sebaiknya cek terlebih dahulu melalui situs resmi BPOM.
Artikel terkait: Obat Dexamethasone – Manfaat, Dosis, dan Efek Samping
Dosis dan Cara Pemberian Betametason
Dosis penggunaan betametason tergantung dari jenis penyakit, derajat keparahan, dan reaksi tubuh terhadap obat ini. Dokter akan memberikan dosis sesuai bentuk sediaan obat, usia, dan kondisi yang akan ditangani. Berikut beberapa gangguan atau penyakit yang diresepkan menggunakan betametason.
Alergi dan Peradangan
Untuk menangani alergi dan peradangan, cara pemberian betametason dapat melalui oral dalam bentuk tablet atau sirup. Dosis yang diberikan untuk orang dewasa berkisar 2–3 mg/hari, selama beberapa hari pertama. Selanjutnya, dosis dapat dikurangi sebanyak 0,25 mg atau 0,5 mg, tiap 2–5 hari, menyesuaikan pada respons terapi.
Pemberian juga dapat melalui injeksi atau suntikan secara intramuscular (IM) atau intravena (IV). Dosis pada orang dewasa yaitu 4–20 mg, 3–4 kali sehari. Untuk anak-anak 6-12 tahun yaitu 4 mg, 3–4 kali sehari. Anak-anak 1-5 tahun yaitu 2 mg, 3–4 kali sehari. Sedangkan untuk anak-anak 1 tahun ke bawah yaitu 1 mg, 3–4 kali.
Rematik (Rheumatoid Arthritis)
Pemberian obat ini untuk menangani kondisi rematik dapat diberikan melalui injeksi suntikan dengan dosis untuk orang dewasa yaitu 0,5–2 mg per hari. Dosis dapat dikurangi secara bertahap sesuai dengan respons terapi.
Osteoarthritis
Untuk menangani osteoarthritis, cara pemberian obat ini dapat melalui suntikan secara intra articular atau melalui sendi. Dosisi pada orang dewasa yaitu 3–12 mg.
Psoriasis
Betametason dalam bentuk salep atau krim dapat digunakan untuk mengurangi efek peradangan dan plak pada psoriasis. Dapat digunakan kombinasi dengan calcipotriol untuk pengobatan plak psoriasis kronis sedang sampai parah (psoriasis vulgaris) pada kulit kepala orang dewasa.
Kontraindikasi
- Infeksi jamur sistemik.
- Pemberian bersamaan dengan virus hidup atau vaksin hidup yang dilemahkan pada pasien yang menerima dosis imunosupresif glukokortikoid.
- Pemberian epidural pada pasien dengan infeksi lokal atau sistemik.
- Individu dengan gangguan perdarahan atau menerima terapi antikoagulan bersamaan (misalnya, warfarin, heparin, agen antiplatelet).
- Pasien dengan hipersensitivitas terhadap agen anestesi lokal, agen kontras, atau glukokortikoid.
- Pasien yang mengalami komplikasi dengan suntikan glukokortikoid sebelumnya.
Artikel terkait: Jadi Obat Pasien COVID-19, Pahami Kegunaan dan Efek Samping Obat Tocilizumab
Interaksi Betametason dengan Obat Lain
Obat ini bisa bereaksi dengan obat-obatan lain yang sedang dikonsumsi. Beberapa interaksi obat yang dapat terjadi bila betametason digunakan dengan obat-obatan tertentu, antara lain:
- Dapat menyebabkan berkurangnya respons terhadap toksoid dan vaksin hidup atau tidak aktif.
- Terjadi peningkatan risiko perdarahan saluran pencernaan apabila dipakai bersamaan dengan obat dari golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
- Terjadi penurunan efek terapi betametason apabila dipakai bersamaan dengan barbiturate, ketoconazole, phenytoin, rifampin, dan troleandomycin.
- Peningkatan konsentrasi glukosa darah pada pasien diabetes mellitus apabila dipakai bersamaan dengan terapi antidiabetes.
- Potensi cedera serius (misalnya, kerusakan otak, kematian) ketika dikombinasikan dengan anestesi lokal dan analgesik opiat.
Artikel terkait: Clindamycin Obat Apa? Ini Kegunaan, Dosis, dan Efek Sampingnya
Efek Samping Betametason
Efek samping yang dapat disebabkan oleh obat ini antara lain ialah sakit kepala dan sulit tidur. Sedangkan pada pemakaian dalam bentuk krim atau salep, bisa menimbulkan rasa panas, gatal, atau perih pada bagian tubuh yang diobati.
Disarankan untuk segera menemui dokter apabila merasakan efek samping sebagai berikut:
- Sakit kepala
- Sembelit atau gangguan pencernaan
- Perubahan warna kulit, nyeri, atau pembengkakan pada kaki atau tungkai
- Urine dan feses berwarna gelap
- Nyeri dada
- Pernapasan tidak teratur
- Kurang nafsu makan
- Perubahan suasana hati
- Susah tidur
- Mual dan muntah
- Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
- Detak jantung atau denyut nadi yang cepat, berdebar, atau tidak teratur
- Penglihatan kabur
- Gatal-gatal atau ruam pada kulit
****
Parents, itulah ulasan mengenai betametason. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat, ya.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca juga:
Amankah Statin atau Obat Kolesterol Dikonsumsi Ibu Hamil? Ini Penelitian Terbarunya