Saat mengalami gangguan asam lambung, sudah tahu obat asam lambung yang bisa dibeli secara bebas maupun yang menggunakan resep dokter?
Berbicara soal gangguan kesehatan asam lambung, setiap orang pasti pernah mengalaminya. Paling tidak satu kali seumur hidup. Sebagian besar gangguan lambung ini terjadi akibat adanya peningkatan asam lambung. Asam lambung umumnya meningkat ketika seseorang mengalami gastritis (radang lambung/sakit mag) atau GERD (gastroesophageal reflux disease).
Bila produksinya terus berlebihan, cairan yang bersifat asam ini dapat melukai dinding usus, lambung, hingga kerongkongan. Selanjutnya, hal ini akan menimbulkan gejala asam lambung naik seperti nyeri ulu hati, kembung, cepat kenyang mual, sering bersendawa, rasa panas di dada, hingga mulut terasa pahit.
Gejala-gejala tersebut dapat diatasi oleh obat-obat asam lambung yang tersedia di apotik. Mana yang dipilih tentu tergantung kondisi yang mendasari dan tingkat keparahan gejalanya.
Berikut adalah pilihan obat lambung yang bisa dibeli tanpa resep (over-the-counter/OTC) dan yang memerlukan resep dari dokter
Pilihan Obat Asam Lambung yang Bisa Dibeli Tanpa Resep
1. Antasida
Antasida sering menjadi obat yang pertama digunakan untuk membantu mengurangi keluhan nyeri ulu hati atau rasa panas di dada. Antasida mengandung mineral aluminium, magnesium, atau kalsium yang bersifat basa sehingga mampu menetralkan asam di dalam lambung. Obat ini bekerja cepat, sehingga mampu meredakan gejala hanya dalam waktu beberapa menit sejak dikonsumsi.
Antasida tersedia dalam bentuk suspensi, tablet kunyah atau effervescent. Beberapa merek dagang yang ada di pasaran, yaitu Mylanta®, Promag®, Gastrucid®, Antasida Doen, dan Lambucid®.
Efek samping yang mungkin timbul adalah diare dan konstipasi. Biasanya, efek samping muncul ketika antasida terlalu sering digunakan. Sebaiknya, selalu ikuti petunjuk penggunaan yang tertera di label kemasan obat.
2. Penghambat reseptor H2 (H2 blocker)
Obat dalam golongan ini bertujuan untuk menurunkan jumlah asam yang diproduksi lambung. Biasanya, obat-obatan dalam golongan ini mulai bekerja dalam waktu 1 jam setelah dikonsumsi. Meski mula kerjanya lebih lambat ketimbang antasid, obat-obat dalam golongan ini dapat meredakan gejala dalam waktu lebih lama, yakni 8-12 jam.
Obat penghambat reseptor H2 yang bisa dibeli bebas tersedia dalam bentuk tablet. Kandungan aktif yang banyak ditemukan di pasaran, yaitu ranitidine, cimetidine, famotidine, nizatidine. Efek samping yang mungkin timbul adalah sakit kepala, konstipasi, diare, mual dan muntah.
3. Penghambat pompa proton (proton pump inhibitor/PPI)
Sama seperti penghambat reseptor H2, obat dari golongan PPI bekerja dengan menghambat produksi asam lambung. Namun, dengan efek yang lebih kuat. Obat ini paling efektif untuk individu dengan GERD yang kerap mengalami rasa panas di dada (heartburn).
Obat dari golongan PPI tersedia dalam bentuk pil atau kapsul dan hanya sedikit jenisnya yang dijual bebas, di antaranya lansoprazole, omeprazole, dan esomeprazole.
Efek samping yang mungkin timbul adalah diare, mual dan muntah, sakit kepala, nyeri perut serta ulu hati. Efek samping yang lebih jarang namun lebih serius, mencakup risiko radang paru, patah tulang, dan hipomagnesemia (kadar magnesium darah rendah).
Pilihan Obat yang Memerlukan Resep Dokter
Bila gejala tidak terlalu sering atau berat, obat bebas umumnya cukup efektif dalam mengatasi gangguan lambung. Bila gejala cenderung menetap dan mengganggu aktivitas, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan obat resep yang tepat.
Jenis obat yang kerap diresepkan untuk gangguan lambung, yakni:
1. Obat penurun produksi lambung
Obat yang termasuk ke dalam golongan ini yakni penghambat reseptor H2 dan PPI. Fungsi kerja dan zat aktifnya sebagian besar sama dengan bentuk sediaan obat bebasnya. Namun, dosis per satuan obatnya lebih tinggi untuk obat resep. Bentuk sediaan sirup untuk obat dari golongan ini pun hanya tersedia dalam bentuk obat resep.
Dosis yang lebih tinggi memiliki lebih efektif dalam memperbaiki gejala dan penyembuhan luka pada dinding lambung.
2. Agen sitoprotektif
Obat dari golongan ini bekerja dengan membentuk lapisan (coating) untuk melindungi dinding lambung dari erosi asam. Fungsi lainnya, yakni memicu produksi lendir dan meningkatkan aliran darah pada dinding saluran cerna. Contoh agen sitoprotektif yaitu misoprostol dan sukralfat.
3. Agen prokinetik
Prokinetik merupakan obat-obatan yang membantu lambung memproses makanan lebih cepat. Obat dari golongan bekerja dengan menstimulasi otot-otot saluran cerna, sehingga asam tidak terlalu lama berada di dalam lambung serta menguatkan otot sfingter esofagus (kerongkongan) bagian bawah (lower esophageal sphincter/LES) agar asam tidak berbalik naik ke esofagus. Contoh obat dari golongan ini yaitu metoclopramide, cisapride, dan bethanechol.
Akan tetapi, penggunaannya harus berhati-hati oleh karena dapat menimbulkan efek samping yang serius seperti rasa kantuk yang berlebihan, kelemahan tubuh, diare, gangguan gerak, dan gelisah.
4. Obat untuk menguatkan otot sfingter bagian bawah esofagus
Pada individu dengan GERD yang kambuhan, dokter kadang-kadang meresepkan baclofen, yang berfungsi menurunkan frekuensi relaksasi otot LES. Dengan demikian, asam lambung bisa dicegah agar tidak naik ke esofagus.
Efek samping yang dapat timbul, yakni gangguan kesadaran, kelemahan tubuh, sakit kepala, tekanan darah rendah, dan insomnia.
5. Antibiotik
Bila gangguan lambung disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori, maka dokter akan meresepkan pula antibiotik di luar obat untuk mengatasi asam lambung itu sendiri.
Antibiotik yang digunakan untuk hal ini, mencakup amoxicillin, klaritromisin, metronidazole, tetracycline dan levofloxacin. Pada kasus infeksi Helicobater pylori, biasanya diberikan lebih dari 1 macam antibiotik, yang juga dikombinasi dengan obat dari golongan PPI. Durasi pengobatan dapat berlangsung selama 7-14 hari.
Jadi, Kapan Perlu Obat Asam Lambung yang Bebas Dijual Maupun Obat Resep?
Sebagai lini pertama untuk meredakan gejala gangguan lambung, umumnya digunakan obat bebas. Namun, bila digunakan hingga lebih dari dua minggu atau bila gejala tidak membaik dengan konsumsi obat-obat bebas, itu merupakan tanda bahwa Anda harus berkonsultasi dengan dokter.
Gejala gangguan lambung yang sering atau berat dapat menjadi tanda dari kondisi yang lebih serius dan dapat semakin memburuk bila tidak diobati dengan tepat. Pada kasus-kasus seperti ini, Anda membutuhkan pemeriksaan lanjutan dan obat-obat resep. Obat resep dapat memberikan efek yang lebih kuat untuk meredakan gejala serta mengurangi frekuensi kekambuhan gejala di masa depan.
Baca Juga:
Penyakit Maag Kronis Jangan Diabaikan, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Waspada! Penyakit asam lambung pada anak bisa menyebabkan komplikasi serius
Penyakit Asam Lambung atau GERD, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.