Kartun memang tontonan yang menarik bagi anak-anak. Namun jika tidak diawasi dengan baik, nonton kartun bisa berdampak negatif bahkan berisiko bagi anak-anak. Seperti seorang anak perempuan berusia 8 tahun, yang mencoba meniru aksi dari film kartun anak-anak populer. Tak disangka, kejadian itu berujung maut.
Kematian seorang gadis kecil itu menambah dampak negatif nonton kartun
Insiden ini terjadi di Chengdu, China pada Agustus 2018.
Awalnya, gadis kecil yang disapa Xiao Ting itu menemani sang ayah ke pasar dekat rumah, tempatnya bekerja. Tetapi tak lama kemudian, Xiao Ting merasa bosan dan kembali ke apartemen bersama temannya.
Ibunya sakit dan ada di rumah. Kedua anak itu entah bagaimana menyadari diri mereka terkunci di kamar mandi saat bermain. Xiao Ting berusaha memanjat tali dari jendela lantai enam, karena ia pernah melihat aksi serupa dalam sebuah film kartun Cina yang populer, Boonie Bears.
Ia mendarat di balkon lantai dua. Ketika ayahnya pulang ke rumah, teman Xiao Ting memberitahu bahwa Xiao Ting jatuh dari jendela.
Ayahnya yang terkejut bergegas ke tempat kejadian dan menemukan Xiao Ting terluka parah dan masih hidup. Dia segera dilarikan ke rumah sakit, tetapi luka-lukanya sangat kritis. Hingga akhirnya 3 hari kemudian, ia meninggal.
Bukan Tragedi yang Pertama
Kejadian ini sangat disayangkan, bahwa nonton kartun tanpa bimbingan dan pengawasan dari orangtua bisa berakibat fatal, hingga berujung kematian. Sedihnya ini bukan kasus pertama dampak negatif nonton kartun, dimana kita tahu pikiran anak-anak sangat mudah dipengaruhi secara negatif oleh dunia kartun yang dibuat-buat.
Ada banyak kasus anak-anak di China yang terluka parah setelah nonton kartun. Salah satunya ketika mereka melompat keluar dari jendela menggunakan payung sebagai parasut, setelah nonton kartun Boonie Bears.
Para orangtua juga menduga isi film mengandung kekerasan dan bahasa yang kurang baik bila ditonton anak-anak.
Menonton kartun yang tepat memang bisa memiliki banyak efek positif bagi si kecil, seperti mempromosikan perkembangan bahasa dan kosa kata. Namun, anak-anak sangat mudah dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat di televisi. Dan itu termasuk dengan mengenali dan mengidolakan karakter favorit mereka dalam kartun.
Berbicara secara fisik, nonton kartun adalah aktivitas pasif yang dapat melemahkan pandangan mata anak-anak, atau dapat menyebabkan kelainan tulang belakang. Kurangnya aktivitas fisik juga bisa menyebabkan masalah obesitas.
Menurut American Academy of Pediatrics, ratusan studi tentang efek kekerasan yang ada di TV pada anak-anak, telah menemukan beberapa dampak yang bisa dirasakan anak-anak, yaitu:
- Menjadi “kebal” terhadap ancaman kekerasan.
- Mulai menerima kekerasan sebagai cara untuk memecahkan masalah.
- Menirukan kekerasan yang mereka amati di televisi.
Sebagai orangtua, berikut ini beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi efek negatif nonton kartun pada anak-anak:
- Perhatikan program yang ditonton anak-anak dan tontonlah bersama mereka. Diskusikan apa yang Anda lihat di layar, dan kaitkan dengan kenyataan. Tanyakan kepada anak-anak Anda apa yang mereka sukai atau tidak suka tentang tontonan tersebut
- Tetapkan batas waktu yang dihabiskan anak-anak untuk menonton, apa pun kontennya. Menonton TV yang berlebihan dapat membuat anak-anak malas terlibat dalam kegiatan yang bermanfaat seperti membaca, bermain dengan teman, dan mengembangkan hobi mereka.
- Jangan membiarkan anak-anak melihat tontonan yang berisi konten kekerasan. Tekankan bahwa kekerasan tidak pernah menjadi solusi untuk masalah apa pun.
Intinya, pengawasan dari orangtua pada anak sangat penting, terutama dalam hal tontonan. Bimbinglah si kecil agar memilih tontonan yang tepat, tentu saja Anda perlu menyeleksinya terlebih dulu. Jangan biarkan si kecil menonton sendiri film atau program yang belum pernah Anda tonton sebelumnya.
Baca juga:
Kiat-kiat memilih tayangan kartun untuk anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.