Dampak dari perang antara Rusia dan Ukraina menyebabkan berbagai negara di dunia mengalami inflasi tinggi pada tahun 2022. Inflasi yaitu kenaikan harga barang berbagai komoditas pangan dan minyak membuat banyak negara maju “ketar-ketir” menghadapi kondisi ini. Sederet negara akhirnya dinobatkan sebagai negara dengan inflasi tertinggi.
Akibatnya nyata, inflasi mengakibatkan tergerusnya daya beli masyarakat. Inflasi yang terlalu tinggi akan berdampak negatif pada masyarakat berpendapatan menengah ke bawah yang sudah memiliki penghasilan pas-pasan, bahkan sebelum inflasi meningkat.
Mengutip Trading Economics, berikut ini adalah 10 negara dengan inflasi tertinggi.
10 Negara dengan Inflasi Tertinggi
1. Turki
Inflasi tahunan Turki mencapai 79,6 persen pada Juli 2022. Pada Juni lalu, inflasi negara Turki itu mencapai 78,6 persen.
Turki jatuh ke dalam krisis ekonomi ketika Erdogan memulai eksperimen ekonomi untuk menurunkan harga konsumen dengan memangkas suku bunga.
Kendati demikian, Erdogan berulang kali memohon 'kesabaran' warganya dan bersumpah bahwa harga akan mulai turun lagi pada awal tahun depan.
2. Argentina
Lonjakan inflasi Argentina mencapai 71 persen pada Juli 2022, meningkat dari 64 persen pada bulan sebelumnya.
Tingkat inflasi ini menjadi yang tertinggi sejak 1992. Inflasi disumbang terutama oleh kenaikan harga makanan dan minuman sebesar 28 persen, transportasi 10,4 persen, pakaian dan alas kaki 10,4 persen, dan perumahan dan utilitas 8,7 persen.
3. Rusia
Tingkat inflasi Rusia mencapai 15,1 persen pada Juli 2022, turun dari 15,9 persen pada bulan sebelumnya. Harga makanan di Rusia terus meningkat tajam sebesar 16,8 persen. Diikuti oleh produk non-makanan sebesar 16,5 persen, dan jasa 10,8 persen.
4. Spanyol
Tingkat inflasi tahunan Spanyol berada di posisi 10,4 persen pada Agustus 2022, turun dari 10,8 persen pada bulan sebelumnya. Melansir Reuters, angka tersebut lebih rendah dari perkiraan analis sebesar 10,9 persen.
Sementara itu, inflasi inti yang menghapus harga makanan dan energi yang bergejolak berada di posisi 6,4 persen secara tahunan, naik dari 6,1 persen pada bulan sebelumnya.
5. Belanda
Tingkat inflasi tahunan Belanda melonjak menjadi 10,3 persen pada Juli 2022, naik dari 8,6 persen pada bulan sebelumnya. Ini menjadi kenaikan harga konsumen tercepat sejak September 1975.
Inflasi disumbang oleh kenaikan biaya makanan dan minuman non-alkohol sebesar 12,2 persen. Sebagian besar disebabkan oleh minyak dan lemak, susu, keju dan telur, daging, serta ikan dan makanan laut.
Artikel terkait: Indonesia Bersiap Hadapi Resesi Ekonomi, Apa Dampaknya bagi Masyarakat?
6. Britania Raya
Britania Raya memiliki tingkat inflasi 10,1 persen pada Juli 2022 secara tahunan. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yakni 9,4 persen.
7. Brazil
Brazil memiliki tingkat inflasi 10,07 persen pada Juli 2022 secara tahunan. Angka ini menurun dari tahun sebelumnya yakni 11,89 persen.
8. Uni Eropa
Kawasan Euro memiliki tingkat inflasi 9,1 persen pada Agustus 2022 secara tahunan. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yakni 8,9 persen.
9. Amerika Serikat
AS memiliki peningkatan inflasi 8,5 persen pada Juli 2022) secara tahunan. Angka ini menurun dari tahun sebelumnya yakni 9,1 persen.
Artikel terkait: Dua Hal Ini, Sebabkan Sejumlah Negara Terancam Bangkrut Imbas Krisis Ekonomi
10. Italia
Italia memiliki tingkat inflasi 8,4 persen (tercatat pada Agustus 2022) secara tahunan. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yakni 7,9 persen.
Bagaimana dengan Indonesia?
Pada Agustus 2022 terjadi deflasi pada Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,21 persen secara bulanan. Namun secara tahunan masih terjadi inflasi pada IHK Agustus 2022 sebesar 4,69 persen.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, tekanan inflasi ini masih akan berlanjut. Bahkan dapat mendorong inflasi 2022 dan 2023 melebihi batas atas sasaran 3 persen plus minus 1 persen.
"Ke depan, tekanan inflasi IHK diperkirakan masih berlanjut, antara lain didorong oleh masih tingginya harga energi dan pangan global," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Dirinya menjelaskan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, inflasi kelompok yang bergejolak (volatile food), dan menguatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan dapat berisiko meningkatkan inflasi inti.
Secara tahunan, inflasi inti Agustus 2022 masih terjaga rendah sebesar 3,04 persen, masih lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,86 persen. Namun secara bulanan inflasi inti Agustus 2022 tercatat mengalami peningkatan dari 0,28 persen month to month (mtm) di Juli 2022 menjadi 0,38 persen mtm.
Demikian aneka negara dengan inflasi tertinggi yang berdampak signifikan terhadap masyarakatnya. Semoga kondisi ekonomi bisa segera membaik ya.
Baca juga:
id.theasianparent.com/pilihan-investasi-saat-resesi-ekonomi
id.theasianparent.com/menteri-keuangan-jerman-bunuh-diri
id.theasianparent.com/latar-belakang-ekonomi-keluarga