X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Mengenang Nawal El Saadawi, Feminis dan Intelektual yang Menolak Sunat Perempuan 

Bacaan 4 menit

Dunia sastra kini tengah berduka. Salah satu penulis perempuan dan pejuang kesetaraan dari Mesir, Nawal El Saadawi wafat pada Minggu (21/3/2021). El Saadawi meninggal dunia di usianya yang ke-89 tahun. Ia dikenal sangat berjasa dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Mesir. Berikut sosok dan profil El Saadawi. 

Mengenang Sosok Nawal El Saadawi, Feminis dan Intelektual yang Menolak Sunat Perempuan 

nawal el saadawi

Sumber: Getty Images

Selama dua hari terakhir, linimasa tengah riuh membicarakan Nawal El Saadawi. Ia adalah seorang dokter dan intelektual dari Mesir yang telah menerbitkan puluhan buku. Salah satu karyanya yang sangat populer berjudul Woman at Point Zero terbit pada tahun 1975 dan telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Perempuan di Titik Nol. 

Bukan tanpa sebab, El Saadawi dikenal sebagai pejuang kesetaraan. Sepanjang hidupnya, ia telah melakukan berbagai upaya perlawanan untuk membela hak-hak perempuan. Ia dikenal sangat vokal dalam menentang praktik mutilasi alat kelamin perempuan atau Female Genital Mutilation (FGM) yang masih marak terjadi di Mesir. 

Kesadarannya tentang feminisme telah tumbuh sejak ia masih kanak-kanak. Mengutip BBC, di usia 10 tahun, El Saadawi sempat dipaksa menikah namun ia berani menolak. Keputusannya ini didukung oleh ibunya yang berasal dari keluarga kaya raya. 

Ia kemudian menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Kairo dan lulus pada tahun 1955, lalu melanjutkan spesialisasi di bidang psikiatri. Pemerintah Mesir sempat mengangkat El Saadawi menjadi Direktur Kesehatan Masyarakat. Namun, pada tahun 1972, ia dipecat karena menerbitkan buku kontroversial berjudul Women and Sex yang berisi tentang penindasan seksual terhadap perempuan.

Pada tahun 1977, ia kembali menerbitkan buku berjudul Hidden Face of Eve, sebuah dokumentasi yang merekam pengalamannya sebagai dokter desa. Saat menjalani profesinya itulah, ia menyaksikan sendiri kasus-kasus pelecehan seksual, pemerkosaan, pembunuhan demi kehormatan (honour killing), dan jebakan prostitusi yang dialami oleh perempuan. 

Baca juga: 7 Pesan inspiratif Oprah Winfrey untuk para orangtua dalam pidatonya di Golden Globes. Parents wajib baca!

Pernah Dipenjara dan Menulis dengan Pensil Alis Saat Dikurung

nawal el saadawi

Sumber: Getty Images

Usai dipecat, perlawanan El Saadawi tak berhenti begitu saja. Justru ia semakin vokal menyuarakan penindasan. Akibatnya, banyak yang membenci El Saadawi dan melayangkan berbagai macam tuduhan, salah satunya ia sempat dituduh sebagai penghasut dan penghancur budaya Mesir oleh kelompok agamis. 

Pada tahun 1981, pemerintah Mesir di bawah rezim Presiden Anwar Sadat sempat menahan El Saadawi. Ia dipenjara selama 3 bulan dengan tuduhan pembangkang.

Namun, penjara tak menghentikannya berkarya. Ia tetap menulis berkat bantuan seorang pekerja seks yang menyelundupkan pensil alis ke dalam penjara. Ia pun menuliskan memoarnya selama ditahan di atas tisu toilet. 

Setelah Presiden Anwar Sadat dibunuh, El Saadawi kembali dibebaskan. Namun, ia masih menerima berbagai tuduhan dan bahkan ancaman pembunuhan hingga dibawa ke pengadilan dan terpaksa pindah ke Amerika Serikat (AS) pada tahun 1993. 

Baca juga: Emansipasi – Alasan Mengapa Perempuan Kurang Menonjol di Tempat Kerja Dibandingkan Laki-laki

Dianugerahi Berbagai Penghargaan karena Memperjuangkan Hak-hak Perempuan

nawal el saadawi

Sumber: Reuters

“Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.” Pepatah ini agaknya tepat untuk menggambarkan sosok El Saadawi. Ia meninggalkan rekam jejak yang gemilang sebagai seorang feminis, penulis, dan intelektual.

Berkat kegigihannya, ia pun diganjar berbagai penghargaan. Pada tahun 2005, ia dianugerahi Inana International Prize di Belgia setelah setahun sebelumnya menerima North-South Prize dari Council of Europe. Pada tahun 2020, ia juga tampil di sampul majalah Time dan masuk sebagai 100 perempuan berpengaruh. 

Selama perjalanan hidupnya, pemikiran El Saadawi memang merentang hingga ke berbagai wacana.  Mulai dari hak-hak perempuan, kolonialisme, hingga kapitalisme. Ia tak hanya mengkritik Islam sebagai agama mayoritas di Mesir, namun juga seluruh agama. 

Ia juga berulang kali menegaskan keterkaitan antara feminisme dengan kapitalisme. Menurutnya, selama kapitalisme masih bercokol, maka pembebasan perempuan juga tak akan bisa diraih. 

“Mereka tidak menyadari hubungan antara pembebasan perempuan di satu sisi dan ekonomi dan negara di sisi lain. Banyak yang menganggap hanya patriarki sebagai musuh mereka dan mengabaikan kapitalisme korporat,” ujarnya seperti dikutip dari Kompas. 

Kini, ia telah pergi. Namun, karya-karyanya dan pemikirannya akan terus abadi. Mari kita doakan agar ia tenang beristirahat di alam sana. Selamat jalan dan terima kasih Nawal El Saadawi!

Baca juga:

Emansipasi Wanita dari Kacamata Seorang Ibu Rumah Tangga

Sastrawan Nh. Dini meninggal dunia dalam kecelakaan mobil

Surat Terbuka Untuk Para Perempuan yang Kejam Terhadap Perempuan Lainnya

Cerita mitra kami
Cerita Lucu Kuncir Rambut Sarwendah dan Si Bungsu Thania Bikin Netizen Terhibur
Cerita Lucu Kuncir Rambut Sarwendah dan Si Bungsu Thania Bikin Netizen Terhibur
3 Alasan Penting Beli Rumah Idaman untuk Keluarga harus Jadi Prioritas
3 Alasan Penting Beli Rumah Idaman untuk Keluarga harus Jadi Prioritas
Jadi Orangtua Baru, Ini 5 Tips Parenting Positif Ala Irish Bella
Jadi Orangtua Baru, Ini 5 Tips Parenting Positif Ala Irish Bella
5 Alasan Mengapa Si Kecil Perlu Nonton Film Animasi Terbaru, Disney and Pixar’s Luca
5 Alasan Mengapa Si Kecil Perlu Nonton Film Animasi Terbaru, Disney and Pixar’s Luca

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Ruhaeni Intan

  • Halaman Depan
  • /
  • Hiburan
  • /
  • Mengenang Nawal El Saadawi, Feminis dan Intelektual yang Menolak Sunat Perempuan 
Bagikan:
  • "Baru menjadi ibu sehari semalam, bayiku harus kembali pada-Nya..."

    "Baru menjadi ibu sehari semalam, bayiku harus kembali pada-Nya..."

  • 3 Rekomendasi Film tentang Pejuang AIDS yang Bisa Menginspirasi

    3 Rekomendasi Film tentang Pejuang AIDS yang Bisa Menginspirasi

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

  • "Baru menjadi ibu sehari semalam, bayiku harus kembali pada-Nya..."

    "Baru menjadi ibu sehari semalam, bayiku harus kembali pada-Nya..."

  • 3 Rekomendasi Film tentang Pejuang AIDS yang Bisa Menginspirasi

    3 Rekomendasi Film tentang Pejuang AIDS yang Bisa Menginspirasi

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.