Menyesap minuman bubble memang sangat nikmat. Rasanya yang manis dengan butiran ‘mutiara’ yang kenyal tentu saja memberikan sensasi tersendiri. Meskipun begitu, bukan berarti minuman ini layak dijadikan minuman yang bisa dikonsumsi setiap hari.
Jika beberapa waktu lalu viral pemberitaan ada ratusan bubble tea bersarang di tubuh seorang gadis kecil, baru-baru ini minuman kekinian ini menjadi justru diduga menjadi penyebab seorang gadis cilik mengalami kanker ginjal.
Korban yang masih sangat belia ini diketahui masih berusia 8 tahun. Awalnya, ia sering sekali mengeluh sakit perut, ditambah lagi dengan mengalami penurunan berat badan yang cukup drastis.
Melihat kondisi anaknya, orangtuanya segera membawanya ke rumah sakit pada Januari. Setelah melakukan pemeriksaan intensif, dokter memberikan didiagnosis dirinya menderita kanker ginjal.
Benarkah minuman bubble menjadi penyebabnya?
Rupanya, sang ayahnya merupakan seorang ahli dessert atau makanan pencuci mulut. Dan sejak puterinya berusia dua tahun, sang ayah kerap kali membawakannya beragam makanan lezat dan manis, termasuk juga bubble tea. Bahkan, kebiasaan ini dilakukannya setiap hari.
Tak ayal, kebiasaan yang dilaukan selama bertahun-tahun ini membuat tubuh anak perempuannya kian bertambah. Namun pada Januari lalu, anak perempuannya ini mulai sering mengeluhkan sakit perut, dan diiringi dengan berat badan yang kian menyusut.
Sayangnya, meskipun anak itu mengalami penurunan berat badan, sang ayah tidak pernah curiga bahwa hal tersebut merupakan tanda ada penyakit yang bersarang di tubuh puterinya.
Mengetahui hal ini. dokter pun sempat menyalahkan pola makannya yang buruk. Salah satu penyebab kondisi penyakit kanker yang diderita semakin buruk.
Ketika dokter mengungkapkan bahwa diet gadis itu mungkin memperburuk kondisinya, sang ayah menangis dan menyalahkan dirinya sendiri atas tragedi tersebut. Setelah mendapatkan perawatan selama 30 hari di unit perawatan intensif (ICU), nyawa anak perempuan itu tidak bisa diselamatkan.
Apakah benar minuman bubble tea tidak sehat?
Persepsi banyak orang terhadap minuman kekinian ini adalah teh yang menyehatkan dan mengandung antioksidan. Sehingga bubble tea jadi pilihan yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan minuman ringan lainnya.
Tetapi faktanya bubble tea tidak memiliki nilai gizi yang baik, bahkan sangat tinggi gula dan kalori.
“Bubble” dalam teh ini terdiri dari mutiara berbahan tepung tapioka, dan teh juga sering ditambahkan dengan gula, kadang-kadang susu kental manis.
Dalam sebuah percobaan yang ditugaskan oleh Channel NewsAsia dan dilakukan oleh siswa yang terdaftar dalam program diploma Ilmu dan Gizi Makanan Terapan di Temasek Polytechnic, mereka menemukan bahwa, secangkir 500 ml brown sugar boba milk dapat mengandung sekitar 92g gula, sekitar tiga kali lebih banyak daripada jumlah gula dalam kaleng 320 ml Coca-Cola.
Karena itulah minuman ini sangat mengkhawatirkan bila sering dikonsumsi oleh remaja dan anak-anak kecil di Singapura.
Sementara itu, penelitian terbaru yang dilakukan di Perancis, telah menemukan hubungan spesifik antara gula dan kanker.
Artikel terkait: Curhatan para ibu saat mati lampu, apa komentar PLN?
Kanker menjadi dampak buruk konsumsi gula berlebihan
Menurut penelitian ini, yang diterbitkan dalam BMJ, konsumsi berlebihan minuman manis, termasuk jus buah, dapat meningkatkan risiko kanker. Jus buah menunjukkan hubungan yang sama seperti pada kanker dan minuman bersoda.
“Ketika kelompok minuman manis dibagi menjadi 100% jus buah dan minuman manis lainnya, konsumsi kedua jenis minuman itu dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih tinggi secara keseluruhan,” disebutkan di dalam penelitian.
“Penyebabnya adalah kedua minuman tersebut mengandung gula. Jadi ketika melihat kandungan gula per 100ml, minuman bersoda biasa atau jus jeruk 100%, misalnya, sama saja. Jadi tidak aneh jika kami mengamati dampak ini untuk jus buah,” kata Dr. Mathilde Touvier, yang memimpin penelitian, dari Inserm, institut kesehatan nasional Perancis dan penelitian medis.
Tapi, bukan berarti kita harus berhenti minum minuman manis. Untuk rekomendasi dari beberapa lembaga kesehatan masyarakat, boleh konsumsi minuman manis kurang dari satu gelas per hari.
“Jika Anda mengkonsumsi minuman manis sesekali, tidak akan menjadi masalah, tetapi jika minum setidaknya satu gelas sehari, itu dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit, termasuk kanker. Tetapi penyakit kardiometabolik juga bisa dialami, ”kata Dr Touvier.
Mengingat manfaat minuman bubble tea ini lebih sedikit dari pada risikonya, sebaiknya Parents bisa lebih bijak memberikan si kecil minuman ini, termasuk minuman manis lainnya. Selain itu batasi pula asupan kue ataupun permen manis untuk si kecil.
***
Anda bisa bergabung dengan jutaan ibu lainnya di aplikasi theAsianparent untuk berinteraksi dan saling berbagi informasi terkait kehamilan, menyusui, dan perkembangan bayi dengan cara klik gambar di bawah ini.
Baca juga
Anaknya terluka saat Jakarta mati lampu, Widi Mulia berusaha tidak panik
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.