Listrik padam di wilayah Jakarta dan sekitarnya pada hari Minggu (4/8), menghambat aktivitas masyarakat, dan menganggu operasi sejumlah fasilitas publik.
Di sektor transportasi, operasional kereta listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek lumpuh total. Dilansir dari Republika, para penumpang KRL rute Jakarta Kota-Bekasi bahkan harus turun di tengah lintasan.
Transportasi massal Moda Raya Terpadu (MRT) ikut terkena dampaknya. Para pengguna MRT bahkan sempat terjebak di dalam rangkaian yang sedang berada di lintasan bawah tanah. Penumpang mesti berjalan menyusuri rel bawah tanah selama sekitar 15 menit saat melakukan evakuasi. Pemadaman listrik ini juga membuat internet down, yang membuat pelanggan transportasi online, juga kesulitan untuk membuat pesanan.
Selain transportasi yang terganggu, akibat pemadaman listrik dalam waktu yang panjang ini, muncul berbagai keluhan dari ibu-ibu yang memiliki bayi. Berikut kisah kerepotan ibu-ibu yang memiliki bayi saat sedang mati lampu.
Listrik padam, ibu yang memiliki bayi pun kerepotan
Seorang ibu asal Tangerang Selatan bernama, Nurul Fitria Pradina mengaku cukup kewalahan dalam merawat bayinya ketika mati lampu yang berkepanjangan.
“Awalnya deg-degan pas mati lampunya lumayan lama, karena anak kecil kalau udah gerah kan cenderung rewel. Alhasil digantiin baju yang bahannya adem dulu, dan ditaruh di ruangan yang ventilasinya kebuka lebar. Untungnya sepanjang mati lampu siang itu anakku nggak rewel ya,” tutur Nurul.
“Nggak kebayang kalau mati lampunya sampai malam kayak di beberapa wilayah, sudah pasti rewel karena gerah, mau apa-apa kayak ganti popok dan nyusuin juga jadi riweuh karena gelap. Belum soal nyamuk yang jumlahnya makin banyak kalau gelap kan,” ungkapnya.
Saat mati lampu, ia juga sangat khawatir mengenai ASIP (ASI perah) yang disimpan di lemari pendingin.
“Soal ASIP juga bikin resah nih. Ibaratnya perjuangan berhari-hari nyaris lenyap dalam sekejap,” tambahnya.
Setelah mengalami peristiwa ini, Nurul berharap agar pemerintah atau pihak PLN (Perusahaan Listrik Negara) memberi peringatan terlebih dahulu jika ingin melakukan pemadaman listrik.
“Harapannya yang pasti ingin listrik bisa lebih stabil sih ya. Mengingat semua aktivitas kehidupan butuh banget listrik. Ya mugkin kalau memang perlu ada perbaikan ada notifikasi dulu biar kami bisa siap-siap,” tuturnya.
Tidak hanya Nurul, seorang ibu yang tinggal di daerah Jakarta Timur pun mengeluhkan hal serupa. Ibu yang bernama, Aulia Trisna ini mengatakan bahwa anaknya sangat rewel akibat kepanasan, saat listrik padam.
“Anak aku rewel akibat kepanasan saat mati lampu. Alhasil, aku dan suami pun berusaha keras untuk membuat ia nyaman. Aku harus gendong dia dengan posisi kayak mau disendawain gitu agar punggungnya tidak panas, suami juga bantu kipasin agar bayiku tidak kepanasan, dan alhamdulillah lumayan bikin anakku tenang.
Tapi aku sangat khawatir mengenai ASIP di kulkas mencair, mana mau cari informasi di goole mengenai peanganan ASIP saat mati lampu juga susah akibat internet juga down,” tambahnya.
Aulia berharap agar pemerintah dan PLN bisa mengatasi masalah ini secara cepat dan tanggap.
“Ya cuma bisa berharap penanganannya cepat dan tanggap,” tutupnya.
Selain Aulia dan Nurul, seorang ibu lain bernama Indah Riadiani juga memiliki keluhan serupa. Indah yang tinggal di Bojong Gede, Bogor, ini mengeluhkan stok ikan dan sayuran yang ia simpan di kulkas untuk MPASI menjadi rusak.
“Akibatnya saya jadi pakai MPASI instan, karena bahan-bahannya rusak dan harus dibuang. Selain itu, anak-anak tidak bisa tidur kalau AC tidak menyala. Akhirnya kita harus nunggu sampai listrik nyala supaya anak-anak bisa tidur.”
Indah mengaku, tempat tinggalnya di Bogor kena pemadaman dua kali, yakni di hari minggu dan senin. Hal ini membuat dia kesulitan menyiapkan makanan untuk anak, serta susah menidurkan mereka karena listrik baru menyala jam 10 malam.
“Air saja sampai habis, suami saya mau pipis gak bisa karena gak ada air, benar-benar susah deh pas mati lampu,” kata Indah gemas.
“Untuk PLN, kalian kan sudah pengalaman selama bertahun-tahun, dan tidak ada saingan. PLN punya dominasi atas sumberdaya listri, harusnya kejadian seperti ini bisa diantisipasi dan ada back up plan yang bisa meminimalisasi kerugian yang dialami masyarakat saat listrik padam,” tegasnya.
PLN akan ganti rugi akibat pemadaman listrik
Dilansir dari Press Release yang dikirimkan oleh pihak PLN (5/8), PLN menyatakan akan terus berupaya maksimal untuk segera menormalkan aliran listrik kepada para pelanggan.
“Kami bekerja semaksimal mungkin penormalan seluruh pembangkit dan transmisi yang mengalami gangguan, saat ini sejumlah pembangkit listrik sudah mulai masuk sistem mencapai 9.194 MW,” Ungkap Plt Direktur Utama (Dirut) PLN Sripeni Inten Cahyani.
Sementara itu terkait pemadaman yang terjadi di sejumlah wilayah, PLN akan memberikan kompensasi sesuai deklarasi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP), dengan Indikator Lama Gangguan.
Kompensasi akan diberikan sebesar 35% dari biaya beban atau rekening minimum untuk konsumen golongan tarif adjustment, dan sebesar 20% dari biaya beban atau rekening minimum untuk konsumen, pada golongan tarif yang tidak dikenakan penyesesuaian tarif tenaga listrik (Non Adjustment).
Penerapan ini diberlakukan untuk rekening bulan berikutnya.
Khusus untuk pelanggan prabayar, pengurangan tagihan disetarakan dengan pengurangan tagihan untuk tarif listrik reguler. Pemberian kompensasi akan diberikan pada saat pelanggan memberi token berikutnya (prabayar).
Saat ini PLN sedang menghitung besaran kompensasi yang akan diberikan kepada konsumen.
“Kami mohon maaf untuk pemadaman yang terjadi, selain proses penormalan sistem, kami juga sedang menghitung kompensasi bagi para konsumen. Besaran kompensasi yang diterima dapat dilihat pada tagihan rekening atau bukti pembelian token untuk konsumen prabayar” Ungkap Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani.
Khusus untuk pelanggan premium, PLN akan memberikan kompensasi sesuai Service level Agreement (SLA) yang telah ditandatangani bersama.
Semoga informasi di atas bermanfaat!
****
Anda bisa bergabung dengan jutaan ibu lainnya di aplikasi theAsianparent untuk berinteraksi dan saling berbagi informasi terkait kehamilan, menyusui, dan perkembangan bayi dengan cara klik gambar di bawah ini.
Baca juga:
Mati lampu, 4 cara ini perlu Bunda lakukan untuk menyelamatkan ASIP
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.