Seri Belajar Bersama si Kecil: Mengenal Meteoroid, Apa Bedanya dengan Meteor?

Apa bedanya meteoroid dengan meteor dan meteorit? Yuk, simak ulasan berikut ini agar lebih paham.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Meteoroid merupakan salah satu benda angkasa yang banyak tersebar di tata surya. Berbeda dengan benda-benda angkasa lain seperti planet dan bintang yang berukuran besar, benda ini berukuran lebih kecil dan berbentuk seperti batu-batuan di Bumi.

Apa Itu Meteoroid?

Meteoroid adalah gumpalan batu atau besi yang mengorbit matahari, seperti halnya planet, asteroid, dan komet. Benda langit ini dapat berbentuk lebih kecil yang disebut mikrometeoroid, serta banyak tersebar di tata surya. Ukurannya pun sangat beragam yaitu mulai dari seukuran butiran debu sampai seukuran asteroid kecil (1 sampai 10 meter).

Dalam mengorbit matahari, benda angkasa ini juga bergerak dengan kecepatan yang beragam, dengan pergerakan tercepat yang pernah ditemukan yaitu 42 kilometer per detik. Wah, cepat banget, ya!

Benda langit yang satu ini memiliki sebutan yang berbeda sesuai lokasinya. Mengutip dari laman NASA, apabila gumpalan batuan atau besi tersebut masih berada di angkasa dan mengorbit matahari, maka disebut meteoroid.

Ketika meteoroid keluar dari orbitnya dan memasuki atmosfer bumi atau planet lain, seperti Mars, dengan kecepatan tinggi ia akan terbakar akibat bergesekan dengan atmosfer dan menghasilkan nyala terang yang kemudian disebut meteor. Sedangkan apabila meteoroid berhasil mendarat di permukaan bumi, ia disebut meteorit.

Benda angkasa yang satu ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis menurut komponen pembentuknya yaitu meteoroid batuan, besi, serta campuran batuan-besi. Meteoroid batuan terdiri dari mineral-mineral batuan seperti chondrites dan achondrites. Sedangkan yang besi umumnya terdiri dari campuran antara besi dan nikel.

Meteorit batuan adalah yang umum dijumpai selama ini, yaitu sekitar 94% dari meteorit yang ditemukan. Sisanya 4,8 % meteorit besi dan 1,2 % meteorit bataun-besi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bagaimana Meteoroid Terbentuk?

Meteoroid sendiri adalah partikel kecil yang terlepas dari komet atau asteroid. Umumnya, benda langit ini terbentuk akibat benturan yang terjadi antar-asteroid yang mengorbit matahari di sabuk asteroid yang terletak di antara orbit Mars dan Jupiter. Ketika dua atau lebih asteroid saling bertabrakan, benturannya menghasilkan puing-puing yang kecil dan rapuh.

Terkadang kekuatan tabrakan asteroid dapat membuat puing-puing meteoroid terhempas keluar dari orbitnya. Hal ini dapat menempatkan benda angkasa ini memasuki jalur tabrakan dengan sebuah planet atau satelit.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Meteoroid juga dapat berasal dari serpihan-serpihan batuan dari planet atau satelit seperti Mars dan Bulan ketika permukaannya bertabrakan dengan benda-benda angkasa lain seperti asteroid. Namun, jumlah meoteoroid seperti itu sangatlah sedikit. Kawah yang banyak terdapat di permukaan Bulan dan Planet Mars disebabkan oleh tabrakan dengan asteroid.

Artikel terkait: Mengenal 4 Struktur Lapisan Bumi dan Penjelasannya, Mari Ajarkan kepada Anak

Dampak Apa yang Ditimbulkan?

Lantas, benda angkasa ini bahaya enggak, ya? Para ilmuwan memperkirakan bahwa sekitar 44 ton material meteoroid jatuh ke Bumi setiap hari. Meskipun begitu, benda angkasa ini umumnya tidak berbahaya bagi Bumi karena hampir semua materialnya menguap ketika memasuki atmosfer Bumi.

Dampak meteoroid yang mungkin menjadi ancaman adalah pengaruhnya terhadap pesawat ruang angkasa dan satelit buatan, seperti satelit komunikasi atau stasiun ruang angkasa. Misalnya, tabrakan pada satelit komunikasi Olympus 1 yang mengakibatkan satelit tersebut keluar dari orbitnya. Meskipun begitu, umumnya satelit buatan lebih tahan terhadap benturan meteoroid dan secara darurat dapat menggunakan panel surya sebagai perlindungan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dibandingkan pada satelit buatan, meteoroid lebih sering menimbulkan dampak buruk pada pesawat ruang angkasa. Hingga saat ini, telah dilaporkan beberapa pesawat ruang angkasa yang hancur akibat tabrakan dengan benda angkasa tersebut. Tabrakan meteoroid atau bahkan mikrometeoroid pun dapat merusak jendela, sistem perlindungan termal, atau tekanan udara pada pesawat ruang angkasa.

Artikel terkait: 5 Fakta Mencengangkan Matahari Buatan Tiongkok, Suhunya10 Kali Lebih Panas

Fenomena Bintang Jatuh dan Hujan Meteor

Banyaknya meteoroid yang jatuh serta bergesekan dengan dengan atmosfer bumi setiap harinya sering kali meninggalkan jejak cahaya yang bersinar terang yang kita kenal dengan sebutan “bintang jatuh”. Terkadang jumlahnya meningkat secara drastis pada malam-malam tertentu, menghasilkan sebuah fenomena yang disebut hujan meteor.

Ketika benda angkasa ini jatuh ke bumi, ia bergerak dengan kecepatan tinggi dan menabrak atmosfer. Kemudian bergesekan dengan partikel udara dan menciptakan gesekan yang memanaskan meteor. Panasnya menguapkan sebagian besar meteor, menciptakan jejak cahaya.

Artikel terkait: 11 Hewan Langka di Indonesia yang Harus Dilestarikan

Sedangkan fenomena hujan meteor terjadi ketika jumlah atau frekuensi meteoroid yang jatuh ke bumi meningkat secara drastis. Terjadinya hujan meteor dapat disaksikan secara berkala setiap tahunnya, yaitu ketika Bumi melewati jejak puing-puing berdebu yang ditinggalkan oleh komet.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Salah satu yang paling terkenal adalah hujan meteor Perseid yang sering dikaitkan dengan komet Swift-Tuttle. Hujan meteor Perseid mencapai puncaknya dan dapat disaksikan pada bulan Agustus setiap tahun. Nah, apakah Parents dan si kecil pernah menyaksikan hujan meteor?

Baca juga:

Menonton Animal Planet dan National Geographic Tidak Selalu Baik untuk Anak

Tentang Arah Mata Angin, Inilah Cara Membaca Titik Kompas dan Menentukan Arah!

50 Nama Bayi Terinspirasi Bintang, Bermakna Terang dan Indah!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Titin Hatma