Menunda Pemotongan Tali Pusat: Manfaat dan Risikonya untuk Bayi

WHO menyarankan tali pusat bayi tidak boleh dijepit lebih awal dari yang diperlukan karena memiliki banyak manfaat. Adakah risikonya?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bila Bunda sedang hamil atau berencana ingin punya anak, penting untuk memahami berbagai istilah medis tentang persalinan. Salah satunya tentang menunda pemotongan tali pusat atau Delayed Cord Clamping. Ini merupakan salah satu praktik yang dilakukan oleh beberapa dokter atau bidan yang menolong persalinan. Apa sebenarnya tujuan tindakan ini? Berikut penjelasan! 

Pengertian

Sumber: Unsplash

Menurut American Pregnancy, penundaan pemotongan tali pusat adalah perpanjangan waktu antara kelahiran bayi baru lahir dan penjepitan tali pusat. Maksudnya, tali pusar tidak segera dijepit setelah lahir tetapi diberi jeda waktu 25 detik hingga 5 menit setelah melahirkan. Tindakan ini memungkinkan lebih banyak darah untuk ditransfer dari plasenta ke bayi, bahkan bisa meningkatkan volume darah anak hingga sepertiganya. Zat besi dalam darah meningkatkan penyimpanan zat besi bayi baru lahir. Nantinya, ini sangat penting untuk perkembangan otak yang sehat.

WHO juga merekomendasikan bahwa tali pusar tidak boleh dijepit lebih awal dari yang diperlukan. Meskipun ada banyak perdebatan seputar waktu optimal untuk menjepit tali pusat, temuan WHO menunjukkan bahwa penjepitan tali pusat terlambat (satu hingga tiga menit setelah melahirkan atau lebih lama) direkomendasikan untuk semua kelahiran. Namun, sebagian besar bidan menyarankan seorang wanita untuk menunggu sampai tali pusat berhenti memompa.

Manfaat Menunda Pemotongan Tali Pusat

Mengutip Cleveland Clinic, penelitian  menunjukkan bahwa menunggu untuk menjepit tali pusar selama 30 hingga 60 detik memungkinkan sel darah yang bermanfaat untuk melewati tali pusat ke bayi.  Peningkatan zat besi ekstra itu membantu bayi bertransisi ke hemoglobin baru ini di minggu-minggu pertama kehidupan.  Sel darah merah dapat berpindah dari plasenta melalui tali pusar ke bayi hingga lima menit setelah lahir. 

Selain itu hal ini juga bermanfaat pada bayi prematur dengan tingkat perdarahan intraventrikular dan necrotizing enterocolitis lebih rendah. Kemudian juga sedikit bayi baru lahir yang membutuhkan transfusi ketika penundaan penjepitan tali pusat dilakukan.

Bagaimana Prosedurnya?

Tali pusat bayi akan dijepit dan dipotong antara beberapa detik dan beberapa menit setelah lahir. Tali pusat akan dijepit di dua tempat, yakni di dekat pusar bayi  dan jauh di bawah tali pusat kemudian dipotong di antara klem ini. Namun akan dilakukan penundaan beberapa saat tetapi sampai saat ini durasinya dibakukan.  

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun, mengingat manfaat bagi sebagian besar bayi baru lahir, American College of Obstetricians and Gynecologists sekarang merekomendasikan penundaan penjepitan tali pusat pada bayi cukup bulan dan bayi prematur selama setidaknya 30-60 detik setelah lahir.

Berapa Lama Waktu Menunda Pemotongan Tali Pusat?

Pendapat medis umumnya setuju bahwa penjepitan tertunda dilakukan lebih dari 30 detik setelah lahir. Menunggu satu menit memungkinkan bayi menerima sekitar 80 mililiter (mL) darah dari plasenta. Setelah tiga menit akan meningkat menjadi 100 mL. Sampai saat ini, sebagian besar ahli merekomendasikan menggendong bayi pada atau di dekat ketinggian plasenta (dekat vagina) sebelum menjepit tali pusat untuk meningkatkan aliran darah ke bayi.

Apa Risiko Menunda Pemotongan Tali Pusat?

Sumber: Unsplash

Menunda penjepitan tali pusat dikaitkan dengan risiko penyakit kuning yang lebih tinggi. Tetapi manfaatnya mungkin lebih besar daripada risiko ini, selama pengobatan fototerapi untuk penyakit kuning tersedia. Terlebih, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), penjepitan yang tertunda tidak meningkatkan risiko perdarahan postpartum, atau kehilangan darah ibu yang berlebihan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal yang Harus Diperhatikan

Dikutip dari Cleveland Clinic, menunda pemotongan tali pusat selama 30 hingga 60 detik baik dalam persalinan pervaginam maupun sesar bisa dilakukan dalam kondisi: 

  • Full Term, yakni  janin yang sudah mati pada saat usia kandungan mencapai 40 minggu.
  • Bayi kuat (bergerak, menangis, dan memerah dengan aliran darah setelah melahirkan).

Sebaliknya tindakan ini tidak boleh dilakukan, jika: 

  • Bayi tampak depresi (lemas atau berwarna abu-abu atau biru).
  • Memiliki kelainan detak jantung.
  • Perlu diresusitasi oleh staf di unit perawatan intensif neonatal (NICU).

Jika bayi prematur atau tidak kuat, dokter mungkin harus menjepit tali pusat segera setelah lahir agar mereka dapat pergi ke tim NICU untuk dievaluasi.

Perbedaan Menunda Pemotongan Tali Pusat dengan Lotus Birth

Sumber: Unsplash

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mengutip Healthline, lotus birth adalah salah satu metode persalinan dimana tali pusar tidak langsung dijepit atau dipotong. Bahkan, itu tidak dipotong sama sekali. Sebaliknya, plasenta mengering dan lepas secara alami. Ini mungkin memakan waktu beberapa hari hingga seminggu. Sementara Delayed Cord Clamping atau penundaan penjepitan hanya dilakukan beberapa detik hingga beberapa menit. 

Pengalaman Ibu Tentang Menunda Pemotongan Tali Pusat Saat Melahirkan

Para ibu dari forum komunitas theAsianparent berbagi pendapat tentang Delayed Cord Clamping dan lotus birth. Ummu Feeya menceritakan pengalaman dosennya yang pernah menjalani lotus birth yang menurutnya bisa menambah kekebalan tubuh anak. Sementara dia hanya menggunakan metode delay cord clamping, anaknya juga tidak gampang sakit. 

Pendapat terkait lotus birth disampaikan oleh Ayu Astria, dia lebih baik mengikuti yang aman dan sehat serta sesuai syariat Islam. Pendapat serupa disampaikan oleh Bella, menurutnya lotus birth tidak terlalu menguntungkan bayi justru berisiko menyebarkan infeksi. 

Pertanyaan Populer Terkait Menunda Pemotongan Tali Pusat 

1. Mengapa tali pusat harus segera dipotong?

Tali pusat akan dipotong sesaat setelah bayi dilahirkan untuk mencegah perdarahan hebat yang dapat dialami setelah melahirkan. Membiarkan tali pusat tetap melekat pada bayi selama beberapa waktu setelah kelahiran dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi dari plasenta ke bayi. 

2. Umbilical cord klem untuk apa?

Umbilical cord clamp atau klem tali pusat merupakan peralatan medis yang berfungsi menjepit tali pusat bayi yang baru dipotong dari plasenta atau ari-ari agar tidak terjadi pendarahan di pusar pada bayi yang baru lahir.

3. Berapa cm pemotongan tali pusat bayi?

Tali pusat pada bayi baru lahir tidak dipotong sampai habis, melainkan menyisakan 2-3 cm pada perut bayi. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Demikian penjelasannya, semoga bermanfaat!

***

 

Baca juga: 

3 Komplikasi tali pusar bayi yang berbahaya selama proses persalinan

Tali pusat bayi tak kunjung lepas hingga 14 hari? Ini saran dokter

Bahayakah jika bayi terlilit tali pusar 2 kali di leher? Ini dampak dan cirinya!