Jangan Tunda Si Kecil Masuk PAUD Meski Pandemi, Ini Alasannya

Berencana menunda anak masuk PAUD karena pandemi? Sebaiknya Parents pikir-pikir lagi deh, karena usia PAUD adalah periode emas perkembangan anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Status pandemi yang belum juga berakhir membuat kegiatan belajar mengajar di sekolah dialihkan di rumah atau pembelajaran jarak jauh. Akibatnya banyak orangtua yang enggan atau menunda mendaftarkan anak masuk PAUD. Apakah Parents termasuk salah satunya?

Mungkin Parents beranggapan mendaftarkan anak sekolah PAUD di masa pandemi adalah hal yang sia-sia karena tidak bisa bisa belajar secara tatap muka. Nyatanya ini hanya asumsi yang tidak tepat. Kemdikbud justru mengimbau orangtua agar tetap masukkan anaknya ke PAUD.

Mengapa?

Imbauan Kemdikbud Agar Orang Tua Tidak Menunda Anak Masuk PAUD

Ditjen PAUD Dr Muhammad Hasbi (Foto: Rakyat Jabar News)

Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ditjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud, Dr Muhammad Hasbi, mengimbau orang tua untuk tetap memasukkan anaknya ke PAUD meski di tengah pandemi.

“Kami mengimbau orangtua yang memiliki anak usia dini, untuk tetap memasukkan anaknya karena PAUD itu penting menjadi fondasi tumbuh kembang dan kesiapan anak- anak kita untuk bersekolah di jenjang berikutnya,” ujar Hasbi seperti yang diberitakan ANTARANEWS.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menurutnya, anak yang mengikuti PAUD akan memperoleh beberapa keuntungan. Di antaranya, anak akan memperoleh stimulasi tumbuh kembang yang lengkap. Selain itu, anak yang mengenyam pendidikan di PAUD juga dinilai akan memiliki prestasi akademik yang lebih baik di jenjang pendidikan berikutnya.

“Anak yang ikut PAUD memiliki angka mengulang dan angka putus sekolah yang lebih rendah. Juga banyak riset yg membuktikan bahwa anak yang ikut PAUD akan memiliki kesejahteraan yang lebih baik kelak ketika dewasa,” ujarnya.

Sementara Kompas menulis, Ketua Umum Asosiasi Pelatih PAUD Indonesia Dedi Wahyudi sempat mengutip Maria Montessori, yakni bagian terpenting dari kehidupan anak bukanlah di universitas. Namun, bergantung pada periode pertama dari usia 0 sampai 6 tahun. Hal ini karena selama periode itu seluruh instrumen besar manusia dibentuk. Bukan hanya kecerdasan, tetapi seluruh kecakapan psikis.

Selain itu, anak dari keluarga kurang mampu yang masuk PAUD bahkan memiliki peningkatan capaian perkembangan kognitif, bahasa, dan emosional yang lebih tinggi dari anak dari keluarga mampu yang pernah berpartisipasi di PAUD.

Artikel terkait: Kapan Anak Mulai Sekolah, Simak Tanda-tanda Anak Siap untuk Bersekolah

Tidak Semua Orangtua Mampu Menyiapkan Pembelajaran di Usia PAUD

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Foto: Kemd ikbud

Anak usia balita memang bisa belajar sendiri di rumah, didampingi orangtua secara homeschooling tanpa harus mendaftar sekolah PAUD. Namun kenyataannya, tidak semua orangtua mampu menyiapkan materi pembelajaran bagi anaknya. Karena itulah PAUD tetap dibutuhkan.

Kemdikbud telah menyiapkan modul pembelajaran khusus bagi siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengatakan, modul-modul ini memuat materi spesifik yang dapat dijalankan oleh guru dan orangtua secara independen di rumah selama pembelajaran jarak jauh(PJJ) di masa pandemi.

“Modul belajar untuk PAUD fokus kepada ‘bermain adalah belajar’, itu tema kuncinya. Ini agar lebih meningkatkan psikososial, meningkatkan kesenangan belajar di rumah, dan menurunkan kebosanan yang sering dialami anak-anak,” kata Nadiem dalam acara Pengumuman Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Modul yang dirancang Direktorat PAUD tersebut menunjang tugas guru dalam tiga kategori yaitu merancang pembelajaran, mengimplementasikan dan menilai tumbuh kembang anak.

Meski Belajar dari Rumah, PAUD Memberikan Stimulasi yang Tepat Bagi Anak

Foto: Kemdikbud

Sistem pembelajaran jarak jauh dinilai orangtua tidak efektif sehingga mereka menunda anaknya masuk PAUD. Padahal, menurut Hasbi, di masa pandemi PAUD tetap dapat dilakukan di rumah, dengan panduan kurikulum tepat, dampingan dari guru serta dukungan dari pemerintah.

Pada saat anak berusia dini, perkembangan otak berada di rentang yang paling pesat, yang mana jutaan koneksi saraf terbentuk. Sehingga stimulasi yang tepat sasaran sangat diperlukan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setelah melewati periode emas tersebut, pembentukan koneksi saraf menurun untuk membentuk sirkuit otak yang efisien. Anak yang ikut PAUD, lanjut Hasbi, juga akan memperoleh pendidikan karakter yang lebih awal dan lebih baik.

Artikel terkait: Mengapa Metode Montessori Begitu Terkenal di Dunia PAUD?

Usaha Kemdikbud Agar Orangtua Tidak Menunda Anak Masuk PAUD

Meyakinkan orangtua agar mau memasukkan anaknya ke PAUD juga mmbutuhkan usaha. Untuk itu, Kemendikbud tengah melakukan sejumlah langkah antara lain melakukan kampanye secara masif melalui berbagai media bekerja sama dengan organisasi pegiat PAUD. Tujuannya, untuk mengedukasi orang tua mengenai pentingnya anak tetap masuk PAUD meski di masa pandemi.

Selain itu, Hasbi menilai ada kecenderungan orang tua menunda anaknya masuk PAUD karena pandemi yang berimbas pada kondisi ekonomi. Oleh sebab itu, Kemendikbud akan melakukan relaksasi terhadap BOP PAUD tahun 2020, sehingga beban biaya orang tua dan guru dalam melaksanakan pembelajaran dari rumah menjadi lebih ringan.

“Kami juga melakukan fasilitasi terhadap Guru PAUD dan orang tua agar mereka dapat bekerja sama melaksanakan kegiatan belajar dari rumah bagi anak-anak PAUD,” pungkasnya.

Nah, setelah membaca penjelasan dari Kemdikbud di atas, apakah Parents masih berniat menunda memasukkan anak ke PAUD? Sebaiknya tidak ya, Parents.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga:

10 Manfaat PAUD Untuk Anak