• Pahami dulu kehadiran seorang cucu di dalam keluarga. Kenali hubungan dan peran Anda sebagai kakek atau nenek. Orang seringkali lupa bahwa terdapat perbedaan besar antara menjadi orang tua dan menjadi kakek-nenek. Bagaimana pun juga, cucu adalah anak dari kedua orang tuanya, sehingga seluruh tanggung jawab pendidikan sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tuanya. Jika hubungan ini tidak dipahami dengan jelas, biasanya akan timbul konflik antara kakek nenek dengan orang tua si cucu. Seringkali orang tua si cucu merasa kakek nenek terlalu mencampuri dalam hal mengurus anak. Hal ini bisa dihindari dengan memberikan kebebasan pada orang tua untuk mendidik anak. Kakek dan nenek sebaiknya mengambil sikap tut wuri handayani, mendukung saja dari belakang. Jika memang dirasakan perlu boleh juga memberikan masukan yang sifatnya mengingatkan saja.
• Jika cucu akan segera lahir, persiapkan diri untuk menjadi kakek dan nenek. Utarakan perasaan anda kepada orang tua si cucu. Bersikap tepat sebagai kakek nenek akan menjadi kunci keharmonisan hubungan antara kakek-nenek, orang tua dan cucu.
• Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam berhubungan dengan cucu. Bila perlu dengarkan nasehat dari para kekek nenek yang pernah melakukan kesalahan. Jadikan cermin bagi diri sendiri.
• Usahakan untuk terus berhubungan dengan cucu dan orang tuanya. Jika jarak memisahkan Anda, belajarlah menggunakan e-mail, atau manfaatkan sarana fax. Jika memungkinkan telepon seminggu sekali.
• Tetaplah berhubungan baik dengan keluarga besan dan orang tua cucu Anda. Semua orang tua baru sering mengalami rasa tidak percaya diri sehingga mereka memerlukan dukungan Anda—bukan kritik. Orang tua harus dibiarkan melakukan kesalahan sendiri agar bisa mengambil hikmah seperti yang dulu Anda alami. Ingat, seringkali nasehat yang terbaik adalah tidak memberi nasehat.
• Untuk menjadi kakek nenek yang baik, terkadang harus melakukan perubahan sifat dan sikap. Bukalah pikiran Anda dari gaya berpakaian, musik dan tatanan rambut yang baru ataupun yang nyeleneh.
• Kesalahan yang umumnya terjadi adalah kakek nenek tidak menghabiskan banyak waktu dengan cucu. Lakukan acara kumpul-kumpul. Berikan perhatian secara personal. Jangan ragu menjadi tempat curhat sang cucu. Jika masalahnya menyangkut konflik dengan orang tuanya, pikirkan cara yang terbaik untuk menyampaikannya agar tidak tersinggung.
• Berbagilah dengan dunia mereka. Walaupun dunia Anda sangat berbeda dengan cucu, namun sebenarnya ada banyak hal yang sama di antara Anda. Hadirilah pertandingan bola, resital, atau kegiatan mereka selagi memang memungkinkan. Sesekali mintalah cucu mengajak teman-temannya menemui Anda.
• Berbagilah kisah masa anak-anak Anda dulu juga kenangan akan kakek dan nenek Anda dulu kepada cucu. Dorong minat sang cucu untuk mengetahui tentang sejarah keluarga.
• Hilangkan kata “harus” dari kamus Anda. Bukan tanggung jawab kakek nenek untuk memberitahu cucu apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan. Disiplin memang perlu, tetapi tidak ada salahnya sesekali bersikap fleksibel.
• Berikan contoh dengan sikap daripada omongan. Praktekkan kehidupan yang seimbang dan aktif. Perlihatkan walaupun Anda sudah berusia lanjut, namun hidup bisa tetap penuh dengan aktifitas dan makna
Share on Facebook atau G+ jika Anda merasa artikel mengenai distosia bahu saat persalinan ini bermanfaat. Join Komunitas Keluarga Indonesia di G+ untuk mengikuti update info dari kami dan berdiskusi dengan para Keluarga Indonesia
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.