Adat ketimuran yang kental di Indonesia membuat sebuah anggapan mendarah daging di tengah masyarakat: “lebih cepat menikah lebih bagus, kalau ketuaan nanti gak ada yang mau”. Padahal sejatinya, diperlukan kesiapan fisik dan mental ketika pasangan memutuskan untuk menikah. Lalu, bagaimana dengan menikah di usia 40 tahun?
Menikah di Usia 40 Tahun, Apa yang Harus Diperhatikan?
Merujuk pada data catatan kelahiran di Prancis dalam kurun waktu 1670-1830, terpapar sebuah fakta menarik. Saat seseorang berusia 27 tahun, kesuburan perempuan mulai menurun signifikan. Ketika ia mencapai usia 40 tahun, mustahil baginya untuk hamil dan menimang momongan.
Dampaknya sudah bisa ditebak, banyak pria dan perempuan akhirnya selekas mungkin menikah. Karena ketakutan dan mencegah omongan orang sekitar, pasangan memilih melakukan hal yang sebenarnya belum siap atau malah belum ingin dilakukan, yaitu membina rumah tangga.
Atas nama menikah, kompromi atas diri sendiri dikesampingkan. Tak sedikit juga yang mengorbankan cita-cita yang sudah lama didambakan. Hal ini karena banyak orang merasa takut akan menjalani kehidupan sendirian.
Namun di balik itu semua, faktanya ada keuntungan yang bisa didapat kendati baru menikah di usia 40 tahun. Merujuk laman Your Tango, usia hanyalah angka dan menikah kala berusia 40 tahun tidaklah mustahil dilakukan.
Di usia ini, kebanyakan orang umumnya sudah mapan secara keuangan. Pasangan sudah bisa menata keuangan lebih signifikan sehingga akan ada dua aliran pemasukan dalam rumah tangga.
Dari segi kesehatan, menikah di usia ini juga membawa keuntungan. Pasangan akan terhindar dari stres berlebihan, indikasi merasa depresi berkurang, dan angka harapan hidup juga meningkat. Menikah di usia matang membuat pasangan mendapatkan kesempatan untuk melalui hubungan emosional yang lebih intim.
Alasannya jelas, apalagi yang dipikirkan di usia 40 tahun? Keuangan sudah matang, dan di usia ini besar kemungkinan tujuan keuangan sudah tercapai. Pasangan akan lebih fokus mengumpulkan dana pensiun dan bersenang-senang.
Artikel terkait: Menikah Muda karena Takut Zina, Quraish Shihab: “Itu Bukan Solusi yang Tepat”
10 Keuntungan Menikah di Usia 40 Tahun
Menariknya, ada beragam keuntungan tidak terpikirkan jika memilih 40 tahun sebagai keputusan dalam hidup. Melansir laman Best Life, berikut ulasannya.
1. Pilih Menikah di Usia 40 Tahun, Komunikasi Lebih Lancar
Menikah di usia berapa saja akan membuat hubungan lebih renggang jika komunikasi tidak diperhatikan. Untuk itulah, komunikasi yang sehat menjadi kunci dan pasangan berusia 40 tahun harusnya sudah lebih piawai menyiasati hal ini.
“Mempertahankan komunikasi yang sehat berarti menjadi lebih jujur dan pengertian dengan pasangan Anda lebih terjalin,” kata psikoterapis Babita Spinelli sekaligus pendiri Opening the Doors Psychotherapy.
2. Istirahat Berkualitas
Memasuki usia 40 tahun, waktunya istirahat lebih berkualitas. Hal ini disebabkan kecil kemungkinannya pasangan memiliki jadwal tidur yang berbeda, mengingat aktivitas sudah lebih terjadwal dengan baik.
Ketika pasangan tidur dengan jam berbeda, momen kontak fisik dan keintiman bisa saja hilang. Hal ini dialami oleh 75% pasangan yang dipublikasikan dalam jurnal Warren Evans tahun 2015 yang diliput oleh The Daily Mail.
3. Menikah di Usia 40 Tahun Buat Anda Santai Menjalani Hidup
Poin penting berikut ketika memutuskan menikah di usia 40 tahun adalah: Anda lebih santai menjalani kehidupan ini. Bukan waktunya Anda meratapi segala sesuatunya, karena Anda sudah sepenuhnya menyadari bahwa segala sesuatu tidak selalu berjalan sesuai keinginan.
“Hanya karena Anda menginginkan sesuatu tidak berarti pasangan Anda bertanggung jawab untuk menyediakannya,” ungkap psikolog klinis Steven M. Sultanoff, PhD.
Artikel terkait: 5 Pertanyaan Ini yang Perlu Dijawab Sebelum Menikah, Cek!
4. Bertengkar Hanya untuk Hal Penting
Usia 40 tahun merupakan usia mindset seseorang semakin matang, di sinilah pasangan yang menjalin relasi romantis sudah enggan bertengkar untuk hal sepele. Seluruh keputusan dilakukan secara sadar. Berdebat hanya karena terlambat pulang mungkin tidak lagi ada dalam hidup seorang berusia 40 tahun.
“Apakah apa pun dalam keseharian Anda cukup penting untuk diperdebatkan? Jika tidak begitu penting, biarkan saja,” sambung Sultanoff.
5. Manfaat Menikah di Usia 40 Tahun: Mudah Memaafkan
Tidak ada seorang pun yang sempurna di dunia ini, termasuk Anda dan pasangan. Ingin menjalin hubungan tetap sehat dan utuh, memaafkan adalah hal krusial untuk dilakukan.
“Terima bahwa pasangan Anda melakukan yang terbaik yang dia bisa berikan pada keadaan saat ini,” ujar Sultanoff. Sultanoff pun merekomendasikan agar maaf diberikan jika pasangan memang terbuka dengan kesalahan yang dilakukan.
6. Berkompromi Kian Mungkin
Di samping komunikasi, berkompromi merupakan kunci menjalani hubungan sehat dan bahagia. Alih-alih terus menuntut dan memaksakan kehendak, berkompromi adalah cara sederhana untuk dilakukan.
“Jika Anda berdua berselisih tentang sesuatu yang Anda inginkan, pertimbangkan seberapa penting itu bagi Anda versus seberapa penting bagi pasangan. Jika ternyata itu kurang penting, tak perlu diributkan,” tegas Sultanoff.
Artikel terkait: Berencana Menikah? Ketahuilah 9 Tahapan Kehidupan Setelah Menikah
7. Lebih Bijaksana Menyampaikan Bahasa Tubuh
Usia 40 tahun bukan lagi remaja, komunikasi lebih diutamakan dibandingkan menyampaikan kekesalah melalui gestur tubuh. Bahkan ketika Anda dengan jelas mengatakan satu hal kepada pasangan Anda, bahasa tubuh bisa saja mengisyaratkan pesan yang sama sekali berbeda, demikian menurut Chelsea Hudson, LCPC, dari Cityscape Counseling.
“Anda mungkin mengatakan ‘Saya baik-baik saja’ tetapi nada dan ekspresi wajah Anda mungkin menandakan sebaliknya,” ujar Hudson.
8. Memberi Tanpa Pamrih
Ketika melakukan sesuatu untuk pasangan, paham jika kita menginginkan timbal balik. Misal, membuatkan kopi saat pasangan baru pulang kerja dengan harapan ia akan menggantikan Anda menjaga anak sementara.
Tindakan tersebut memang baik, tetapi itu merupakan bentuk transaksional karena ada harapan pamrih menyertai. Ketika sudah mencapai usia matang, hal ini sudah lebih sedikit lagi dilakukan.
“Fokus pada apa yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan hubungan Anda tanpa mengharapkan pasangan Anda segera merespon dengan tingkat usaha yang sama,” pungkas Hudson.
9. Rasional Menyampaikan Perasaan
Parents, pernahkah Anda ‘berbohong’ pada pasangan? Bilangnya ‘aku baik aja kok’ padahal dalam hati masih gondok? Menjadi kebiasaan, hal ini adalah pemicu mengapa ketegangan dalam pernikahan sering terjadi, lho.
Memang bukan hal yang mudah untuk terbuka dengan pasangan apapun itu, namun hal ini ibarat pupuk untuk pernikahan semakin baik di masa mendatang. “Bersikap terbuka tentang apa yang Anda rasakan adalah satu-satunya cara bagi Anda dan pasangan dapat mengatasi masalah dengan tenang dan penuh rasa hormat,” kata Sullivan.
10. Jatuh Cinta Setiap Hari
Semakin tua, saatnya jatuh cinta datang setiap harinya! Jika ingin pernikahan lebih menarik, cobalah lebih rutin menggoda pasangan seperti pertama kali berkencan.
“Percikan terkadang berakhir setelah tahap bulan madu. Sangat penting untuk memprioritaskan menemukan cara-cara yang menyenangkan dan unik untuk menjaga percikan cinta tetap hidup untuk memiliki pernikahan yang sukses,” tegas Sullivan.
Itulah serba-serbi dan keuntungan bagi Anda yang berencana menikah di usia 40 tahun. Semoga kebahagiaan terus menyertai pernikahan Anda.
Baca juga:
7 Tanda Seseorang Siap untuk Menikah Menurut Psikolog Roslina Verauli
Syarat Menikah dengan WNA dan Dokumen yang Harus Dilengkapi
Catat! Inilah 5 Rukun Nikah dan Syarat Sah Menikah dalam Agama Islam
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.