Komunikasi begitu penting dalam menjalani suatu hubungan. Begitu juga dengan pernikahan. Meski pernikahanku baru berjalan satu setengah tahun, aku sudah banyak belajar cara menghadapi pasangan yang introvert.
Punya pasangan introvert itu jadi tantangan tersendiri buatku. Awal aku kenal suami, kukira dia adalah orang yang tidak suka bergaul. Apa-apa selalu sendiri. Ternyata dia punya sifat introvert yang lebih nyaman berinteraksi dengan lebih sedikit orang.
Orang introvert tetap bisa berkomunikasi dengan baik. Hanya saja caranya memang sedikit unik dari kebanyakan orang. Lama-lama seru juga memahami kepribadiannya yang tidak banyak omong.
Dari pengalamanku, ini hal-hal yang kulakukan untuk menghadapi pasangan yang introvert.
1. Memunculkan dan Merawat Rasa Nyaman
Masih banyak orang yang menganggap sifat introvert sama dengan pemalu atau antisosial. Ternyata anggapan itu salah besar. Orang-orang introvert bisa saja berinteraksi dengan banyak orang dalam satu waktu. Hanya saja, mereka akan merasa energinya terkuras habis setelah itu. Biasanya mereka akan mengambil waktu me-time untuk mengembalikan energi.
Sepanjang pengamatanku, pasanganku akan sangat terbuka ketika ia merasa nyaman. Hubungan kami pun dimulai dari rasa nyaman sebagai teman. Kebetulan kami sudah berteman sejak SMP. Sampai kami menikah saat ini, aku dan dia sudah terbiasa saling terbuka.
Menurutku, seorang introvert justru memiliki sisi terbaik dalam berhubungan antarpribadi. Mereka akan cenderung lebih fokus pada hubungan itu dan benar-benar menaruh semua fokusnya. Bicaranya juga tidak sembarangan sehingga setiap obrolan akan lebih bermakna.
2. Menghadapi Pasangan yang Introvert, Bicarakan Segalanya Berdua
Orang introvert cenderung senang diajak berbicara secara pribadi. Banyak pasangan masih suka menulis curhatan di media sosial atau curhat ke teman-temannya. Padahal jika itu soal kehidupan rumah tangga, solusi yang terbaik adalah membicarakannya berdua dengan pasangan.
Menghadapi pasangan yang introvert membuatku banyak belajar cara komunikasi yang tepat. Daripada marah-marah tidak jelas, mereka akan lebih menghargai kalau kita ajak duduk berdua. Biarkan amarah itu mereda dengan memberikan jeda. Setelah situasi dirasa sudah lebih tenang, barulah mulai membicarakan masalahnya.
Komunikasi yang penuh amarah, biasanya membuat kita kelepasan. Jangan sampai hal itu membuat pasangan kita balik marah atau tersinggung. Kalau sudah marah, orang introvert akan lebih banyak diam. Uh, makin tidak karuan deh jadinya. Mending redamkan amarah dan deep talk setelahnya.
Orang introvert menyukai ketenangan. Sepanjang pengalamanku, kami hampir tidak pernah saling berteriak. Jika ada masalah, dia akan cenderung melembutkan nada bicaranya. Mereka dianugerahi bakat untuk memahami hal dengan lebih baik.
3. Dia suka Menjadi Pendengar yang Baik
Punya pasangan introvert memberiku bonus teman curhat yang menyenangkan. Sejak awal pernikahan, kami sepakat bahwa hubungan kami harus berjalan seimbang. Misalnya, jika ingin didengarkan, maka aku juga harus mendengarkannya. Begitu pun sebaliknya.
Aku sebagai orang yang punya sifat lebih terbuka tentu membutuhkan “tampungan” untuk segala masalah yang kupikirkan. Meski terkesan irit bicara, pasanganku adalah pendengar yang baik. Dari proses itu, dia akan lebih bisa mencerna apa yang kukeluhkan.
Pasanganku sering memberikan pandangan yang berbeda soal suatu masalah. Pendapatnya akan memberikan gambaran lebih luas dan jelas, meguraikan pikiranku yang kusut. Dari sini, aku bisa mengambil keputusan harus bersikap bagaimana.
4. Tidak Suka Basa-basi
Untungnya menghadapi pasangan yang introvert, aku jadi belajar bahwa terkadang basa-basi itu tidak perlu. Pasanganku akan cenderung to the point jika memang tidak menyukai sesuatu. Aku yang lebih sering tidak enakan menjadi terbantu karena pola pikirnya yang sederhana.
Ternyata basa-basi dan rasa tidak enakan sering merugikan kita sendiri. Contohnya ketika ada orang yang ingin pinjam uang padahal sudah pernah pinjam tapi tidak dikembalikan. Aku jadi bisa memilih saat harus basa-basi atau tidak perlu. Dengan begitu berkurang juga masalah kami.
Terus terang saja, masalah pinjam-meminjam uang ini adalah hal yang sensitif dalam pernikahan. Meskipun suamiku suka membantu orang lain, tapi dia sangat berhati-hati jika soal urusan meminjamkan uang. Dia yang lebih pandai membaca sifat orang, akan mengingatkanku sebelum terlambat.
5. Irit Biaya Pergaulan
Ini mungkin lucu bagi sebagian orang. Tapi memang, menghadapi pasangan yang introvert membuatku sadar bahwa kami bisa punya lebih banyak tabungan karena dia hampir tidak pernah nongkrong. Pasanganku lebih suka nonton dan baca komik di rumah. Paling-paling, biaya yang keluar hanya untuk berlangganan.
Nah, aku jadi merasa begitu beruntung menjadi pasangan orang introvert. Kami menjadi saling melengkapi. Memang benar jika dibilang bahwa Tuhan memberi yang kita butuhkan. Segalanya akan terasa lebih indah jika kita mau saling menerima lebih-kurangnya pasangan.
Ditulis oleh Desi Kartika Sari, UGC Contributor theAsianparent.com
Artikel UGC lainnya:
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.