Belajar dari kegagalan adalah hal penting yang harus diajarkan pada anak sejak dini. Seperti halnya orang dewasa, anak-anak pun terkadang menghadapi kegagalan di kesehariannya.
Sayangnya, banyak orangtua mengabaikan perasaan anak yang sedang menghadapi kegagalan, karena mereka menganggap bahwa kegagalan merupakan bagian dalam fase kehidupan, bahwa hal ini dapat mengajarkan banyak hal berharga. Namun sesungguhnya, bukan itu yang anak kita dibutuhkan.
Orang tua di masa lalu melimpahkan kasih sayang tak terhingga bagi buah hatinya, sebagaimana mereka menerima curahan kasih ini dari orang tua mereka saat masih kecil.
Pentingnya orangtua membantu anak menghadapi kegagalan
Membantu anak menghadapi kegagalan adalah tugas penting orangtua.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan psikologi, kita sekarang memiliki lebih banyak referensi terkait bagaimana cara membesarkan si buah hati. Dan kita semakin memiliki pemahaman lebih baik terkait metode apa yang sungguh-sungguh diperlukan bagi anak-anak untuk belajar dari kegagalan.
Pada saat seorang anak mengalami kegagalan, orangtua harus melakukan dua hal penting yang bertujuan untuk membuat anak merasa nyaman dan membantunya mencapai kesuksesan.
Hal pertama bisa dilakukan dengan menyampaikan seberapa besar orangtua peduli pada anak, dan menjadi pihak yang bisa diandalkan. Yang kedua, orangtua melakukan hal-hal yang bisa membantu anak meraih kesuksesan di kemudian hari, dengan cara mendidik anak agar menjadi sosok yang gigih.
Kegigihan adalah sikap yang mendorong berbagai perilaku yang membutuhkan ketekunan, antara lain dorongan untuk menyelesaikan tugas, melalui masa-masa penuh tekanan, mencurahkan waktu dan segenap upaya, atau menemukan pendekatan kreatif melalui keberanian menyelesaikan masalah.
Artikel terkait: 7 Kesalahan Parenting yang membuat anak tidak sukses di masa depan
3 Strategi utama mendorong kegigihan dalam diri anak
1. Memberikan teladan kegigihan pada anak
Orang tua yang tampak berjuang menghadapi berbagai hal dalam kehidupannya, namun tetap konsisten untuk melakukan suatu aktivitas tak peduli apapun yang terjadi. Serta terus mengulangi pola ini seiring waktu, dapat secara alami menumbuhkan kegigihan pada anak-anak.
Salah satu cara orang tua untuk menerapkan hal ini dalam kehidupan rumah tangga adalah dengan cara melakukan tugas-tugas rumah tangga yang agak sulit, yang membutuhkan upaya lebih.
Hal ini akan membantu orang tua menjelaskan apa yang coba ia raih secara gamblang, dan turut membahas mengenai berbagai pendekatan baru untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Berikan pujian secara spontan
Saat Anda melihat anak Anda melakukan hal baik untuk dirinya sendiri dan memfokuskan upaya khusus untuk menyelesaikan sebuah tugas, berikanlah pujian secara spontan saat itu juga. Berikan mereka pujian, bahkan pada upaya sekecil apapun.
Dan jika Anda tidak melihat hal ini dapat terus berlangsung, dan si kecil tidak melakukan suatu hal yang cukup menantang, maka tunggulah. Atau berikan ia tantangan untuk menyelesaikan sebuah permainan yang agak sulit, atau pekerjaan rumah. Bila dia berhasil menyelesaikan semuanya dengan baik, pujilah anak Anda dengan speneuh hati.
3. Mengulang latihan kegigihan secara rutin
Beberapa orang terlahir dengan pembawaan yang cenderung gigih dibandingkan orang lain. Sekalipun tanpa pelatihan, beberapa Anak bisa tetap menghasilkan karya yang bagus, sementara yang lain tidak bisa begitu.
Bagaimana dengan kebanyakan dari kita? Bisa jadi kita berada di tengah-tengah ini semua. Namun akhir dari perjalanan kita selalu berbeda dengan perjalanan yang kita mulai.
Praktik yang terus-menerus dilatih dan diulang-ulang dapat mengajarkan anak bahwa proses itu sangatlah penting, bahkan sama pentingnya dengan tujuan akhirnya.
***
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
Belajar dari kegagalan, ajarkan itu pada anak kita
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.