Halo Parents, ini tulisan pertama saya di platform theAsianparent. Di sini saya akan berbagi pengalaman hamil, melahirkan anak pertama saya dengan lancar termasuk pengalaman saya mencoba melakukan induksi alami.
Saya menikah di tahun 2018 lalu, Puji Tuhan 2 minggu setelah menikah saya langsung hamil.
Memang saat itu saya sedang masa subur dan sedari gadis saya selalu menjaga pola makan dan menerapkan gaya hidup sehat.
Trimester pertama saya lalui dengan berat. Kehilangan nafsu makan, mual saat mencium bebauan dan muntah terus-menerus menjadi rutinitas saya kala itu.
Sempat ada perasaan khawatir dengan perkembangan janin saya karena saya makan sangat sedikit. Tidak bisa makan nasi, yang bisa saya makan hanya cookies dan crackers tawar dengan teh manis. Namun saya rutin mengonsumsi vitamin yang di berikan dokter dan rajin minum susu kehamilan.
Trimester kedua keadaan saya mulai membaik, nafsu makan kembali walau belum seutuhnya. Setidaknya saya bisa makan sedikit jadi saat muntah bukan lagi cairan yang keluar.
Saya menjalani kehamilan saya dengan keluhan umum para ibu hamil. Saat memasuki trimester ketiga, saya mulai rajin mengikuti kelas yoga untuk ibu hamil di rumah sakit.
Manfaat yoga bagi ibu hamil sangatlah banyak yaitu bisa mengurangi nyeri punggung dan mengurangi risiko komplikasi kehamilan, yoga juga memberikan efek relaksasi dan ketenangan bagi saya.
Selain yoga saya juga mulai mengonsumsi kurma 7 butir di pagi hari di saat perut kosong. Menurut hasil penelitian dari berbagai sumber yang saya baca, kurma memiliki segudang manfaat untuk ibu hamil.
Namun sebelum mengonsumi kurma saya konsultasikan dulu dengan dokter kandungan. Saya juga menggunakan birthing ball atau gymball sebagai alat untuk melatih otot-otot daerah panggul saya menjadi lentur dan siap untuk melahirkan.
Terus Berupaya Mencoba Induksi Alami
Saya memang bertekad untuk melahirkan secara normal karena saya takut di operasi. Maka, saya pun mencoba melakukan induksi alami.
Memasuki minggu ke 41 dokter menyatakan bahwa plasenta janin mulai memasuki fase pengapuran dan air ketuban saya semakin sedikit.
Menurut dokter, saya harus segera melahirkan anak saya dan diminta untuk diinduksi dan dioperasi.
Saat itu perasaan saya campur aduk, antara takut dan bingung. Saya tidak biasa dengan peralatan medis dan memang sampai saat itu tidak terasa kontraksi sedikitpun. Saya pulang dan menenangkan diri, lalu mencari tahu tentang induksi alami, mencoba melakukan induksi alami.
Menurut informasi yang saya baca dari berbagai sumber di internet induksi alami dapat dilakukan dengan melakukan pijat oksitosin, bergerak lebih banyak, dan makan buah nenas.
Maka esok paginya saya langsung berkeliling kompleks rumah, makan kurma dan minum air putih. Saya lanjutkan dengan sarapan dan menghubungi bidan yang bisa melakukan pijat oksitosin, setelah itu saya makan buah nanas dan beristirahat tidur siang.
Bangun tidur saya buang air kecil dan melihat ada bercak darah sebagai tanda persalinan. Saya sangat bersyukur dan langsung menghubungi suami untuk mengajak suami berkeliling pusat perbelanjaan dengan harapan untuk mempercepat pembukaan.
Memasuki Tahapan Pembukaan Menjelang Persalinan
Kami berkeliling mal selama 3 jam, lalu ke rumah sakit. Ketika di periksa ternyata memang sudah terjadi pembukaan tapi masih bukaan 0.5.. Ada perasaan lega karena saya masih punya kesempatan untuk melahirkan normal tanpa operasi.
Karena masih pembukaan awal, kami pulang ke rumah. Lama kelamamaan, rasa sakit kontraksi semakin kuat dan cepat. Saya berpegangan pada terali jendela untuk berjongkok-naik turun dengan harapan mempercepat pembukaan.
Selanjutnya saya menenangkan diri dengan berputar di birthing ball, rasanya sangat nikmat dan tidak terlupakan. Bahkan untuk tidur pun saya tidak sanggup.
7 Jam berlalu dan saya semakin tidak kuat dengan rasa sakit kontraksi, kami pun memutuskan kembali ke rumah sakit ternyata masih bukaan 1. Entah bagaimana caranya saya bisa tidur selama 1 jam, dan begitu saya bangun tidur saya kembali berkemih, saat itu juga keluar gumpalan darah yang besar dan rasa sakit kontraksi jauh lebih kuat dan temponya semakin cepat.
Kami kembali ke rumah sakit dan ternyata sudah pembukaan 8. Saya dimasukkan ke ruang bersalin dan setelah pembukaan lengkap saya mulai berjuang melahirkan anak saya. Karena saya tidak bisa mengatur napas akhirnya anak saya di-vakum untuk membantu proses kelahirannya.
Puji Tuhan rasa syukur saya tidak terkatakan. Setelah 9 bulan yang cukup berat dan penuh dengan perjuangan akhirnya saya bisa bertemu dengan buah hati kami. Memang perjuangan setelah melahirkan masih panjang, tapi setidaknya saya sudah lega melihat anak kami lahir dengan selamat tanpa kurang suatu apapun.
Saya percaya bahwa setiap tubuh wanita dirancang untuk melahirkan dengan normal, tapi jika tidak memungkinkan tidak ada yang salah dengan operasi. Untuk setiap ibu hamil, latih tubuhmu dan makanlah makanan yang sehat, bergeraklah yang aktif dan terukur.
Jangan berkecil hati jika dokter memintamu operasi, karena biar bagaimanapun bukan normal dan operasi yang mengukur peran dan keikhlasan kita sebagai seorang ibu. Semoga tulisan ini bisa menjadi penolong bagi yang membutuhkan informasi dan inspirasi. God bless.
Ditulis oleh Yesenia Octary, VIPP Member theAsianparent ID
Artikel Lain yang Ditulis VIPP Member theAsianparent ID
Drama Kehamilan Pertamaku, Alami Ketuban Sedikit atau Oligohidramnion
Resep Bola-Bola Kentang Sapi Menu Sehat Anti Gtm untuk Anakku