Obesitas yang terjadi pada anak-anak bisa memengaruhi kondisi kesehatannya secara keseluruhan. Komplikasi yang terjadi akibat obesitas bisa saja menyebabkan beberapa permasalahan medis seperti diabetes, gangguan perilaku, hingga depresi. Oleh karena itu, upaya mencegah obesitas pada anak perlu dilakukan sejak dini.
Bukan hanya tentang makanan. Risiko obesitas pada anak juga bisa dipengaruhi oleh interaksi atau pola asuh yang diberikan orangtua. Hal ini dijelaskan dalam sebuah penelitian yang sedang dilakukan oleh University of New York.
Dalam studi ini, para peneliti mengamati bagaimana pengaruh interaksi ibu dan bayi selama menyusui dengan peningkatan risiko obesitas. Mereka pun menemukan bahwa, anak yang kurang mendapatkan kedekatan emosional saat proses menyusui, serta tidak diberikan stimulasi aktif di usia 7 bulan, cenderung mengalami kenaikan berat badan yang signifikan.
“Sampai saat ini, belum ada studi yang meneliti bahwa lingkungan juga bisa menjadi faktor risiko dari obesitas. Oleh karena itu, dengan penelitian ini, kami akan melihat bagaimana interaksi dan pola asuh keluarga dapat memengaruhi pola makan dan nafsu makan anak juga,” ungkap Kai Ling Kong, PhD, salah satu penulis pendamping dalam penelitian seperti yang dilansir dari laman Healthline.
Pentingnya pola asuh yang baik untuk mencegah obesitas pada anak
Jumlah anak yang mengalami obesitas cenderung meningkat di Amerika Serikat. Sekitar 10% anak yang berusia 4 – 5 tahun diketahui mengalami kelebihan berat badan. Menurut data Departemen Kesehatan New York, angka tersebut dua kali lebih tinggi dari beberapa tahun sebelumnya.
Di Indonesia sendiri, seperti dilansir dari Alodokter, laporan penelitian gabungan UNICEF, WHO, dan ASEAN pada 2016 menunjukkan bahwa 12% persen anak mengalami obesitas dan malnutrisi.
Data tersebut menunjukkan bahwa risiko obesitas meningkat, sehingga langkah pencegahan perlu dilakukan. Salah satu caranya adalah, dengan memerhatikan juga jenis pola asuh seperti apa yang diberikan pada anak agar ia terhindar dari kondisi tersebut.
Salah satu langkah untuk melihat bagaimana interaksi orangtua dan anak dapat memengaruhi obesitas, Kai dan tim juga fokus pada kebiasaan dan pola hidup orangtua. Misalnya, apakah ibunya perokok, mengonsumsi minuman keras, atau terpapar zat terlarang lainnya selama kehamilan.
Pasalnya, kebiasaan hidup yang tidak sehat tersebut berisiko tinggi menyebabkan janin mengalami gizi buruk. Hal tersebut juga dapat menyebabkan aliran darah atau oksigen tidak optimal, sehingga dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak.
Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa orangtua yang tidak menunjukkan kehangatan emosi selama melakukan interaksi dengan anak, juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang signifikan pada anak. Pasalnya, lingkungan juga sangat berpengaruh pada nafsu makan anak.
“Lingkungan yang harmonis, juga kegiatan keluarga yang aktif merupakan alternatif untuk menjaga asupan makanan anak tetap ideal. Jadi, anak tidak akan menemukan kesenangan dalam makanan saja, melainkan juga dari kegiatan dia dan keluarga,” ungkap Kai.
6 Cara sederhana untuk mencegah obesitas pada anak
Mencegah obesitas pada anak tentunya tidak cukup dengan pola asuh yang baik. Penerapan pola hidup sehat juga sangat diperlukan. Mengingat anak belum sepenuhnya paham mengenai konsep tersebut, maka orangtua perlu memperkenalkan dan mengajarkan pola hidup sehat ini pada anak.
“Sebagai langkah awal, orangtua bisa membatasi minuman yang mengandung banyak gula untuk dikonsumsi anak. Berikan si kecil lebih banyak air mineral atau susu. Untuk minuman manis, sebaiknya berikan ia jus buah dibandingkan dengan minuman kemasan,” ungkap Lucie Smith, Ahli Fisikologi Olahraga dari Helen DeVos Children’s Hospital, Amerika Serikat.
Lebih lanjut, Lucie juga membagikan 6 cara sederhana yang bisa dilakukan orangtua untuk menjaga berat badan anak agar tetap ideal secara sehat yakni:
- Pantau apa yang dimakan anak di luar lingkungan rumah. Usahakan agar tidak terlalu menekan mereka dalam melarang mengonsumsi makanan tertentu. Parents bisa bertanya seperti ‘kamu waktu istirahat di sekolah makan apa aja?’ kepada anak. Jika makanan yang ia konsumsi banyak yang tidak sehat, maka berilah ia pengertian secara perlahan.
- Dorong anak untuk membiasakan diri makan beragam jenis buah dan sayur.
- Mengonsumsi makanan sehat itu sangat penting. Jangan menyerah jika anak menolak untuk mengonsumsi makanan sehat. Berikan beberapa kali kesempatan untuk ia mencoba. Atau sajikan makanan bergizi dengan bentuk atau tampilan yang sekiranya akan menarik perhatiannya.
- Batasi mengonsumsi makanan siap saji atau junkfood.
- Simpan makanan sehat seperti buah dan sayur di tempat yang sekiranya lebih mudah terlihat oleh anak ketika ia membuka kulkas. Jauhkan makanan manis seperti coklat, minuman kaleng, dan sebagainya di tempat yang sulit dijangkau oleh anak.
- Tingkatkan aktivitas fisik anak dengan mengajaknya olahraga rutin seperti berlari atau sekadar jalan-jalan di sekitar rumah. Ajak ia pergi ke taman bermain, museum, dan tempat bermain lainnya agar aktivitas di luar ruangan lebih banyak.
Selain pola asuh dan kebiasaan makan sehat, aktivitas fisik juga memang sangat memengaruhi faktor risiko obesitas pada anak. Oleh karena itu, Lucie juga mengimbau agar orangtua bisa mengajak anaknya untuk melakukan kegiatan aktif seperti olahraga atau bermain di luar ruangan.
Lucie memaparkan, “Dengan hadirnya teknologi, anak-anak cenderung enggan melakukan kegiatan yang akan membuatnya lebih aktif secara fisik. Dibanding bermain dengan ponsel di rumah, ada baiknya jika anak diajak main ke luar dan bertemu dengan teman-teman sebayanya.”
“Setidaknya, anak perlu melakukan aktivitas fisik selama satu jam per harinya. Kurangi screen time dan ajaklah mereka bergerak,” tutupnya.
***
Itu dia cara sederhana untuk mencegah obesitas pada anak yang bisa Parents lakukan mulai dari sekarang.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
Cegah obesitas anak, lakukan sederhana yang disarankan dokter ini!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.