Mendisiplinkan anak Anda memang tugas yang sangat sulit. Salah satu hal yang penuh dengan dilema adalah pertanyaan soal boleh atau tidak ya kita memukul bokong anak. Kalau diingat-ingat semasa kecil dulu, saya yakin, Anda seperti halnya saya pasti punya pengalaman ‘ditangani’ oleh orangtua kita. Ketika itu tak ada yang mengganggap tindakan ini salah; bahkan justru digarisbawahi sebagai metode pendisiplinan yang terbaik. Selama bertahun-tahun orangtua di kebanyakan negara Asia telah mempraktikkan memukul bokong anak sebagai cara pendisiplinan, bahkan sampai sekarang pun masih kerap dilakukan. Namun demikian seiring perkembangan waktu, menabok bokong anak sekarang telah dipandang oleh banyak orang sebagai cara yang salah dalam mendisiplinkan anak.
Tentu saja masih ada yang menganggapnya sebagai cara terbaik untuk mendisipliknkan anak, tamun tidak bisa mengesampingkan perubahan sikap terhapa hal ini. Alasan-alasan yang menyebabkan perubahan sikap ini sangatlah luar biasa dan yang terpenting lagi adalah pandangan-pandangan aktual yang diutarakan oleh banyak orang terhadap hal ini.
Pertanyaan pertama yang harus ditanyakan oleh orangtua kepada diri sendiri saat memukul bokong anak adalah pelajaran apa yang orangtua harapkan dapat dipelajari dari hal ini? Pertanyaan ini dalam banyak kejadian sangatlah penting maknanya, karena orangtua belakangan akan menyadari bahwa anak-anak seringkali tidak mengaitkan hukuman pemukulan di bokong sebagai akibat dari perikaku buruk mereka. Bahkan dalam kebanyakan kasus, anak-anak akan merasa diperlakukan tidak adil oleh orangtua. Mereka juga mungkin merasa orangtua tidak bisa memahami mereka. Berapa kali Anda mendengar anak Anda mengatakan “Ibu/ayah tidak memahamiku” ? Atau sebaliknya justru berapa kali Anda pernah mengatakan hal serupa kepada orangtua Anda setelah dipukul? Hampir selalu, anak-anak mengingat pemukulan di bokong tersebut, namun tidak pernah mengingat apa penyebab mereka dipukul oleh orangtuanya. Oleh karena itulah para ahli merasa memukul bokong bukanlah cara terbaik untuk mendisiplinkan anak.
Mereka yang setuju dengan cara memukul bokong anak, merasa bahwa cara ini sangat efektif untuk mendisiplinkan anak-anak balita, terutama karena balita tidak dapat memahami alasan dan satu-satunya cara untuk menghentikan mereka melakukan aktivitas yang berbahaya adalah dengan cara memukul kong mereka dan menariknya dari tempat itu. Pendapat ini mungkin saja benar dan efektif dilakukan dalam beberapa kasus tetapi tidak benar-benar efektif untuk jangka waktu lama. Saya adalah ibu dari seorang balita yang bersikeras menyentuh apa pun yang panas, dan tidak memahami konsekuensi melakukan hal itu. Seandainya saya harus mengikuti teori memukul bokong anak dan lalu memukul bokongnya, maka saya tidak yakin apakah dia akan menghubungkan hal ini dengan kebiasaan buruknya itu. Pada kenyataanya anak-anak balita berada dalam usia dimana mereka suka mengulang-ulang melakukan sesuatu untuk mendapatkan perhatian dan dengan dipukul bokongnya mereka akan merasa sudah mendapatkan jalan yang tepat untuk mendapatkan perhatian itu.
Kedua, memukul bokong anak akan dipandang oleh anak sebagai hukuman untuk perbuatan mereka dan karena itu tidak secara sungguh-sungguh mendisiplinkan anak. Banyak ahli mengatakan bahwa perlakukan buruk akan meyulut perasaan bersalah dalam diri anak yang akan mengurangi makna dari memukul bokong anak, karena anak akan merasa mereka sudah ‘membayar’ perbuatan buruknya, dan sekarang bisa melakukan kenakalan baru.
Ketiga, para ahli menganggap memukul bokong anak adalah cara orangtua melampiaskan kemarahan dan rasa frustai mereka. Saat marah, akan muncul naluri untuk memukul seseorang, dan karena itulah kita cenderung memukul anak kita karena bertingkah laku buru, tanpa menyadari bahwa tindakan ini dapat merusak hubungan orangtua-anak, juga memengaruhi keseluruhan perkembangan anak. Selain itu, menurut beberapa ahli, anak-anak suka meniru perlakuan orangtua mereka, dan cenderung untuk memukul bokong anak-anak yang lebih kecil dari mereka. Pasti sering dengar seperti itu ya? Nah, mungkin sudah saatnya Anda berpikir. Berapa kali kita melihat sesama saudara kandung saling berkelahi, atau anak yang lebih muda memukuli adiknya, hanya karena dia lebih tua dan selalu benar? Sungguh patut diwaspadai ya? Yah, begitulah keadaannya dan hal seperti inilah yang paling tidak disadari oleh para orangtua.
Terakhir, sangatlah penting untuk memahami bahwa anak-anak lebih memahami kata-kata cinta dibandingkan tindakan memukul bokongnya. Sementara Anda merasa jauh lebih baikan setelah memukul anak karena kenakalannya, disiplin sebenarnya bisa diterapkan dengan mudah dan efektif bila dikombinasikan dengan kehangatan dan kata-kata penuh cinta.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.