Parents ingin memberikan smartphone pada anak? Selain membuat kesepakatan bersama, rasanya antara Anda sebagai orangtua dan anak perlu membuat kontrak lebih dulu.
Membuat kontrak merupakan salah satu cara yang bisa mengajarkan beberapa aturan mendasar kepemilikan telepon genggam.
Bagaimana, tertarik ingin mencobanya?
Biar bagaimana pun, ketika anak diberikan kepercayaan untuk memiliki telepon genggam, sebagai orangtua, Anda tentu saja bisa merasa khawatir. Konten seperti apa yang akan dilihat anak? Apakah anak bisa mengatur waktu yang tepat saat menggunakan ponselnya?
Atau, haruskah kita sebagai orangtua memantau ponsel anak?
Beberapa orangtua mungkin menganggap hal ini masuk dalam pelanggaran privasi. Tetapi, atas nama keselamatan anak, banyak orangtua yang sering melakukannya karena khawatir.
Apa pun alasannya, orangtua sebenarnya bisa bersikap transparan kepada anak. Kita, sebagai orangtua tidak perlu sembunyi-sembunyi untuk ‘mengintip’ membaca pesan dalam aplikasi WhatsApp atau melihat konten apa saja yang sudah ia lihat tanpa persetujuan mereka.
Bukankah antara orangtua dan anak memang perlu keterbukaan dan sikap jujur satu sama lain? Hal ini pun berlaku untuk mengetahui aktivitas online mereka dari waktu ke waktu.
Artikel terkait: Bahaya gadget bagi anak, dari fisik sampai psikis
Hal yang perlu dilakukan adalah membiarkan mereka tahu batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar. Tentu perlu dimulai untuk membuat kesepakatan bersama dan menulisakannya dalam sebuah kontrak tertulis.
Layaknya surat kontrak, semua kesepatakan yang sudah tertuang dalam kontrak tentu saja perlu ditandatangani.
Ya, cara ini mungkin saja sedikit ekstrim, tetapi memiliki kesepakatan jelas, sesuatu yang hitam putih tentu akan baik. Bahkan, cara ini bisa mengajarkan anak tentang pentingnya menghormati kontrak, sementara bersikap transparan dengan mereka pada saat yang sama.
Tentu Anda tidak ingin membuat kesalahan saat mengizinkan si kecil memiliki ponsel pertama mereka bukan?
Jadi, inilah beberapa panduan jika Anda ingin membuat membuat kontrak dan ingin memantau ponsel anak.
1. Ajak anak-anak membuat kesepakatan bersama
Katakan kepada anak, bahwa Anda masih bisa memeriksa ponsel mereka kapan saja. Jika Anda tidak melakukannya, dan si kecil tertangkap melihat ponsel mereka secara sembunyi-sembunyi, hal ini berisiko menciptakan situasi di mana anak menyimpan rahasia yang ingin ditutupi.
2. Tetapkan aturan lebih awal
Waktu terbaik untuk membuat kontak di ponsel anak adalah ketika Anda memberikan ponsel tersebut. Anda memang perlu menegaskan ke anak, bahwa nomor telepon yang ia miliki bukan untuk diberikan ke semua orang. Selain itu, buat beberapa arturan yang jelas dan diperlukan.
3. Diskusikan perilaku bertanggung jawab
Beri tahu pada anak bahwa Anda berharap ia bisa menggunakan ponselnya di saat yang tepat. Oleh karena itu buat kesepatakan, waktu atau kapan mereka bisa menggunakan ponsel tersebut.
Misalnya, untuk waktu seperti sebelum tidur, atau saat belajar, anak-anak perlu mematikan atau menjauhi ponselnya lebih dulu. Jika anak sudah memiliki sosial media, ingatkan juga beberapa peraturan yang tidak bisa dilanggar. Misalnya, tidak perlu menulis status yang kiranya tidak sopan atau upload foto sembarangan.
Ingatkan mereka bahwa teks apa pun bahkan foto yang mereka unggah bisa digunakan orang lain untuk keperluannya pribadi, bahkan untuk kejahatan.
4. Jangan panik
Tetap tenang ketika Anda membaca sesuatu yang tidak terduga di ponsel anak. Mungkin bahkan bersiap untuk melihat hal-hal yang tidak Anda sukai. Kemudian pikirkan tentang bagaimana Anda ingin berbicara dengan anak tentang apa yang telah Anda lihat atau baca.
Jika Anda bisa tetap tenang, anak Anda mungkin merasa cukup aman untuk memberikan lebih banyak informasi.
5. Tetap up-to-date
Jangan bangga dan mengaku bahwa Anda adalah orangtua gaptek. Biar bagaimana pun, Anda perlu selangkah lebih maju dari anak-anak.
Teruslah pelajari teknologi, aplikasi baru bahkan games atau tren lainnya yang mungkin ingin digunakan anak . Bahkan, tidak ada salahnya jika Anda mengajak anak untuk belajar dan berdiskusi bersama-sama. Gunakan ini sebagai peluang untuk menjalin ikatan dengan mereka.
6. Beri dukungan
Lucy Russell, direktur kampanye di badan amal Young Minds mengatakan, penting bagi orangtua untuk bisa membantu dan memberikan dukungan pada anak-anak.
“Anda harus membuka percakapan sehingga mereka dapat meminta bantuan,” kata Russell. “Anak-anak sangat cerdas dalam hal teknologi, dan mereka bisa saja menemukan cara agar Anda tidak bisa mengakses gadget mereka. Ajak anak berdiskusi soal sosial media, agar ia juga bisa terbuka dengan Anda. ”
Membuat kontrak ini tentu saja perlu dibahas dan disepakati bersama. Inilah yang dapat Anda lakukan:
- Diskusikan dan sepakati tanggung jawab yang diberikan dengan memiliki handphone. Misalnya, “Saya tidak akan mengirim foto sembarangan kepada orang lain, dan saya tidak akan chatting setelah jam 10 malam.”
- Diskusikan konsekuensi dari tidak melihat tanggung jawab itu.
- Biarkan anak bertanya tentang segala hal soal pemakaian gadger. Di sisi lain, Anda juga harus siap menjawab, agar anak bisa menggunakannya dengan tanggung jawab.
- Minta pihak ketiga masuk sebagai “saksi” untuk kontrak. Misalnya, ayah atau kakek nenek.
- Jangan mengubah ketentuan kontrak nanti tanpa persetujuan kedua belah pihak.
Baca juga:
Main gadget terlalu lama, balita ini harus jalani operasi mata
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.