Masa MPASI diibaratkan petualangan rasa untuk si kecil. Disini, si kecil seolah ingin memuaskan keingintahuannya terhadap makanan baru. Bunda tentu juga bersemangat memberikan bayi makanan yang lebih bervariasi. Namun bagaimana dengan es krim, bolehkah bayi makan es krim? Apa sajakah hal yang harus diperhatikaan saat ingin mengenalkan es krim pada bayi? Berikut ini ulasannya.
Usia 1 tahun
Ketika bayi memasuki satu tahun, biasanya Parents sudah mulai memperkenalkan makanan baru. Tak terkecuali produk susu seperti keju, susu, mentega juga es krim!
Namun, menurut Panduan Australia untuk Makan Sehat, makanan dan minuman tanpa resep seperti es krim dan roti es lainnya sebaiknya dihindari pada fase imi karena mereka adalah sumber nutrisi yang buruk.
Catat, ini 4 alasan menghindari es krim pada bayi di bawah satu tahun
Usia 12 bulan pertama adalah fase penting untuk bayi Anda, yakni memperkenalkannya pada makanan bergizi dan membangun rasa untuk makanan sehat. Es krim sebaiknya tak lebih dulu dikenalkan karena beberapa alasan berikut ini.
-
Pengawet
Bun, hampir semua jenis es krim yang beredar di pasaran mengandung pengawet, lemak, gula dan pewarna makanan yang tak baik untuk bayi. Karena itu sebaiknya bersabar untuk memberikan es krim pada bayi.
-
Susu utuh
Dua tahun menjadi waktu yang direkomendasikan bagi bayi mendapatkan ASI eksklusif sang ibu, sebaiknya hal ini tak digeser dengan susu yang terkandung dalam es krim.
Selain itu, sistem pencernaan bayi yang masih sensitif dikhawatirkan akan menimbulkan masalah pada bayi Anda.
-
Bisa terjadi penumpukan bakteri
Ada kemungkinan penumpukan bakteri di es krim, terlepas Anda membuat sendiri es krim di rumah. Paparan bakteri ini dapat mengakibatkan infeksi, apalagi sistem kekebalan tubuh bayi masih lemah.
-
Masalah pencernaan
Kandungan bahan dalam es krim yang masih sulit dicerna oleh bayi menjadi alasan lain mengapa Bunda sebaimya menanhan diri membiarkan si kecil mencicipi makanan lezat satu ini. Es krim dapat menyebabkan penumpukan gas dan sakit perut kronis, bahkan menimbulkan masalah kolik.
Untuk mencegah risiko es krim terhadap bayi, berikut ini deretan hal yang sebaiknya Bunda perhatikan:
-
Katakan ‘tidak’ pada pedagang kaki lima
Kebanyakan es krim komersial adalah produk yang dipasteurisasi dan diklaim sudah membunuh bakteri, namun Anda sebaiknya berhati-hati membeli makanan ini. Jangan pernah membeli es krim yang dijual di pedagang kaki lima, mengingat higienitasnya meragukan.
Bakteri sangat mungkin menumpuk jika kondisi penyimpanan tidak tepat. Selain itu kualitas air yang digunakan mungkin bukan yang terbaik, sehingga bisa menyebabkan infeksi pada si kecil.
-
Pastikan tentang bahan-bahannya
Sebelum menawarkan es krim pada si kecil, pastikan membaca kemasan dengan seksama Bun. Beberapa bahan tertentu dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti kacang, kacang tanah, stroberi dan zat pewarna.
Hindari es krim yang terbuat dari susu mentah karena dapat menyebarkan bakteri. Pilih es krim yang lebih sederhana tanpa terlalu banyak bahan tambahan.
-
Jangan berlebihan
Setelah memperkenalkan es krim, jangan memberinya berlebihan hanya karena si kecil menikmatinya.
Kandungan gula bisa berbahaya bagi bayi Anda, konsumsi yang berlebihan dapat mengakibatkan keusakan gigi bahkan kelebihan berat badan dalam jangka waktu panjang. Mulailah dengan gigitan kecil, serta tidak lebih dari sekali dalam satu atau dua minggu.
-
Tawarkan alternatif
Jika bayi Anda menyukai makanan manis, Bunda bisa menyiasatinya dengan makanan pencuci mulut yang lebih menyehatkan.
Smoothies buah buatan sendiri, yoghurt beraroma, puding buah, irisan buah segar, pure buah dingin, manisan, buah, dan jeli bisa menjadi pilihan. Dinginkan sebelum disajikan untuk meyakinkan si kecil rasanya sama lezatnya dengan es krim.
Referensi : momjunction
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.