Apakah memberi ASI terasa begitu sulit? Penuh tantangan? Atau jangan-jangan membuat Anda ingin menyerah dan berpikir untuk beralih dengan memberikan alternatif lainnya? Perlu diketahui bahwa ada beberapa kondisi yang membuat Bunda sulit memberi ASI.
Parents tentu setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa memberi ASI pada anak sama artinya memberikan nutrisi yang terbaik untuk si kecil. Oleh karena itu, ASI merupakan hak yang perlu didapatkan semua anak sejak ia lahir.
Memberi ASI memang merupakan salah satu proses alami yang akan dilakukan ibu pada bayinya. Namun, bukan berarti proses menyusui bisa dilakukan dengan mudah, tanpa perlu usaha ekstra.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar Bunda memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan seorang bayi dan dilanjutkan setidaknya hingga usia anak mencapai 2 tahun.
Namun, lewat sebuah survei yang dilakukan American Association of Pediatrics (AAP), dua pertiga perempuan yang sudah berniat menyusui bayi mereka ternyata tidak bisa melakukannya untuk periode yang dimaksudkan.
Jelas, kondisi ini tidak semudah apa yang didengarkan. Seorang ibu yang tidak berhasil menyusui anaknya tentu bisa merasakan patah hati yang begitu dalam.
Apakah ada usia rata-rata untuk berhenti menyusui? Kapan menengatakan OK untuk berhenti menyusui?
Menyusui adalah nutrisi yang direkomendasikan untuk semua bayi. Organisasi seperti WHO dan AAP mempromosikan pemberian ASI eksklusif untuk enam bulan pertama. Pemberian ASI eksklusif ini artinya bayi hanya mendapatkan ASI saja tanpa cairan lain, termasuk air putih, hingga usianya 6 bulan.
WHO telah merekomendasikan bayi idealnya diberikan ASI sampai usianya 24 bulan, dan bisa diteruskan sampai si kecil disapih.
Tak hanya sebagai sumber nutrisi, saat ASI diberikan secara eksklusif, tentu saja bisa mempererat bonding antara ibu dan bayi, serta baik untuk kekebalan tubuh bayi. Tidak mengherankan jika para ibu berusaha keras dan memiliki perjuangan berbeda untuk bisa menyusui.
Pertanyaan, bagaimana jika sang ibu dalam kondisi tertekan? Apakah menyusui memang perlu dilanjutkan? Untuk itu, tidak ada salahnya untuk mengetahui apakah ada saat tepat untuk berhenti menyusui, dan kapan seorang ibu bisa melanjutkan pemberian ASI.
Langkah pertama saat kesulitan sulit memberi ASI, cari bantuan lebih dahulu.
Beberapa ibu memang bisa melanjutkan proses meyusui meskipun telah kembali bekerja. Artinya, sang ibu punya kemampuan yang baik untuk manajemen ASI.
Namun, kondisi ini tidak selamanya bisa dilakukan semua ibu. Sekali lagi, setiap ibu memang memiliki perjuangannya sendiri dalam memberikan ASI untuk buah hatinya.
Oleh karena itulah, jika Bunda mengalami mengalami masalah dalam memberikan ASI, hal pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan konsultasi lebih dulu dengan dokter atau konsultan laktasi untuk mendapatkan bantuan terbaik.
Saat ibu memiliki masalah saat menyusui tentu saja bisa segera diatasi jika mendapatkan bantuan atau intervensi yang tepat dari tenaga medis.
Meskipun begitu, kita pun tidak bisa menutup fakta bahwa ada beberapa kondisi yang membuat seorang ibu tidak bisa menyusui.
Berikut ini tiga kondisi saat Bunda sulit memberi ASI
1. Depresi berat atau saat ibu ingin membahayakan dirinya sendiri atau sang bayi
Pernah mendengar atau membaca berita tentang seorang ibu membunuh bayinya yang tidak berdosa? Atau, seorang ibu baru yang memutuskan bunuh diri? Dengan adanya fakta ini tentu membuat banyak yang bertanya-tanya, mengapa hal ini bisa terjadi.
Penyebabnya bisa karena seorang ibu mengalami stres setelah melahirkan atau depresi postpartum. Di mana seorang ibu mengalami masalah kesehatan mental yang biasanya terjadi pada wanita setelah persalinan.
Rasa depresi ini memang bisa diperparah dengan adanya kekhawatiran para ibu melakukan kesalahan saat menyusui, sehingga membuat mereka berhenti menyusui.
Apakah Anda sedang berjuang dengan pikiran dan suasana hati yang begitu ‘gelap’? Kemudian menyusui bayi justru membuat semuanya semakin terasa sulit? Apakah proses menyusui ini memicu pengalaman traumatis di masa lalu?
Apakah Bunda sedang menjalani pengobatan keras untuk depresi? Apakah Bunda merasa ingin menyakiti diri sendiri ataupun bayi Bunda ketika sedang menyusui?
Jika jawabannya iya, tidak ada salahnya untuk segera mencari bantuan. Khususnya untuk mendapatkan dukungan dari orang terdekat lebih dulu, seperti suami, orang tua, atau mertua.
Tak perlu merasa berdosa jika kemudian proses menyusui ini tidak bisa dilanjutkan. Namum, hal ini tentu saja tida bisa dijadikan pembenaran untuk berhenti menyusui. Pada saat yang sama, penting sekali bagi Bunda untuk berbicara dengan dokter atau psikolog untuk mendapatkan bantuan.
Baca juga : Mengatasi Baby Blues atau Stress Paska Melahirkan
2. Tidak hanya menyusui satu anak
Jika Bunda memiliki anak kembar, selamat! Namun, berurusan dengan beberapa bayi dan memberikan ASI pada saat bersamaan tentunya bukan tugas mudah.
Tidak mengherankan jika banyak kalangan menyangka bahwa menyusui bayi kembar adalah sulit. Menganggap jika ASI tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan dua anak. Oleh karena itulah, dibutuhkan pengetahuan cukup, bantuan dari petugas medis, termasuk kesabaran ibu dan dukungan keluarga untuk menyusui beberapa bayi dalam waktu bersamaan.
Karena pada dasarnya ibu yang memiliki dua bayi bisa memberikan ASI secara eksklusif. Namun, jika pasokan ASI memang sedikit, tentu saja Bunda perlu melakukan konsultasi lebih mendalam lebih dahulu sebelum menyerah memberikan ASI eksklusif.
3. Menderita penyakit menular
Kondisi lain yang menyebabkan Bunda tidak bisa menyusui adalah ketika Bunda mengalami sakit berat, misalnya menderita penyakit menular seperti HIV atau sakit herpes payudara. Kondisi ini menyebabkan proses menyusui memang tidak bisa dijalankan.
Referensi artikel diambil dari artikel Anay Bhalerao theAsianparent Singapura
Baca juga :
3 Alasan mengapa Ibu yang depresi pasca melahirkan gagal mencari pertolongan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.