Di tengah pandemi Covid-19, masker jadi sebuah kebutuhan yang dicari banyak orang untuk mencegah penularan virus. Tidak heran jika jenis masker bedah atau masker N95 yang memiliki standar untuk menghalau virus menjadi langka. Jika tidak tersedia, apakah masker kain bisa dijadikan alternatif?
Mampukah masker satu ini mencegah paparan virus korona?
Artikel terkait: Cegah Covid-19, ini perbedaan social distancing, karantina diri, dan isolasi!
Masker kain sebagai alternatif untuk mencegah panularan Covid-19
Swakarantina merupakan langkah yang paling dianjurkan untuk memutus penyebaran virus korona penyebab Covid-19. Namun, jika ada kondisi yang mengharuskan keluar rumah, maka salah satu upaya yang bisa dilakukan tentu saja dengan menjaga jarak dan menggunakan masker.
Anjuran penggunaan masker ini juga disebutkan dalam beberapa jurnal dan penelitian. Jika masker bedah tidak tersedia, maka orang awam atau mereka yang bukan tenaga medis bisa menggunakan masker kain sebagai alternatif.
Penjelasan tersebut menjadi bahan diskusi antara dr. Tirta Mandira Hudhi dan Staf Khusus Milenial Presiden Belva Devara. Dalam akun instagram milik Belva, keduanya melakukan diskusi mengenai penggunaan masker berbahan kain yang sebenarnya bisa digunakan sebagai langkah pencegahan Covid-19 bagi orang awam.
“Jadi, sekarang banyak penelitian menyebutkan kalau masker jenis kain bisa saja menjadi alternatif pencegahan. Namun, ini hanya dianjurkan untuk orang awam karena risiko kita terbilang kecil dibanding tenaga medis. Jadi, biar tenaga medis yang memakai masker bedah atau N95 karena mereka rentan,” ungkap Belva menjelaskan beberapa isi jurnal yang ia dapat melalui akun Instagram @belvadevara.
View this post on Instagram
Bahan yang digunakan berpengaruh
Memang, dari segi medical grade atau standar medis, masker kain tidak memiliki tingkat efektivitas yang sama dengan masker bedah atau N95 dalam menangkal virus. Namun, masker tersebut masih bisa mengurangi kemungkinan terinfeksi daripada tidak menggunakan masker sama sekali ketika bepergian.
Bahan kain untuk pembuatan masker yang akan digunakan juga beragam. Hal ini juga yang akhirnya memengaruhi kualitasnya. Ada kain yang efektif tapi tidak nyaman dipakai karena membuat sulit bernapas
“Secara keseluruhan, bahan yang direkomendasikan adalah pillow case (sarung bantal) sama kaos yang 100% katun. Karena kedua bahan tersebut tingkat efektivitasnya cukup tinggi dan nyaman dipakai. Namun, cara pakai dan melepas juga berpengaruh pada tingkat efektivitas masker,” jelas Belva.
Sebagai tenaga medis, dr. Tirta pun setuju dengan anjuran pemakaian jenis masker tersebut sebagai alternatif. “Penelitian terbaru dari Central for Diseases and Prevention (CDC) juga menjelaskan, masker kain bisa mengurangi rate infection sampai 72 persen.”
Dokter relawan garda depan penangulangan Covid-19 di Indonesia itu memaparkan, penggunaan masker akan bermanfaat untuk mencegah penularan virus yang dibawa oleh carrier. Yaitu orang yang terpapar Covid-19 tetapi tidak menunjukkan gejala apa pun.
Sementara itu, Belva juga melanjutkan,”Kami akan memastikan bahwa informasi yang didapat tersebut benar. Kami (staf khusus presiden) sedang mempersiapkan campaign perilah ini. Semoga bisa efektif untuk menekan penyebaran virus.”
Artikel terkait: Cara memakai masker yang benar menurut WHO untuk cegah penyebaran virus corona
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
Berdasarkan jurnal Disaster Medicine and Public Helath Preparedness, masker bedah masih tiga kali lipat lebih efektif dibandingkan dengan masker kain dalam mencegah penyebaran virus. Sementara itu, masker bedah dan kain sendiri pun tidak lebih efektif dari masker repirator N95 yang mampu menyaring partikel virus kecil.
Meski demikian, melihat situasi masker bedah dan N95 yang begitu langka, CDC juga akhirnya memberikan anjuran bahwa masker kain bisa saja digunakan sebagai alternatif.
Di sisi lain, seorang peneliti dari Universitas Cambridge di Inggris Anna Davies menegaskan, masker kain juga perlu memiliki sisi luar dan dalam yang tetap seperti masker bedah.
“Jadi, harus selalu dikenakan pada permukaan sisi yang sama. Ada bagian luar, ada bagian dalam juga yang bersifat tetap. Pemakaiannya tidak boleh diubah-ubah,” jelas Anna seperti yang dikutip dari laman Live Science.
Senada dengan dr. Tirta dan Belva, dr. Nahla Shihab juga memiliki pendapat serupa mengenai penggunaan jenis masker tersebut. Lewat akun Instagramnya (@nahlashihab), adik dari Najwa Shihab tersebut menjelaskan, masker kain dapat membantu mencegah paparan virus corona dengan tiga syarat, yakni:
- Masker digunakan saat harus keluar rumah
- Tetap wajib menjaga jarak minimal 1 meter
- Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Tidak hanya itu, masker juga harus dicuci setiap hari untuk membersihkan partikel virus yang menempel di sana. Cara mencuci sama dengan baju, yakni menggunakan air dan sabun. Jadi, tidak perlu menggunakan cairan disinfektan.
Artikel terkait: Perlukah tes virus corona saat merasakan sakit ringan? Ini penjelasan dokter
Artinya, upaya pencegahan terpaparnya virus korona ini bisa menggunakan masker jenis kain. Menggunakan pelindung seperti masker kain dinilai lebih baik daripada tidak ada perlindungan sama sekali. Namun, cara pemakaian dan langkah menjaga kebersihan masker juga perlu diperhatikan.
Jadi, tidak perlu menimbun masker yang memang sangat dibutuhkan untuk tenaga medis, ya!
Semoga informasi ini bermanfaat!
***
Referensi: Instagram, Live Science, Media Indonesia
Baca juga:
Masker langka dan mahal, ayah dan anak penyintas kanker: "Kami sangat butuh"