Menurut Bunda, mana yang lebih bagus, masker kain atau masker medis? Beberapa orang mengatakan, masker kain lebih bagus. Sebagian lagi bilang, masker medislah yang lebih ampuh mencegah virus. Daripada bingung memilih yang mana, yuk cek kelebihan dan kekurangan masker kain vs masker medis berikut ini!
Masker Kain Vs Masker Medis, Mana yang Lebih Efektif Mencegah Virus?
Masker Kain Vs Masker Medis
Virus Covid-19 dan varian turunannya masih berseliweran di muka bumi ini. Belum aman betul rasanya kalau Anda keluar rumah tanpa mengenakan masker. Jadi pastikan Anda selalu mengenakan masker, terutama saat keluar rumah
Sejauh ini, masker bedah berlapis tiga masih direkomendasikan sebagai masker yang paling ampuh melindungi saluran pernapasan dari virus, seperti yang dikatakan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Profesor Wiku Adisasmita.
“Masker kain berlapis tetap memiliki proteksi menyaring virus untuk bisa masuk. Namun memang masker medis lebih teruji dan terstandar daripada masker kain,” ujar Wiku melansir Kompas.com.
Mengenai masker bedah, melansir KlikDokter, profesor mikrobiologi molekuler dan imunologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Bloomberg Universitas Johns Hopkins Andrew Stanley Pekosz menjelaskan bahwa masker bedah atau masker medis dibuat dari potongan-potongan kain kecil. Jauh berbeda dengan masker kain umumnya terbuat dari kain katun (kapas).
Awalya masker ini hanya digunakan saat seseorang sakit, seperti sakit flu atau batuk untuk mencegah penularan virus kepada orang di sekitarnya. Ada juga yang disebut masker respirator. Pada dasarnya masker respirator dirancang lebih kokoh dari masker bedah di mana masker jenis ini mampu mencegah partikel yang lebih kecil lagi masuk ke dalam sistem pernapasan.
Artikel terkait: Pamer Foto Pakai Masker, Warganet Sebut Amanda Manopo Mirip Laura Anna
Efektivitas Penyaringan
Masker kain memang secara khusus tidak memberikan perlindungan seperti masker bedah. Namun jika digunakan dengan benar, masker kain tetap bisa meminimalisir penyebaran Covid-19.
Masker ini masih menjadi pilihan utama bagi masyarakat karena lebih murah (bisa dipakai ulang), tidak menimbulkan sampah, dan motifnya yang menarik. Sejauh ini Kementerian Kesehatan RI menganjurkan kepada masyarakat untuk menggunakan masker, minimal masker kain jika keluar rumah.
“Beda keefektivitasannya. Kalau masker respirator lebih efektif bisa mencegah partikel udara sampai sekitar 0,3 mikron. Jadi lebih aman yang respirator tentunya,” ujar Dr. Arina Heidyana dari KlikDokter.
Masker respirator yang paling umum dikenal masyarakat adalah masker N95 dan masker N99. Masing-masing masker ini mampu mencegah 95 persen dan 99 persen partikel di udara masuk ke mulut atau hidung.
Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat sudah mengevaluasi dan menyetujui penggunaan masker bedah. Begitu juga dengan masker respirator yang sudah melewati proses evaluasi dan persetujuan National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH).
Material Masker Kain vs Masker Medis
Kalau masker medis umumnya terdiri dari 3 lapisan berbeda. Yaitu lapisan luar yang anti-air, lapisan tengah yang berfungsi sebagai filter kuman, dan yang ketiga lapisan dalam yang fungsinya menyerap cairan yang berasal dari mulut.
Sementara untuk materialnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar masker medis itu harus mengandung beberapa bahan berikut ini:
- Lapisan luar: Tidak boleh menyerap air, seperti bahan poliester atau campuran poliester.
- Lapisan tengah: Tidak boleh juga menyerap air dan bukan berupa anyaman, seperti polipropilen.
- Dan Lapisan dalam: Harus terbuat dari bahan yang mudah menyerap air, seperti kapas.
Artikel terkait: Masker untuk Mencegah Virus Omicron, Jenis Apa yang Paling Tepat?
Masa Pemakaian Masker
Masker bedah: Hanya boleh dilakukan 1 kali saja alias sekali pakai, tidak untuk digunakan ulang. Pilihlah tempat sampah khusus atau memiliki tutup agar bakteri, virus, atau partikel jahat lainnya pada masker tidak menyebar dan mengenai orang lain.
Masker kain: Bisa digunakan berkali-kali setelah dicuci. Itulah mengapa masker kain lebih ramah lingkungan, karena tidak menghasilkan sampah. Cucilah masker menggunakan sabun atau detergen sesaat setelah digunakan. Kalau bisa rendam atau bilas dengan air panas bersuhu minimal 60 derajat Celcius. Atau, dicuci dengan air biasa tapi setelahnya rebus masker selama 1 menit.
Artikel terkait: Waspada! Penggunaan Masker Katup Bisa Picu Penularan Varian Covid-19 Omicron
Desain Masker Bedah Vs Masker Kain
Pada umumnya desain pada masker bedah maupun masker kain sama saja. Sama-sama bisa menutupi hidung dan mulut serta dilengkapi tali pengait ke telinga. atau kepala.
Tapi, pada masker medis biasanya ada fitur tambahan kawat khusus di bagian hidungnya. Ini berguna untuk ‘mengikat’ atau mengeratkan posisi masker sehingga tidak mudah bergeser atau berpindah tempat.
Rekomendasi Penggunaan Masker
Lalu siapa yang lebih memerlukan masker bedah atau masker kain?
Sesuai dengan penjelasan WHO, masker bedah atau masker medis lebih direkomendasikan untuk digunakan bagi:
- Pekerja kesehatan saat berada di lokasi kerja
- Orang yang tubuhnya merasa kurang sehat, terutama yang sudah mengalami gejala ringan Covid-19
- Seseorang yang sedang menunggu hasil tes Covid-19
- Orang yang tugasnya merawat pasien yang diduga atau divonis Covid-19 tapi mendapatkan perawatan di luar fasilitas kesehatan.
- Orang yang berisiko tinggi tertular Covid-19, di antaranya lansia berusia di atas 60 tahun serta komorbid.
Sedangkan untuk masker kain, siapapun bisa bisa menggunakannya.
Demikianlah Parents penjelasan mengenai masker kain vs masker medis. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
Cek Fakta: Masker Ganda Efektif Cegah COVID-19, Benar atau Tidak?
9 Cara Membuat Masker Kain, Efektif Saat Digunakan dengan Masker Medis
Bisa Jadi Sarang Virus, Ternyata Ini Efek Mengerikan Pakai Masker Kotor!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.