Permainan imajinasi mendukung tumbuh kembang balita.
Hari, 4 tahun, punya imajinasi ajaib. Dia sering bercerita tentang si Naga Biru, Kuda Nil yang bisa memindahkan orang dan Dinosaurus yang hidup dalam gunung berapi. Dan saat temannya, seorang gadis kecil berusia 5 tahun datang bermain, mereka pun asik bermain bersama.
Permainan imajinasi atau berpura-pura sebagai “Ayah dan Ibu” adalah permainan yang paling mereka sukai. Mereka berpura-pura melakukan berbagai hal; mulai dari pura-pura pergi bekerja hingga memasak, hingga menidurkan bayi Barbie mereka.
Sebagai orangtua, kita semua pasti telah terbiasa dengan kejadian seperti di atas; permainan imajinasi minum teh putri kecil kita dengan Barbie; atau si Buyung yang berimajinasi dengan kostum Spiderman-nya.
Permainan imajinasi atau pura-pura
Banyak ahli parenting yang menyatakan permainan imajinasi sangat membantu dalam tumbuh kembang anak; baik motorik ataupun emosi sosialnya.
Baca juga: Meningkatkan EQ Anak agar Mereka Lebih Sukses di Kemudian Hari
Apa alasan dan bagaimana permainan imajinasi anak membantu tumbuh kembang anak; Rachel K. Tan, ahli psikologi klinis yang telah mendapat sertifikasi profesi dari Dewan Psikologi Australia menjelaskan tentang hal tersebut.
Permainan imajinasi atau berpura-pura menjadi orang lain terjadi saat si kecil menjadi seseorang yang ia inginkan dan kemudian juga bertingkah laku seperti si peran tersebut; baik saat ia bermain sendiri atau bermain bersama teman-temannya.
Permainan imajinasi disebut mampu mendorong tumbuh kembang anak karena pada saat berpura-pura menjadi orang lain, si Kecil akan belajar bagaimana menghadapi masalah, menyampaikan maksud atau keinginannya, hingga melatih ketrampilan motoriknya saat ia harus melakukan sesuatu sesuai peran yang ia mainkan.
Beberapa keuntungan permainan imajinasi lainnya adalah:
1. Membangun kreativitas anak
Bermain pura-pura bisa merupakan tempat paling aman bagi anak-anak untuk berlaku seperti apa pun yang ia inginkan. Termasuk hal-hal yang mungkin tidak akan terjadi padanya di dunia nyata.
Misalkan si Lima Tahun yang ingin pesta minum teh di rumah makan favoritnya; maka di rumah, bersama dengan teman-teman dan mainannya, ia berimajinasi pergi ke rumah makan favoritnya dan menyusun rencana bagaimana membuat pesta minum teh yang sempurna.
Ia bermain mulai dari merencanakan makanan, memilih baju hingga apa saja yang hendak ia kerjakan di sana. Menarik bukan? Cukup di rumah, si Kecil sudah “berpetualang” ke mana pun ia suka.
2. Membantu perkembangan fisik dengan cara yang meyenangkan
Saat si kecil mencoba untuk mengganti baju Barbie-nya, tangan-tangan mungilnya akan berusaha keras memasukkan lubang kecil lengan jacket Barbie ke tangan bonekanya.
Ia pun berlatih untuk mengkoordinasikan gerakan tangan dan matanya. Tanpa ia sadari ia sedang belajar untuk menggerakkan dan mengontrol jari jemairnya ke aneka arah yang berbeda.
3. Melatih kemapuan bahasa dan ketrampilan sosial anak
Coba sesekali Parents duduk dan dengarkan betapa kemampuan berbahasa si Kecil terasah dengan baik saat ia menjadi orang lain dalam dunia imajinasinya. Parents mungkin akan tersenyum sendiri saat ia berusaha mempertahankan argumen atau keinginannya.
Baca juga : Tahapan Perkembangan Bahasa pada Balita
4. Mengembangkan kemampuan anak untuk memecahkan masalah dan mengendalikan diri
Ketika sepakat melakukan permainan imajinasi tertentu, sudah pasti tidak semua anak dapat memainkan peran yang sama. Di sinilah kemampuan anak untuk mengendalikan diri serta menghadapi perasaan tidak nyaman karena keinginannya belum tentu terpenuhi, akan terasah dengan baik.
5. Kesempatan untuk mengajarkan perilaku positif pada anak
Ingin mengajarkan anak hal positif atau malah ingin mengoreksi tingkah lakunya? Cobalah lakukan permainan imajinasi bersamanya.
Saat bermain pura-pura itulah Parents dapat menunjukkan bagaimana seharusnya memecahkan masalah, bertanya apa yang harus dilakukan, dan lain sebagainya. Misalkan ketika si Kecil mengajak Barbie mandi, maka Parents bisa bertanya, “Enaknya habis mandi ngapain ya?”, atau “Aduh, sabunnya habis nih, gimana, dong?”
Mengapa permainan imajinasi tetap penting dijaman serba digital ini?
Di jaman serba digital ini tentulah sulit untuk menemukan seoang anak yang masih imun dengan aneka perangkat gadget.
Meskipun di satu sisi perangkat elektronik tersebut menguntungkan, namun tak dapat dipungkiri, permainan dalam perangkat tersebut kebanyakan mendorong anak hanya bermain sendiri saja.
Dengan alasan seperti inilah, maka orangtua perlu untuk memastikan bahwa putra-putri mereka tidak kehilangan kesempatan untuk belajar berinteraksi dengan orang lain.
Baca juga: Hasil Survey Penggunaan Gadget pada Anak 3-8 Tahun
Permainan imajinasi adalah sarana terbaik untuk orangtua guna mengembangkan kemampuan bersosialisasi, kognitif dan perkembangan emosi.
Permainan imajinasi juga dapat mempererat hubungan orangtua dan anak. Batasi akses anak terhadap aneka gadget dan televisi, dan gunakan waktu yang tersisa untuk bermain bersama.
Usia paling tepat untuk permainan imajinasi
Tidak ada panduan pasti kapan sebaiknya permainan imajinasi bisa dilakukan bersama si Kecil. Kapan saja permainan ini bisa dilakukan. Yang penting adalah menyesuaikan jenis mainan dengan usia si Kecil serta peran apa yang tepat untuknya.
Anak-anak usia dibawah 3 tahun tentulah tidak tepat bila harus bermain peran dengan menggunakan boneka Barbie. Aneka karakter dengan bahan yang lembut tentulah lebih cocok untuk anak-anak pada usia ini.
Bagaimana mengajak anak untuk aktif dalam permainan imajinasi
1. Sediakan berbagai macam mainan, serta ajak teman-teman sebaya bersamanya. Berdandan dengan tema pesta tertentu pasti akan sangat menyenangkan untuknya.
2. Libatkan mereka dalam pekerjaan rumah sehari-hari. Sisipi pembelajaran sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.
Misalkan tentang manfaat sayur, atau mengapa kita harus selalu menjaga dan merawat rumah; cerita tentang silsilah keluarga dan lain sebagainya.
Adakah kerugian permainan imajinasi?
Tidak ada kerugian apapun dari jenis permainan ini. Namun bila si Kecil menunjukkan kecenderungan seperti:
1. Suka permaianan yang berbahaya atau mengandung kekerasan dan tidak menyukai permainan imajinasi lainnya
2. Lebih suka permainan imajinasi yang malah membuatnya ia sendirian meski ada temannya
Maka tidak ada salahnya bila Parents mengkonsultasikan keadaan ini kepada ahli perkembangan anak profesional.
Parents, selamat bermain imajinasi bersama si kecil!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.