Mungkin ini terdengar konyol bagi sebagian Bunda yang baru saja melahirkan. Tapi percayalah, kebiasaan makan ari-ari masih dilakukan oleh banyak wanita di berbagai pelosok dunia (Baca: Makan Ari-ari Bayi Masih Jadi Tren di Beberapa Negara).
Sebut saja selebriti papan atas Kim Kardashian-West setelah melahirkan anak laki-lakinya Saint pada 2015 silam. Ari-ari anaknya dikabarkan dibuat beku dan kering lalu dimasukkan ke dalam kapsul. Hal ini ia lakukan demi mencegah kemungkinan kekurangan zat besi dalam tubuhnya.
Kim Kardashian-West memakan ari-ari anaknya dengan cara dijadikan pil (placentophagy). (Sumber: Twitter/Florez_vanessa)
Namun penelitian terbaru justru membantahnya, makan ari-ari bayi setelah melahirkan ternyata tidak memiliki manfaat kesehatan sama sekali.
Dilansir dari Romper, penelitian yang dilakukan oleh University of Nevada, Las Vegas ini menemukan bahwa memakan ari-ari dengan menggunakan kapsul (disebut dengan placentophagy) tidak mencukupi kebutuhan zat besi seperti yang disarankan saat melakukan diet pasca melahirkan.
Penelitan ini meneliti 23 wanita selama lebih dari 3 minggu. Dari sekian banyak wanita tersebut, 10 di antaranya melakukan placentophagy dimana mereka mengonsumi pil ini sebanyak 3x sehari selama 4 hari setelah melahirkan. Di waktu yang sama, 13 wanita lainnya mengonsumsi pil tiruan yang berisi daging kering.
Dalam 3 minggu, ternyata tidak ditemukan perbedaan yang signifikan dari tes darah antara kedua grup wanita tersebut. Tentunya penemuan ini cukup mencengangkan bagi mereka yang menciptakan dan mendukung tren placentophagy. Karena tren ini sebenarnya terinspirasi dari perilaku binatang mamalia yang memakan ari-ari anaknya setelah melahirkan.
Meski mengonsumsi pil yang berisi ari-ari ini tidak akan membahayakan bagi para ibu, namun melakukannya untuk menghindari risiko kekurangan zat besi juga bukanlah hal yang bijak.
Ibu yang merasa kebutuhan zat besinya telah dipenuhi pil tersebut, cenderung mengabaikan sumber-sumber zat besinya. Hal ini dikemukakan oleh Laura Gryder atas penelitiannya yang diterbitkan di The Journal of Midwifery and Women’s Health.
“Meskipun pil berisi ari-ari ini mungkin memiliki manfaat lain, tetapi tetap saja dengan mengonsumsinya di minggu-minggu pertama pasca melahirkan tidak akan meningkatkan kadar zat besi bagi para ibu,” jelas Laura.
Mengapa ada orang memakan plasenta?
Plasenta adalah bagian yang akan dibuang setelah melahirkan. Plasenta menopang kehidupan janin saat di dalam rahim dan telah memenuhi tugasnya begitu bayi lahir dan plasenta keluar dari perut Bunda.. Plasenta kemudian menjadi sesuatu yang harus dibuang, tetapi tidak semua orang melihatnya seperti itu.
Nutrisi yang telah berpindah dari ibu ke janin selama berbulan-bulan kehamilan, beberapa percaya, masih berada di dalam plasenta dan tidak boleh disia-siakan. Plasenta dipercaya dapat menyediakan apa yang dibutuhkan Bunda selama pemulihan setelah melahirkan dan mulai menyusui.
Beberapa wanita memilih untuk menjadikan plasenta smoothie dan meminumnya beberapa jam setelah melahirkan. Atau ada juga ibu yang mengeringkan plasenta dan menjadikannya kapsul. Ada beberapa ibu yang mengambil sepotong dan meletakkannya di gusi mereka, demikian dikutip BBC.
Mereka yakin plasenta memberi mereka dorongan energi, mendorong produksi ASI dan bahkan mencegah depresi setelah kelahiran. The Independent Plasenta Encapsulation Network (IPEN) memanfaatkan tren baru-baru ini dan menjual plasenta dengan biaya £ 150 untuk kapsul, £ 25 untuk smoothie.
Tahun lalu, University of Nevada mensurvei wanita yang telah memakan plasenta mereka. Banyak yang melaporkan manfaat kesehatan, tetapi, kata para peneliti, sangat sedikit penelitian yang dilakukan untuk menilai hipotesis ini.
Royal College of Midwives (RCM) mengatakan tidak ada cukup bukti bagi organisasi untuk “mendukung atau tidak mendukung” memakan plasenta karena belum ada penelitian yang cukup tentang manfaat kesehatan dari tindakan itu.
Juru bicara RCM, Jacque Gerrard mengatakan, “Pandangan kami adalah jika seorang ibu ingin menyimpan plasenta, itu adalah pilihannya dan harus difasilitasi.”
Dia menambahkan, mereka mendengar banyak wanita yang meminta untuk mempertahankan plasenta, mereka tidak bisa mengatakan apakah ada efek nyata dari tindakan itu karena mereka tidak memantaunya terus menerus.
Plasenta memang mengandung protein dan lemak. Tetapi nutrisi tersebut dapat ditemukan lewat diet sehat, tanpa perlu memakan plasenta. Beberapa ahli berpikir, bidan atau dokter dapat merekomendasikan plasentofag karena kesalahpahaman literatur ilmiah.
Apakah Bunda termasuk salah satu yang mengonsumsinya? Apakah ada manfaat lain yang Bunda rasakan? Mari berbagi di kolom komentar.
Baca juga:
Tren Baru Para Ibu; Membuat Perhiasan dan Dekorasi dari Tali Pusar Bayi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.