Manajemen ASI Perah dan Jadwal Pompa ASI untuk Ibu Bekerja, Catat Bun!

Meski harus kembali bekerja setelah cuti melahirkan, Bunda tetap masih bisa memberikan ASI eksklusif untuk buah hati.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Salah satu kegalauan ibu bekerja ketika meninggalkan bayi di rumah yaitu apakah kebutuhan ASIP tercukupi atau tidak. Maka dari itu, untuk mengatasi kegalauan ini, para ibu bekerja sebaiknya mengetahui manajemen ASI perah yang tepat, seperti jadwal memompa ASI, teknik penyimpanan, dan kapan ASIP tersebut diberikan.

Nah, selain mengetahui jadwal memompa ASI, yang termasuk dalam manajemen ASI perah yaitu seberapa banyak stok ASIP yang dibutuhkan untuk bayi setiap harinya. Lalu, peralatan apa saja yang dibutuhkan ibu bekerja untuk menyiapkan ASIP.

Tak luput, berbagai hal lain yang masih berkaitan dengan stok ASIP untuk bayi yang berusia di bawah 6 bulan. Pasalnya, sudah menjadi rahasia umum jika ASI adalah asupan utama untuk mereka.

Manajemen ASI perah yang wajib ibu bekerja ketahui

1. Berapa stok ASIP yang dibutuhkan bayi setiap hari?

Dikutip dari situs Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), ada sebuah teori yang mengatakan jika kebutuhan ASIP bayi perhari yaitu berdasarkan berat badan (BB) x 100ml. Sehingga, jika BB bayi 5 kilogram, maka ASIP yang dibutuhkan yaitu 500ml setiap harinya.

Walau demikian, teori tersebut tak harus Bunda jadikan patokan tetap. Sebab, bisa jadi setiap bayi memiliki kebutuhan ASIP yang berbeda.

Artinya, beberapa bayi ada yang membutuhkan jumlah ASIP lebih dari hitungan teori itu untuk setiap harinya, atau justru kurang dari itu. Yang terpenting adalah stok ASIP yang Bunda miliki bisa mencukupi kebutuhan bayi setiap hari.

2. Jam berapa saja ibu harus memompa ASI saat sedang bekerja?

Kunci utama para ibu bekerja agar berhasil menyediakan ASIP yang cukup untuk bayi yaitu harus teratur memerah ASI. Untuk Bunda yang masih bingung terkait jadwal memerah ASI, berikut inilah gambaran jam atau waktu tertentu untuk memerah ASI.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Pada jam 2 dini hari
  • Sekitar jam 4 atau 5 subuh
  • Jam 7 pagi, kemudian sebelum berangkat kerja bisa menyusui bayi terlebih dahulu agar payudara kosong
  • Saat 10 pagi (di kantor)
  • Jam 1 siang atau setelah makan siang
  • Sekitar jam 3 sore, bisa juga diselingi salat asar
  • 1 kali memerah selama perjalanan pulang ke rumah dari kantor
  • Pada jam 8 malam
  • Kemudian pada jam 11 malam

Itulah jadwal yang setidaknya bisa Bunda ikuti untuk memerah ASI. Akan tetapi, apabila di luar dari jam tersebut payudara Bunda terasa penuh dan ingin memerah ASI, boleh juga loh melakukannya.

3. Apa saja alat yang dibutuhkan untuk menyiapkan ASIP?

Untuk menyiapkan ASIP, tentunya pompa ASI adalah barang penting yang harus dimiliki. Namun, selain pompa ASI, masih ada peralatan yang sebaiknya dimiliki.

Berikut ini kami berikan daftarnya, bagi Bunda yang belum memilikinya, boleh nih mulai sekarang menyicil untuk membelinya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Beberapa botol kaca
  • Botol atau gelas berbahan plastik (pilih jenis plastik yang aman, yaitu Polypropylene/PP)
  • Kantong plastik khusus ASI
  • Cangkir atau cup feeder (cangkir kecil khusus pemberian ASI perah), sendok dan pipet 
  • Cooler bag
  • Kulkas 1 atau 2 pintu (seadanya di rumah saja, Bun)
  • Freezer khusus ASIP jika dibutuhkan atau ada
  • Bantal menyusui (jika Bunda membutuhkan ini)

Selain peralatan tersebut, tentu saja Bunda masih boleh melengkapi peralatan lain sesuai kebutuhan. Begitu juga apabila Bunda merasa tidak semua peralatan itu dibutuhkan, karena yang paling penting adalah menyesuaikan dengan kebutuhan dan budget yang dimiliki.

Artikel terkait : 7 tips menyiapkan ASI perah untuk ibu yang bekerja

Manajemen ASI perah : Penyimpanan ASIP dalam botol dan pemberian ASIP untuk bayi

1. Simpan ASIP dalam botol kaca

Terdapat 2 jenis botol untuk menyimpan ASIP, yaitu botol plastik dan botol kaca. Dari 2 jenis tersebut, ternyata menyimpan ASIP dalam botol kaca adalah pilihan yang terbaik.

Alasannya yaitu agar ibu mudah untuk membersihkannya. Selain itu, botol kaca juga sifatnya tahan lama, sehingga Bunda dapat menggunakannya berulang dan dalam jangka waktu yang panjang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Untuk takaran ASIP dalam botol, sebaiknya tidak lebih dari 3/4 botol. Hal ini demi menghindari tutup botol terbuka atau botol pecah ketika ASIP membeku.

Apabila Bunda tidak memiliki botol kaca, atau jumlah yang dimiliki terbatas, tenang saja karena Bunda masih bisa menggunakan alat penyimpan ASIP lainnya. Seperti botol plastik dan plastik khusus ASIP, asalkan peralatan tersebut sudah BPA free dengan tutup yang rapat.

2. Bolehkah menggabungkan ASIP dari botol yang berbeda?

Terkadang masih ada orangtua yang bingung apakah boleh menggabungkan ASIP dari botol yang berbeda atau tidak. Ternyata, boleh saja menggabungkan ASIP, asalkan itu dari hasil perahan dalam jarak maksimal 24 jam atau satu hari yang sama.

Selain itu, pastikan juga jika ASIP dalam botol yang akan digabungkan memiliki suhu yang sama. Misalnya, ketika pagi hari Bunda memerah ASI kemudian ASIP itu disimpan di dalam kulkas, maka pada sesi memerah berikutnya, ASIP pada botol yang berbeda juga harus disimpan di dalam kulkas.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Lalu, beberapa jam kemudian, ASIP dari 2 botol itu dapat digabungkan. Alasan harus menunggu beberapa jam, karena harus menunggu sampai keduanya memiliki suhu yang sama.

3. ASIP manakah yang lebih baik diberikan untuk bayi?

Paling ideal adalah memberikan ASIP yang baru saja diperah, karena memiliki kandungan yang paling mendekati kebutuhan bayi. Serta, kualitasnya pun lebih baik daripada yang sudah lama disimpan.

Meski demikian, jika Bunda memiliki stok ASI yang banyak, bisa menggabungkan metode LIFO dan FIFO. Apakah metode LIFO dan FIFO itu? LIFO yaitu last in first out, sedangkan FIFO adalah first in first out.

Metode LIFO berarti ASIP yang terakhir disimpan di kulkas atau yang masih baru akan terlebih dahulu diberikan pada bayi. Misalnya, ASI yang diperah dan disimpan pada 1 September, maka Bunda dapat memberikannya pada 2 September, atau justru waktu pemerahan dan pemberian dilakukan di hari yang sama.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: ASI Perah Tersusun Rapi dengan Wadah Buatan Rumah!

Sedangkan metode FIFO seperti metode antre, berarti ASIP yang paling pertama disimpan di kulkas akan terlebih dahulu dikeluarkan dan diberikan ke bayi. Misalnya, jika Bunda mulai masuk kerja 1 September, tapi sudah stok ASIP sejak 1 Juli, artinya ASIP tersebut akan bayi minum ketika Bunda masuk kerja pada 1 September dan pemberian berikutnya diurut sejak tanggal mulai itu.

Ketika akan menggabungkan metode LIFO dan FIFO, maka pemberian label tanggal dan jam pemerahan ASI pada botol sangat penting dilakukan. Hal ini untuk memudahkan saat memberikan ASIP untuk bayi.

Bagaimana cara pemberian ASIP yang tepat?

Jika ASIP yang disimpan di dalam kulkas, maka sebelum diberikan, keluarkan terlebih dahulu ASIP itu lalu direndam dengan air hangat. Sedangkan jika ASIP disimpan di freezer, maka sebaiknya ASIP disimpan terlebih dahulu di kulkas selama satu malam hingga ASIP mencair, barulah besoknya direndam dengan air hangat.

Kemudian, Bunda juga harus ingat untuk tidak memanaskan ASIP di atas kompor atau menggunakan mircrowave. Sebab, hal itu justru dapat merusak kandungan ASI dan berisiko terlalu panas saat diberikan pada bayi.

Ada banyak media pemberian ASI perah yang dapat dilakukan. Contohnya sendok, pipet, suntikan tanpa jarum, gelas/cangkir kecil, suplementer menyusui, botol dot, dan botol khusus (untuk penderita bibir/langit-langit sumbing).

Menurut penjelasan dr. Nia Wulan Sari, seorang pakar laktasi dari RSPI Bintaro, untuk bayi sehat, lahir cukup bulan, tidak ada kelainan anatomi oral, saat memberikan ASIP direkomendasikan menggunakan media selain botol dot.

Sedangkan untuk bayi baru lahir, yang masih sedikit menyusu, direkomendasikan menggunakan pipet, suntikan tanpa jarum atau cup feeder.

"Seiring bertambahnya usia bayi, maka volume menyusu pun menjadi semakin banyak. Sehingga, bayi biasanya menjadi tidak sabar bila diberikan ASI perah melalui sendok, pipet dan suntikan tanpa jarum," jelas Nia kepada theAsianparent.

Baca juga : Panduan untuk orangtua baru: Seberapa sering bayi harus menyusu?

Di samping itu, berdasarkan penjelasan dari situs AIMI, ternyata wadah pemberian yang ideal untuk memberikan ASIP yaitu menggunakan cangkir. Tentu saja cangkir yang digunakan adalah yang khusus untuk bayi atau disesuaikan dengan usianya, serta Bunda juga harus menyiapkan sendok atau pipet.

Pasti Bunda ada yang heran dan bertanya 'kok ga pake botol sih?'. Ternyata Bun, penggunaan botol dot berisiko membuat bayi bingung puting, sehingga itu tidak dianjurkan sebagai media pemberian ASIP, walaupun sekarang masih banyak digunakan.

Nah, dalam memberikan ASIP menggunakan cangkir, Bunda juga harus mengajarkan cara itu pada pengasuh bayi, orangtua, mertua, atau pun pihak lain yang nantinya akan menjaga bayi selama Bunda bekerja. Agar kebiasaan mereka dalam memberikan ASIP bisa sama dengan yang Bunda lakukan.

Cara memberikan ASIP pada bayi menggunakan cangkir

Apabila Bunda masih bingung bagaimana memberikan ASIP menggunakan cangkir, berikut ini adalah cara yang dapat dilakukan. Cara ini pun berdasarkan dari arahan dari dr. Nia Wulan Sari.

  1. Pastikan kepala, leher dan pundak bayi tersangga dengan baik dan dalam posisi tegak, ditopang dengan satu tangan. Sementara tangan sebelahnya untuk Bunda memegang cangkir.
  2. Bayi dalam kondisi bangun, tenang/tidak rewel, apalagi menangis.
  3. Tempelkan ujung cangkir ke bibir bawah. Perlahan miringkan cangkir, sehingga ASIP menyentuh bibir bawah bayi dan bayi menjilat dan menelan ASIP secara perlahan.
  4. Hindari menuangkan ASIP langsung ke dalam mulut bayi, karena berisiko bayi tersedak.
  5. Bunda perlu konsisten menjaga kemiringan gelas dan ASIP agar bayi dapat terus menjilat dan menelan.
  6. Mulai latihan sejak jauh hari, agar pengasuh dan bayi memiliki waktu lebih banyak untuk lancar menggunakan cangkir.

Itulah bagaimana manajemen ASI perah, seperti seberapa banyak stok ASIP yang dibutuhkan, jadwal pompa ASI ibu bekerja, peralatan untuk menyiapkan ASIP selain pompa ASI ibu bekerja, dan berbagai hal lainnya.

Semoga setelah ini Bunda menjadi lebih tenang ketika harus meninggalkan buah hati kesayangan untuk pergi bekerja.

Semangat Bunda!

Artikel ini telah ditinjau oleh dr. Nia Wulan Sari dari RSPI Bintaro.

Referensi : AIMI

Baca juga :

id.theasianparent.com/cara-menyimpan-asi