Ajar Anak Berbuat Kebaikan Melalui Cerita Lutung Kasarung dan Purbasari

Ada banyak pesan moral yang bisa didapatkan anak dari kisah Lutung Kasarung. Bunda bisa menikmati cerita rakyat asal Jawa Barat ini di sini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Indonesia memiliki banyak sekali cerita rakyat yang bisa mengajarkan anak mengenai hasil dari perbuatan baik dan buruk. Salah satunya legenda Lutung Kasarung.

Cerita rakyat yang berasal dari Jawa Barat ini memiliki jalan cerita yang menarik dan ada banyak pesan moral yang bisa dibagikan kepada anak. Kalau Bunda belum pernah mendengar ceritanya, simak di cerita lengkapnya di sini, yuk.  

Cerita Rakyat Lutung Kasarung dan Purbasari

Asal Muasal Hikayat Lutung Kasarung

Lutung Kasarung merupakan cerita daerah yang berasal dari Jawa Barat. Ia adalah tokoh legenda yang hidup dalam kisah pantun yang diceritakan masyarakat Sunda secara turun-temurun.

Kisah ini terinspirasi dari kisah para menak Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda mengenai perjalanan Sanghyang Guruminda yang selama ini tinggal di Kahyangan kemudian turun ke Buana Panca Tengah atau Bumi dalam wujud seekor lutung (sejenis monyet).

Ceritanya, selama berada di Bumi, Sanghyang Guruminda tersesat dan tak sengaja bertemu dengan putri Purbasari Ayuwangi. Kisah mereka kemudian berlanjut hingga keduanya bertunangan, menikah, dan bersama-sama mereka memerintah Kerajaan Pasir Batang dan Kerajaan Cupu Mandala Ayu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Foto: YouTube/Dongeng Kita

Di tahun 1921, cerita rakyat ini diangkat dalam gending karesmen, yaitu drama musik yang digubah oleh Bupati Bandung R. A. Wiranatakusumah. Lima tahun kemudian, NV Java Film Company bersama sutradara L. Heuveldorp mengangkatnya dalam sebuah film bisu yang berjudul Loetoeng Kasaroeng.

Ini adalah film Hindia Belanda pertama yang diputar di bioskop Elite (Majestic), dari 31 Desember 1926 hingga 6 Januari 1927.

Lalu oleh F. S. Eringa, seorang pengarang Belanda yang tinggal di Indonesia, cerita legenda ini dijadikan disertasi dan dibukukan di tahun 1949. Sejak itu, ada banyak seniman, penyair, dan penulis yang menggubah cerita Lutung Kasarung ke dalam bentuk puisi, cerita, nyanyian, tarian, buku, dan masih banyak lagi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Memetik Hikmah dari Dongeng Cerita Rakyat Malin Kundang

Kebaikan Vs Kejahatan

Foto: YouTube/Dongeng Kita

 

Cerita bermula dari seorang prabu bernama Prabu Tapak Agung yang memerintah Kerajaan Pasir Batang dengan sangat arif dan bijaksana. Ia hidup bersama 7 orang putrinya yang sangat cantik jelita. Mereka adalah Purbararang, Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik, Purbaleuyi, dan terakhir Purbasari.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kelima orang di antara mereka sudah menikah dan menjadi permaisuri di kerajaan lain.

Tersisa dua yang masih sendiri, yakni Purbararang dan Purbasari. Namun, pernikahan Purbararang hanya menunggu waktu saja karena ia sudah memiliki tunangan yang sangat tampan dan gagah perkasa. Namanya Raden Indrajaya, putra seorang menteri kerajaan.

Foto: YouTube/Dongeng Kita

Sang prabu menyadari bahwa usianya kini sudah semakin tua dan sudah saatnya memandatkan tugasnya sebagai pemimpin kerajaan kepada salah satu putrinya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menurut hukum adat, yang lebih pantas menggantikannya adalah putri tertuanya, Purbararang. Namun di hati kecilnya ia menolak, dan menginginkan Purbasari yang menduduki tahtanya.

Prabu khawatir akan masa depan rakyatnya kelak jika Purbararang menjadi pemimpin. Itu lantaran sifat dan karakter Purbararang sangat buruk. Berbeda dengan adik bungsu yang baik hati dan bijaksana.

Kebencian Hanya Akan Membuahkan Kejahatan

Foto: YouTube/Dongeng Kita

Prabu lalu menyampaikan keinginannya di hadapan kedua putrinya itu. Purbararang langsung menyatakan sikapnya, ia tidak setuju dengan keputusan sang ayah karena ia merasa lebih berhak atas tahta itu. Ia lalu menceritakan hal tersebut pada Indra Jaya, kekasihnya. Dari percakapan tersebut, muncullah akal licik mereka untuk mengerjai Purbasari.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mereka sepakat meminta bantuan dukun sakti untuk melakukan sesuatu yang jahat kepada Purbasari. Dukun tersebut lalu memberikan si bungsu sebuah penyakit aneh di mana di seluruh tubuhnya penuh dengan bintik-bintik hitam.

Purbasari pergi ke seluruh penjuru negeri untuk mendapatkan pengobatan, tapi tak seorang pun tabib berhasil menyembuhkannya.

Foto: YouTube/Dongeng Kita

“Ayah, aku rasa sebaiknya kita perlu mengasingkan Purbasari ke suatu tempat. Dia terkena kutukan karena tidak mematuhi hukum adat,” kata Purbararang kepada ayahnya.

“Benarkah apa yang kau katakan itu, Purbararang?” tanya ayahnya.

“Iya, ayah. Percayalah kepadaku,” jawab Purbararang meyakinkan ayahnya.

Termakan hasutan Purbararang, Prabu Tapak Agung lalu memerintahkan patihnya untuk membuang Purbasari ke dalam hutan. Di sana Purbasari tinggal seorang diri pada sebuah pondok kecil. Ia bersahabat dengan hewan-hewan hutan, dan para binatang ini sangat baik kepadanya dan membantunya mencari buah-buahan untuk makanannya.

Artikel terkait: 12 Cerita Rakyat dari Berbagai Daerah di Indonesia, Mengandung Pesan Moral

Lutung Kasarung: Suatu Kebaikan Akan Mendatangkan Kebaikan yang Lain

Suatu hari, ketika Purbasari sedang asyik bermain bersama sahabat hewannya, tiba-tiba muncullah seekor lutung berwajah seram. Purbasari terkejut dan merasa takut.

“Ampun lutung, tolong jangan sakiti aku,” teriak Purbasari.

“Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu. Aku Guruminda, putra Sunan Ambu dari khayangan. Aku melakukan kesalahan dan dibuang ke bumi dalam wujud seperti ini, dan aku tersesat di hutan ini,” jelas si lutung.

Keduanya lalu saling memperkenalkan diri dan bercerita mengenai asal-usul mereka, lalu menjadi teman baik. Ke mana pun Purbasari pergi, Lutung Kasarung selalu menemaninya. Purbasari memanggil si lutung dengan sebutan Lutung Kasarung. Artinya, si lutung yang kesasar atau tersesat.

Foto: YouTube/Dongeng Kita

Suatu malam di bulan purnama, Lutung Kasarung bersemedi memohon kepada Yang Maha Kuasa untuk menyembuhkan penyakit Purbasari.

Permohonannya dikabulkan, dan tanah di sekitarnya pun berubah menjadi telaga kecil yang airnya mengandung obat kulit yang sangat manjur. Paginya, Lutung mengajak Purbasari mandi di telaga itu. Keajaiban pun terjadi, penyakit Purbasari sembuh dan seketika bintik-bintik hitam di kulitnya menghilang. Purbasari menjadi cantik sekali.

Dendam Hanya Akan Membawa Malapetaka

Foto: YouTube/Dongeng Kita

Suatu hari, ayah Purbasari berkunjung ke hutan untuk menjenguk Purbasari. Betapa senangnya ia melihat anaknya sudah sembuh. Ia lalu mengajak Purbasari pulang, tapi ditolak. Namun setelah prabu mendesak, ditambah Lutung Kasarung ikut membujuk, Purbasari akhirnya mau juga kembali ke istana.

Melihat kesembuhan dan kedatangan adiknya, Purbararang dan Indra Jaya kesal. Purbararang takut kedudukannya sebagai calon pewaris tahta terancam, ia lalu membujuk ayahnya untuk mengadakan sayembara.

“Ayah, aku keberatan jika Purbasari dinobatkan menjadi ratu. Agar semuanya adil, sebaiknya diadakan sayembara. Pemenangnya berhak menerima takhta kerajaan, sedangkan yang kalah akan dihukum pancung,” katanya.

Prabu Tapak pun kemudian mengabulkan permintaan Purbararang.

Tibalah hari di mana sayembara itu diadakan. Purbasari dan Purbararang sudah bersiap-siap berlomba dan seluruh rakyat berkumpul di halaman istana untuk menyaksikan mereka.

Foto: YouTube/Dongeng Kita

Perlombaan pertama adalah memasak. Yang paling cepat dan rasa makanannya paling lezat dinyatakan sebagai pemenang. Dengan mudah Purbasari memenangkan lomba itu. Lutung Kasarung membantunya dengan mendatangkan para bidadari untuk membantu Purbasari tanpa bisa dilihat siapapun.

Perlombaan kedua adalah lomba adu panjang rambut. Purbararang yakin rambutnya yang panjang sebetis itu bisa menang. Tapi diam-diam para bidadari menyambung rambut Purbasari yang tadinya hanya sepinggang menjadi sepanjang tumitnya. Purbasari kembali menang.

Artikel terkait: 3 Dongeng Legenda Indonesia, Bantu Anak Kenal Asal-usul Tempat Wisata

Tidak Membalas Kejahatan dengan Kejahatan

Perlombaan ketiga adalah adu ketampanan calon suami. Semua yang hadir mengakui ketampanan dan kegagahan Indra Jaya, kekasih Purbararang. Tapi Purbasari malah memperkenalkan Lutung Kasarung sebagai calon suaminya.

“Apakah tidak ada calon suami yang lebih jelek lagi dari itu?” ledek Purbararang.

Mendengar itu Lutung Kasarung tersinggung dan marah. Ia memohon kepada Yang Maha Kuasa agar wujudnya dikembalikan seperti semula. Dalam sekejap, Lutung Kasarung berubah wujud menjadi Guruminda. Ketampanan serta kegagahannya melebihi Indra Jaya. Akhirnya Purbasari memenangkan seluruh lomba, dan Purbararang bersiap akan dipancung.

Sebagai pemenang, Purbasari berhak menduduki tahta kerajaan. Sementara sesuai perjanjian, Purbararang dan Indra Jaya harus dihukum pancung. Beruntung Purbasari memaafkan keduanya. Meski sang kakak sudah berlaku jahat kepadanya, tapi ia tetap mengasihi Purbararang. Ia juga mengizinkan Purbararang untuk tinggal di istana bersamanya.

Purbasari pun dinobatkan sebagai ratu. Ia memerintah dengan adil dan bijaksana sehingga rakyatnya hidup makmur dan damai.

Pesan Moral dari Cerita Lutung Kasarung

Ada banyak pesan moral yang bisa didapat anak-anak dari cerita di atas. Yakni:

  • Kejahatan tidak akan menang melawan kebaikan.
  • Dendam hanya akan membawa kesengsaraan yang lebih besar.
  • Tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan, dengan kata lain, mengampuni atau memaafkan akan membuat hidup menjadi lebih indah.
  • Jangan suka merendahkan orang lain

Bagaimana, Bunda, bagus sekali, kan, cerita lutung kasarung di atas? Jangan lupa ceritakan kepada buah hati di rumah, ya.

Baca juga:

Legenda Batu Menangis, Kisah Si Anak Perempuan yang Durhaka kepada Ibunya

Cerita Rakyat Roro Jonggrang, Asal Muasal Candi Prambanan yang Megah

Cerita Rakyat Ande Ande Lumut dan Klenthing Kuning dari Jawa Timur