Ketahui Makna dan Sejarah Budaya Lompat Batu Nias, Simbol Kedewasaan Pemuda Nias

Awalnya lompat batu Nias dilakukan sebagai strategi perang antar suku, tapi sekarang pelaksanaannya untuk menunjukkan kedewasaan pemuda Nias.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada banyak warisan budaya di Indonesia yang ditinggalkan nenek moyang kita. Beberapa di antaranya merupakan kesenian daerah yang terkenal di mata dunia. Salah satunya adalah tradisi lompat batu yang berasal dari Suku Nias yang ada di Provinsi Sumatera Utara.

Berikut penjelasan mengenai tradisi lompat batu Nias ini.

Mengenal Tradisi Lompat Batu Nias, Simbol Kedewasaan Pemuda Nias

Simbol Kedewasaan Pemuda Nias

Foto: Traverse.id

Nias merupakan salah satu pulau yang ada di Provinsi Sumatera Utara, tepatnya berada di sebelah barat Pulau Sumatra. Keberadaan Pulau Nias cukup terkenal. Bukan hanya karena kecantikan alamnya, tapi juga karena kehidupan masyarakatnya yang unik yang berasal dari suku asli pulau tersebut, yaitu Suku Nias.

Jarak Pulau Nias dari Sibolga, kabupaten di Pulau Sumatera yang paling dekat dari pulau tersebut, adalah sekitar kurang lebih 136 kilometer. Sementara luas dari wilayah Kabupaten Nias sekitar 1.004,06 km persegi.

Ada satu yang paling menarik dari Pulau Nias yang selalu menjadi pusat perhatian wisatawan domestik dan mancanegara, yaitu tradisi yang disebut dengan Fahomobo atau Hombo Batu atau lompat batu. Ini adalah tradisi melompati tumpukan batu yang sangat tinggi yang dilakukan oleh pemuda-pemuda Suku Nias. Para pemuda melompati batu-batu tersebut untuk menyatakan bahwa diri mereka sudah dianggap dewasa secara fisik.

Tinggi dari tumpukan tersebut adalah 2 meter dan tebalnya 40 sentimeter. Kesenian ini merupakan kesenian asli Suku Nias dan berasal dari Desa Bawomataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara. Bawomataluo sendiri memiliki makna ‘bukit matahari’.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Letak desa ini ada di atas bukit di ketinggian 400 meter. Jika Anda datang ke sini, sempatkan waktu untuk melihat keindahan matahari saat terbit dan tenggelam. Pemandangannya indah sekali, Bunda.

Artikel terkait: Ada 1.300 Suku di Indonesia, Apa Sajakah Itu?

Sejarah Tradisi Lompat Batu Nias

Foto: MyTrip

Ternyata, Fahombo ini punya sejarah yang sangat unik. Berdasarkan sejarah yang dilansir dari laman Bobo, Fahombo atau lompat batu Nias muncul pertama kali saat peperangan antarsuku di Tanah Nias sering terjadi. Saat itu, tiap desa di Pulau Nias memiliki benteng atau tembok pembatas yang berfungsi membatasi wilayah kekuasaan desa tersebut. Pasukan manapun yang mampu melewati benteng suatu desa, pasukan tersebutlah yang berhak menjadi pemenangnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Itulah alasannya, tiap desa mewajibkan pasukannya belajar melompati benteng dengan cara berlatih melompati tumpukan batu. Ini juga yang menjadi syarat bagi pemuda bisa turut berperang.

Setelah perang antarsuku berakhir, Fahombo berkembang menjadi sebuah ritual bagi para pemuda setempat untuk membuktikan kedewasaan dirinya. Oh iya, kesenian Fahombo ini ternyata tidak berlaku di semua semua desa di Pulau Nias, Bunda, tapi hanya diadakan di kampung-kampung tertentu saja.

Artikel terkait: 12 Permainan Tradisional Indonesia, Ajak Anak Main agar Tidak Bosan

Dilakukan di Tempat dan Waktu Khusus

Foto: Kabar Nias

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Fahombo tidak dilakukan di tempat sembarang, melainkan di suatu tempat khusus yang sudah ada sejak dulu dan masih digunakan hingga sekarang secara turun menurun.

Selain tempatnya, tradisi lompat batu Nias ini juga dilakukan di waktu yang sudah ditentukan oleh masyarakat desa. Pelaksanaannya juga disaksikan oleh seluruh warga desa.

Jauh sebelum acara Fahombo dilaksanakan, tiap peserta biasanya akan berlatih keras. Mereka berlatih untuk mendapatkan teknik melompat yang benar, juga mencari rumusan agar jauh dari cedera saat melompat.

Artikel terkait: Mengenal Alat Musik Tradisional Gambang, Instrumen Utama Kesenian Gambang Kromong Khas Betawi

Cara Melakukan Lompat Batu

Foto: Akurat.co

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kalau melihat para pemuda ini melakukan lompat batu, kelihatannya mudah sekali, ya, Bunda. Dengan mengenakan baju pejuang khas Nias, wajah mereka terlihat tanpa beban saat melakukannya.

Tapi untuk bisa melakukan lompatan ini tidak mudah, lho. Mereka harus berlatih dari usia sekitar 7 tahun. Selain itu, risiko cedera dari latihan ini juga sangat tinggi.

Ada yang pernah mengalami patah tangan atau kaki, patah di bagian tulang tusuk, atau juga cedera kepala akibat terbentur batu. Tidak hanya diperlukan latihan rutin dan tubuh kuat untuk bisa melakukan lompat batu Nias ini, tapi juga strategi agar bisa melompati batu dengan benar tanpa cedera.  

Semua peserta mempersiapkan diri dengan mengambil jarak yang tidak terlalu jauh sekitar 5-6 meter saja dari tumpukan. Setelah mengambil ancang-ancang, mereka kemudian berlari menuju tumpukan batu, menginjakkan kakinya di sebongkah batu yang digunakan untuk melontarkan tubuhnya ke atas, dan hap!

Tubuh mereka lalu melayang melompati batu besar di hadapannya. Jika tidak ada bagian tubuh mereka yang menyetuh batu besar, ya, mereka dinyatakan berhasil.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Itulah penjelasan lengkap mengenai tradisi lompat batu Nias yang menjadi warisan budaya leluhur. Tertarik untuk melihat langsung ke Sumatera Utara?

****

 

Baca juga:

Ini 7 Fakta Tentang Rampak Gendang, Kesenian Khas Jawa Barat yang Energik dan Dinamis

Kaya Budaya! 123 Jenis Tarian Tradisional dari Berbagai Daerah di Indonesia