Parents, siapa sih yang nggak pernah dengar Si Pitung. Tokoh jagoan Betawi ini muncul sebagai sosok jagoan pemberani yang membela kaum tertindas. Si Pitung merupakan merampok ulung yang jago bela diri. Namun, tak seperti perampok biasanya, Si Pitung memberi hasil rampokannya ke rakyat kecil. Walau namanya dikenali, rupanya tak banyak orang yang tahu legenda Si Pitung, lho.
Apa saja sih asal-usul dari legenda Si Pitung. Simak ceritanya yuk!
Legenda Si Pitung, Jagoan Betawi yang Dermawan
Mengutip dari Mitra Museum Jakarta, berikut adalah asal-muasal dan sejarah Si Pitung
1. Asal Mula
Sekitar abad ke-19 di Batavia, hiduplah seorang pahlawan yang dipanggil Si Pitung. Si Pitung dikenali sebagai sosok legendaris orang Betawi dari daerah Rawa Belong yang jago bela diri. Peanmpilannya begitu khas dengan kopiah dan sarung di lehernya.
Si Pitung yang diketahui lahir pada 1866 memiliki nama asli Ahmad Nitikusumah. Orangtua Pitung adalah Piung dan Pinah. Sehari-hari, Pitung membantu ayahnya menjual kambing dan ternak lainnya.
Saat berumur 15 tahun, hewan dan ternak milik orang tuanya dirampas oleh orang Belanda dan Tionghoa. Hal ini menyebabkan dia sakit hati dan dendam pada orang-orang kaya. Dia pun memilih jalan sebagai perampok karena merasa sakit hati akibat perlakuan para penjajah.
Artikel terkait: Tak Banyak yang Tahu, 7 Makanan Khas Betawi Ini Punya Cita Rasa Nikmat!
2. Justru Dianggap Pahlawan Betawi
Sejak saat itu, Si Pitung berguru ke sebuah perguruan silat pimpinan Haji Naipin yang beralamat di Rawa Belong, Jakarta Barat. Perguruan tersebut bernama Pituan Pitulung yang disingkat menjadi Pitung (Sumber: Kitab Al Fatawi).
Di sanalah Ahmad Nitikusumah mendapat julukan sebagai Si Pitung. Julukan ini diberikan karena dia merupakan orang yang paling jago, paling lihai, dan paling sering melawan Belanda.
Walau dikenal sebagai perampok, Si Pitung tidak mengambil semua harta perampokan. Dia membagikan hasil rampokannya kepada rakyat kecil seperti petani dan buruh yang ditemuinya.
Oleh karena itu, Si Pitung dianggap pemberontak oleh Belanda yang harus ditumpas, tetapi bagi orang-orang Betawi dianggap sebagai pahlawan.
3. Gemar Merampok Rumah
Salah satu aksi terbesar pitung adalah merampok rumah seorang saudagar kaya. Rumah si Pitung dahulu merupakan rumah milik seorang saudagar kaya asal Bugis bernama H. Safiuddin dan telah berdiri sejak tahun 1800-an.
Rumah ini merupakan salah satu rumah yang pernah dirampok si Pitung. Sebagai bukti, peristiwa perampokan rumah H. Safiuddin dimuat dalam surat kabar Hindia Olanda, 10 Agustus 1892.
Artikel terkait: Ondel-Ondel, Boneka Raksasa Asal Betawi Ikon Kota Jakarta
4. Memiliki 2 Versi
Terkait hubungan Pitung dengan H. Safiuddin, terdapat dua versi yang berbeda dalam menjelaskan hubungan mereka. Versi pertama menyebut H. Safiuddin hanya salah satu dari korban perampokan yang dilakukan oleh Pitung.
Versi kedua menyebutkan bahwa H. Safiuddin sesungguhnya adalah sahabat dari Pitung dan rumahnya kerap dijadikan lokasi bersembunyi si Pitung agar tidak menimbulkan kecurigaan dari pihak Belanda.
5. Berakhirnya Kejayaan Si Pitung
Pada akhirnya, Pitung gugur akibat tertembak peluru emas oleh A.M.V Hinne, seorang Schout (Kepala Polisi Karesidenan Batavia).
Artikel terkait: Uniknya Ragam Baju Adat Betawi untuk Laki-laki dan Perempuan, Intip Parents!
6. Rumah Si Pitung Masih Berdiri Tegak
Rumah si Pitung berada di daerah Marunda Pulo Kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Pada tahun 1972, bangunan ini dibeli oleh Pemda DKI dari H. Mat Sani yang diketahui menjadi penghuni terakhir rumah ini.
Sebelum dikenal dengan sebutan “Rumah si Pitung”, warga sekitar menyebut rumah ini dengan sebutan “Rumah Tinggi”. Selain itu, rumah ini juga pernah dijadikan lokasi syuting film “Pitung Jago Betawi”. Dari sinilah masyarakat mulai mengenal rumah ini sebagai Rumah si Pitung.
Pada tahun 1999, bangunan ini dinyatakan sebagai bangunan cagar budaya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 1999. Rumah si Pitung menjadi ikon kisah perjuangan dan perlawanan masyarakat Betawi terhadap penjajahan Belanda.