3 Dongeng Legenda Indonesia, Bantu Anak Kenal Asal-usul Tempat Wisata

Legenda merupakan cerita rakyat yang berisikan tentang tokoh, peristiwa, atau tempat tertentu yang mencampurkan fakta historis dengan mitos

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Indonesia adalah negara yang kaya akan legenda. Diperkirakan, legenda Indonesia berjumlah ratusan dan terkait dengan cerita rakyat di berbagai provinsi.

Legenda merupakan cerita rakyat yang berisikan tentang tokoh, peristiwa, atau tempat tertentu yang mencampurkan fakta historis dengan mitos. Karenanya, legenda sering dianggap sebagai “Sejarah” kolektif (folk history).

Waktu Parents kecil dulu, mungkin pernah mendengar atau membaca dongeng Legenda Indonesia. Mulai dari Timun Mas, sampai Loro Jonggrang. Kita memang tidak tahu kebenaran cerita-cerita legenda. Namun, eksistensinya di masyarakat kita sudah turun-temurun diwariskan, dan dianggap sebagai cerita pengantar tidur.

Berikut ini kami pilihkan beberapa legenda Indonesia populer, untuk menambah koleksi mendongeng bagi anak. Atau untuk Parents bernostalgia sendiri juga boleh!

Artikel terkait: Rekomendasi 5 Dongeng untuk Bayi dalam Kandungan yang Bisa Bunda Bacakan

3 Legenda Indonesia yang Populer untuk Mendongeng Bersama Anak

1. Legenda Indonesia Terjadinya Danau Toba

Foto: asiamedan.com

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda tani yatim piatu di bagian utara pulau Sumatra. Daerah tersebut sangatlah kering.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pemuda itu hidup dari bertani dan memancing ikan. Pada suatu hari, ia memancing seekor ikan yang sangat indah.

Warnanya kuning keemasan. Begitu dipegangnya, ikan tersebut berubah menjadi seorang putri jelita. Rupanya, putri itu adalah perempuan yang dikutuk karena melanggar suatu larangan.

Kutukan sang putri adalah berupa, ia akan berubah wujud menjadi sejenis makhluk yang pertama kali menyentuhnya. Sebab, yang menyentuhnya adalah manusia, maka ia berubah menjadi perempuan.

Melihat sosok perempuan cantik di depan mata, pemuda tersebut terpesona. Sang pemuda lalu meminta sang putri untuk menjadi istrinya. Rupanya, ia tak peduli bahwa wujud sang putri sebelumnya adalah seekor ikan!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sang putri kemudian menerima permintaan pemuda. Namun dengan satu syarat, pemuda itu akan selamanya merahasiakan asal-usulnya yang berasal dari ikan.

Sang pemuda menyanggupi syarat tersebut. Mereka pun akhirnya menikah, dan hidup layaknya suami dan istri.

Setahun kemudian, mereka dikaruniai anak laki-laki. Namun entah kenapa, anak laki-laki ini memiliki perangai aneh, yaitu tidak pernah merasa kenyang. Akibatnya, ia melahap semua makanan yang ada.

Perangai anak laki-laki itu membuat ayahnya kesal. Hingga suatu hari, ketika ia memakan habis semua makanan dari orang tuanya, sang ayah yang jengkel kelepasan mengumpat: “Dasar anak keturunan ikan!” Dengan demikian, pemuda itu telah melanggar perjanjiannya dengan sang istri.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tak disangka, istri dan anak menghilang secara gaib. Di tanah bekas pijakan mereka, menyemburlah mata air. Semakin lama, semburan air semakin besar. Sampai akhirnya terbentuklah sebuah danau yang sangat luas. Danau itu kini dikenal dengan nama Danau Toba.

Artikel terkait: Dongeng Lutung Kasarung, Punya Pesan Baik untuk Diajarkan kepada Anak

2. Legenda Indonesia Tujuh Kepala Ular

Foto: pedomanbengkulu.com

Pada suatu masa, rakyat kerajaan Kutei Rukam di Lebong, Bengkulu, senang. Putra Mahkota Gajah Meram akan menikahi seorang putri dari Kerajaan Suka Negeri.

Raja Bikau Bermano meminta rakyatnya untuk menyiapkan pesta yang hebat. Salah satu prosesi pernikahan adalah pengantin wanita dan mempelai pria harus mandi di Danau Tes. Ketika mereka sedang berenang, tiba-tiba sang pangeran dan sang putri menghilang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Para tentara segera melompat ke danau. Tetapi mereka tidak dapat menemukan pangeran dan putri. Mereka benar-benar bingung mengapa pangeran dan putri tiba-tiba menghilang.

Mengetahui hal itu, Raja sangat sedih. Dia meminta semua prajurit untuk berenang. Namun, tetap saja pangeran dan puteri tidak dapat ditemukan. Belakangan seorang lelaki suci tua mendatangi raja.

Dia mengatakan bahwa pangeran dan putri diculik oleh ular berkepala tujuh. Dia adalah raja ular dan dia memiliki banyak prajurit ular. Satu-satunya orang yang bisa membantu adalah seorang pemuda yang memiliki keterampilan hebat dalam seni bela diri dan kekuatan gaib.

Pria muda yang ia maksudkan adalah putra bungsu raja. Namanya adalah Pangeran Gajah Merik. Dia juga murid dari orang suci itu. Raja sangat tersentuh ketika Pangeran Gajah Merik bersedia menemukan kakak laki-lakinya dan istri saudaranya.

Orang suci memberi tahu Pangeran Gajah Merik agar tidak takut pada bangsa ular.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pangeran Gajah Merik pun masuk ke dalam danau dan melawan tentara ular dengan berani. Tentara ular tidak bisa melawannya. Gajah Merik sangat kuat. Dia bisa dengan mudah membunuh tentara ular.

Pangeran Gajah Merik Berhadapan dengan Raja Ular

Sampai akhirnya, pangeran Gajah Merik berhadapan langsung dengan raja ular. Dia adalah ular berkepala tujuh. Raja ular sangat marah, mengetahui para tentaranya banyak yang mati di tangan pangeran Gajah Merik.

“Hei, kamu manusia! Mengapa kamu membunuh semua prajuritku?” tanya raja ular.

“Mereka berusaha menghentikanku. Aku ingin membebaskan kakak laki-lakiku dan istrinya.”

“Aku akan membebaskan mereka. Tapi kamu harus melakukan dua hal. Pertama, kamu harus membuat prajuritku yang mati hidup lagi. Dan kedua, kamu harus mengalahkan aku tentu saja, hahaha,” ujar raja ular jumawa.

Dengan kekuatannya, Gajah Merik menyentuh ular yang mati. Hebatnya, mereka hidup kembali. Kemudian, pangeran dan raja ular berkelahi.

Berbeda dengan prajurit ular, raja ular itu sangat kuat. Dia hampir membunuh Gajah Merik. Untungnya, Gajah Merik memiliki kesaktian yang lebih tinggi.

Kemenangan Gajah Merik dan Mitos Danau Tes

Setelah bertarung selama tujuh hari, Gajah Merik memenangkan pertarungan. Raja ular meminta Gajah Merik untuk memaafkannya dan membebaskannya. Gajah Merik pun merasa kasihan dan dia membiarkan raja ular dan pasukannya pergi.

Kemudian, Gajah Merik membawa Gajah Meram dan istrinya kembali ke istana. Raja sangat senang. Ia juga berencana menjadikan Gajah Meram menjadi raja baru. Namun, Gajah Meram menolaknya. Dia mengatakan Gajah Merik lebih baik menjadi raja berikutnya. Dia sangat berani dan kuat. Dia juga memiliki hati yang luar biasa. Dia rela mengorbankan dirinya.

Gajah Merik setuju untuk menjadi raja berikutnya. Namun, dia meminta ayahnya untuk membiarkan raja ular dan prajuritnya menjadi prajuritnya. Raja setuju. Sejak itu, raja ular dan prajuritnya menjadi prajurit Gajah Merik.

Hingga saat ini, masyarakat di Lebong, Bengkulu, meyakini bahwa ada ular berkepala tujuh yang menjaga danau Tes. Mereka tidak berani mengatakan kata-kata buruk saat melintasi danau. Kalau tidak, ular berkepala tujuh ini akan marah, dan bisa menyebabkan kejadian yang tidak diinginkan.

Artikel terkait: Dongeng Persahabatan Singa dan Tikus, Mengajarkan Anak Agar Tidak Sombong

3. Legenda Sangkuriang dan Tangkuban Perahu

Foto: tourbandung.id

Pada zaman dahulu, tersebutlah kisah seorang puteri raja di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu.

Sangkuriang berburu dengan ditemani oleh Tumang, anjing kesayangan istana. Sangkuriang tidak tahu, bahwa anjing itu adalah titisan dewa dan juga bapaknya.

Pada suatu hari Tumang tidak mau mengikuti perintahnya untuk mengejar hewan buruan. Lantas, anjing tersebut diusirnya ke dalam hutan.

Ketika kembali ke istana, Sangkuriang menceritakan kejadian itu pada ibunya. Bukan main marahnya Dayang Sumbi begitu mendengar cerita itu. Tanpa sengaja ia memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi yang dipegangnya.

Sangkuriang terluka. Ia sangat kecewa dan pergi mengembara.

Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali dirinya. Ia selalu berdoa dan sangat tekun bertapa. Pada suatu ketika, para dewa memberinya sebuah hadiah. Ia akan selamanya muda dan memiliki kecantikan abadi.

Setelah bertahun-tahun mengembara, Sangkuriang akhirnya berniat untuk kembali ke kerajaannya. Sesampainya di sana, kerajaan itu sudah berubah total. Di sana dijumpainya seorang gadis jelita, yang tak lain adalah Dayang Sumbi.

Sangkuriang Kembali dan Tak Mengenal Sosok Ibunya

Sangkuriang pun terpesona pada kecantikan Dayang Sumbi, yang tak lain adalah ibu kandungnya sendiri. Begitu pula Dayang Sumbi, ia tertawan oleh ketampanan Sangkuriang. Mereka pun menjalani hubungan asmara.

Pada suatu hari, Sangkuriang pamit akan berburu ke hutan. Ia minta tolong Dayang Sumbi untuk merapikan ikat kepalanya.

Tak disangka, alangkah terkejutnya Dayang Sumbi karena melihat bekas luka di kepala calon suaminya. Luka itu persis seperti luka akibat pukulan sendok di kepala anaknya, yang telah lama pergi merantau.

Dayang Sumbi pun memerhatikan wajah sang pemuda, yang ternyata sangat mirip dengan wajah anaknya. Dayang Sumbi menjadi sangat ketakutan.

Akhirnya, Dayang Sumbi berpikir keras mencari-cari alasan, agar Sangkuriang tidak meminangnya. Ia kemudian mengajukan dua buah syarat, jika Sangkuriang hendak melamarnya.

Pertama, ia meminta pemuda itu untuk membendung sungai Citarum. Dan kedua, ia minta Sangkuriang untuk membuat sebuah sampan besar untuk menyeberang sungai itu. Kedua syarat itu harus sudah dipenuhi sebelum fajar menyingsing.

Malam itu Sangkuriang melakukan tapa. Dengan kesaktiannya ia mengerahkan makhluk-makhluk gaib untuk membantu menyelesaikan pekerjaan permintaan Dayang Sumbi.

Kemarahan Sangkuriang Jadi Asal-usul Gunung Tangkuban Perahu

Dayang Sumbi yang cemas, diam-diam mengintip pekerjaan Sangkuriang. Begitu pekerjaan itu hampir selesai, Dayang Sumbi memerintahkan pasukannya untuk menggelar kain sutra merah di sebelah timur kota.

Ketika menyaksikan warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira hari sudah menjelang pagi. Ia pun menghentikan pekerjaannya. Ia sangat marah, karena itu berarti ia tidak dapat memenuhi syarat yang diminta Dayang Sumbi.

Dengan kekuatannya, ia menjebol bendungan yang dibuatnya. Terjadilah banjir besar melanda seluruh kota. Ia juga menendang sampan besar yang dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh menjadi sebuah gunung yang bernama “Tangkuban Perahu”.

Nah, Parents, itulah legenda Indonesia tentang terbentuknya Danau Toba, tujuh kepala ular di Bengkulu, dan asal-usul gunung Tangkuban Perahu. Semoga bisa menjadi bahan mendongeng untuk si kecil, ya!

***

Baca juga: 

Ajarkan Kecerdikan dan Keberanian pada Anak dari Dongeng "Kerajaan Tikus dan Kucing"

11 Pilihan Fabel Sederhana Pengantar Tidur Anak yang Kaya Nilai Moral Kehidupan

Wajib Tahu, 3 Alasan Seks Rutin Adalah Kunci Sukses Parenting

Penulis

alikarukhan