Lantaran memiliki beragam adat dan budaya, Indonesia juga memiliki berbagai macam perlengkapan dan pakaian tradisional dari berbagai daerah. Salah satunya yaitu Laung.
Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai laung yang perlu Parents ketahui!
Apa Itu Laung?
Laung adalah perlengkapan busana tradisional suku Banjar di Kalimantan Selatan. Laung sendiri merupakan penutup kepala yang biasa dipakai oleh kaum laki-laki suku Banjar. Penutup kepala khas Banjar ini terdiri dari dua model, yaitu takup dan tinggi.
Tukup artinya penutup kepala yang tertutup. Penutup kepala jenis ini cukup mirip dengan blangkon, penutup kepala laki-laki tradisional Jawa.
Sementara itu, tinggi merupakan jenis yang bagian depannya berbentuk segitiga dan bagian atasnya tidak tertutup. Penutup kepala jenis ini cukup mirip dengan tanjak, penutup kepala laki-laki khas Melayu.
Artikel terkait: Asal Usul dan Resep Mie Bancir, Kuliner Khas Banjarmasin yang Menggugah Selera
Laung tinggi biasanya diberi hiasan arguci (sejenis payet) berwarna kuning emas dan putih.
Laung dengan hiasan arguci warna emas digunakan mempelai pria saat acara pernikahan. Sedangkan yang hiasan arguci-nya warna putih digunakan untuk busana Nanang Banjar. Khusus di daerah Kabupaten Kota Baru, pengantin pria mengenakan Laung dari bahan kain berwarna hitam.
Kisah Salah Satu Pengrajin Laung
Sumber: Youtube @1.0 Channel
Melansir dari Kompas TV, seorang seniman di Banjarmasin, Masdar Hidayat, dikenal karena memproduksi dan melestarikan Laung khas Banjar, Kalimantan Selatan.
Tidak hanya membantu melestarikan budaya, kreativitas Masdar Hidayat dalam membuat penutup kepala khas Banjar ini juga membuatnya mendapatkan rezeki tambahan.
Sehari-hari, Masdar Hidayat membuat laung di rumahnya di kawasan Jalan Veteran, Banjarmasin. Masdar mengerjakan semua proses seorang diri, mulai dari membuat pola, memotong kain hingga menjahit.
Kain dasar, kain krah, dan kain sasirangan adalah bahan utama yang dibutuhkan oleh Masdar.
Masdar mulai sering membuat penutup kepala khas Banjar ini sejak empat tahun terakhir akibat melonjaknya pesanan dari masyarakat. Sebelumnya, Masdar hanya membuat laung untuk keperluan grup musik panting-nya (musik tradisional dari suku Banjar di Kalimantan Selatan), janar putih.
Artikel terkait: Mengenal Keunikan Keris Bali yang Sarat Sejarah, Apa Bedanya dengan Keris Jawa?
Inovasi Pengrajin
Saat memulai usaha laung, Masdar mengaku tidak begitu menghadapi kesulitan. Ia hanya berupaya membuat produk baru dari bahan dasar yang telah dibuat oleh para pengrajin kain di daerahnya.
“Tidak ada kesulitan karena di tempat-tempat kita ini pengrajin kain sasirangan sudah banyak. Jadi kita ngambil dari barang itu sendiri, terus kita buat (laung),” ungkapnya.
Akan tetapi, Masdar tidak berhenti di situ. Masdar juga membuat penutup kepala khas Banjar ini dengan inovasi baru yang sesuai dengan permintaan dari pembeli.
“Kita buat tergantung dengan permintaan pembeli. Tergantung mereka mau warnanya apa,” tambahnya.
Meskipun telah berinovasi, tetapi Masdar tetap mempertahankan ciri khas tradisional karyanya.
“Tapi rata-rata yang kita pakai ini warnanya ciri khas orang Banjar, sasirangan khususnya. Kita buat dan kita modif sedemikian rupa, sehingga bisa jadi tutup kepala khas orang Banjar,” imbuhnya.
Sasirangan sendiri adalah kain tradisional khas Kalimantan Selatan. Sasirangan berasal dari bahasa Banjar, yaitu sirang yang berarti menjelujur. Sesuai dengan maknanya, motif kain sasirangan biasanya dibuat dengan jahitan teknik jelujur.
Sosok Pengrajin yang Inspiratif
Membuat laung sebenarnya hanyalah kegiatan sampingan dari Masdar, lo, Parents. Ia sebenarnya adalah seniman musik panting serta pegawai di salah satu instansi pemerintah di provinsi Kalimantan Selatan.
Dalam satu bulan Masdar mengaku dapat menerima orderan sebanyak 10 set yang dijualnya dengan harga yang cukup terjangkau. Bagi Masdar, ia tidak mengutamakan omzet, tetapi lebih ingin mengenalkan dan melestarikan budaya khas Banjar.
Demikianlah informasi mengenai laung dan salah satu sosok pengrajinnya yang inspiratif, semoga bermanfaat, ya, Parents!
Baca juga:
Sejarah dan Resep Kue Bagea yang Manis, Gurih dan Lezat!
Mengenal Barapen, Pesta Bakar Batu di Bumi Cendrawasih
Mengenal Dandangan Kudus, Tradisi Kuno Menyambut Ramadan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.