Waspada! Ini 10 Larangan Setelah Melahirkan Normal yang Perlu Dihindari
Bunda mungkin punya banyak sekali keinginan, tapi jangan abaikan larangan setelah melahirkan normal berikut ini ya!
Di antara banyak keinginan yang ingin dilakukan usai persalinan, Bunda juga butuh memperhatikan sejumlah larangan setelah melahirkan normal, demi kesehatan fisik dan mental Bunda.
Yang utama selepas melahirkan adalah mencukupi kebutuhan gizi Bunda setiap harinya, agar produksi ASI lancar dan nutrisi untuk si kecil tercukupi.
Bunda juga butuh banyak istirahat selepas melahirkan normal untuk mempercepat penyembuhan.
Suami, mertua, atau keluarga yang lain dapat membantu mengambil tanggung jawab memasak dan membersihkan rumah, agar Bunda punya waktu lebih lama istirahat dan bonding dengan buah hati.
Selain itu, Bunda juga perlu memperhatikan beberapa larangan setelah melahirkan normal berikut ini.
Artikel Terkait: Bahagia Sambut Tahun Baru, 10 Artis ini Akan Melahirkan di 2021
Daftar isi
Larangan Setelah Melahirkan Normal, Apa Saja?
Jangan Memasukkan Apa pun ke dalam Vagina
Bunda mungkin penasaran dengan perubahan pada vagina setelah melahirkan, termasuk berapa banyak pendarahan yang tengah dialami.
Di sisi lain, Anda mungkin merasa ingin kembali ke aktivitas dan rutinitas normal, seperti berhubungan seks atau menggunakan tampon.
Namun, Bunda sebaiknya menunda terlebih dahulu, sampai paling tidak sekitar 6 minggu setelah persalinan.
Mengapa? Nah, alasan pertama adalah karena risiko infeksi. Rahim Anda masih dalam proses pemulihan fisik.
Saat Anda menggunakan produk menstruasi internal, seperti cangkir menstruasi atau tampon, bakteri dapat terbentuk dan menyebabkan infeksi pada luka ini.
Jangan Gunakan Tampon Dulu
Perdarahan setelah melahirkan berlangsung antara 2 dan 6 minggu, jadi gunakan pembalut selama waktu ini atau sampai dokter memberi tahu Anda. Ganti pembalut dan cuci tangan Anda sesering mungkin untuk menghindari infeksi.
Jangan Berhubungan Seks, Tunggu 4-6 Minggu
Bagaimana dengan seks? Tidak ada pedoman keras, tetapi banyak dokter mungkin merekomendasikan menunggu antara 4 dan 6 minggu setelah melahirkan.
Alasannya mirip dengan tampon, tetapi risiko infeksi lebih rendah setelah 2 minggu pascapersalinan, demikian sebagaimana dikutip Healthline.
Risiko lainnya adalah kemungkinan lepasnya jahitan dari episiotomi jika Anda langsung berhubungan intim dengan pasangan.
Jika Anda melahirkan secara pervaginam, serviks melebar untuk memungkinkan bayi melewatinya dan vagina akan membutuhkan waktu untuk kembali ke ukuran normalnya. Jadi, sabar ya, Bunda.
Artikel terkait: 5 Artis Bollywood yang Pernah Rasakan Pahitnya Kehilangan Anak karena Keguguran
Jangan Abaikan Rasa Sakit
Larangan setelah melahirkan normal yang lain adalah jangan abaikan rasa sakit.
Kebanyakan orang akan mengalami tingkat rasa sakit yang berbeda setelah melahirkan, jenis dan durasi rasa sakitnya akan bervariasi.
Jika mengalami komplikasi selama atau setelah melahirkan, nyeri dapat berlangsung berhari-hari hingga berminggu-minggu dan dapat bervariasi dari orang ke orang.
Jenis-jenis nyeri yang normal dan biasa terjadi setelah melahirkan, antara lain:
- Kram saat rahim Anda menyusut kembali ke ukuran sebelum hamil
- Rasa sakit di daerah antara vagina dan anus Anda
- Rasa sakit di dalam atau di sekitar sayatan dan jahitan Anda
- Ketidaknyamanan di leher, punggung, dan persendian
- Rasa sakit akibat pembengkakan payudara
Di sisi lain, jenis nyeri ini tidak khas dan harus dievaluasi lebih lanjut oleh dokter:
- Sakit kepala parah yang tidak membaik dengan pengobatan atau yang memengaruhi penglihatan
- Nyeri dengan demam tinggi
- Rasa sakit saat buang air kecil yang semakin memburuk seiring waktu
- Pendarahan hebat
- Rasa sakit di satu area tertentu di payudara Anda, terutama disertai dengan demam atau area yang memerah
- Keputihan berbau busuk
- Nyeri disertai pembengkakan pada kaki
- Nyeri dada dan kesulitan bernapas
Jika Bunda mengalami hal-hal tersebut, jangan abaikan, dan segera periksa ke dokter untuk mendapatkan obat nyeri dan perawatan lainnya.
Dokter akan memberi tahu apakah rasa sakit Anda mungkin merupakan tanda dari masalah yang lebih besar.
Artikel Terkait: 6 Pasangan Artis yang Menjalani Program Bayi Tabung Demi Mendapatkan Anak
Jangan Sembunyikan Kesedihan, Terlebih Jika Bunda Alami Baby Blues
Jika Anda mengalami tekanan mental setelah melahirkan, Anda tidak sendirian.
Baby blues melanda sekitar 80 persen orang setelah melahirkan dan dapat menyebabkan Anda merasakan perasaan sedih, cemas, atau stres yang intens dalam 10 hingga 14 hari pertama pascapersalinan, demikian dikutip Heathline.
Jika Bunda terus merasa demikian, Bunda penting untuk mengevaluasi depresi pascamelahirkan dan berkonsultasi dengan psikolog atau dokter kandungan Bunda.
Gejala depresi pascamelahirkan yang biasa terjadi di antaranya:
- Menangis
- Merasa marah
- Merasa jauh dari keluarga atau teman-teman Anda
- Tidak menikmati hal-hal yang biasanya membuatmu bahagia
- Meragukan diri sendiri dalam hal perawatan dasar bayi Anda
- Merasa terputus dari bayi Anda
- Merasa khawatir berlebihan bahwa Anda mungkin menyakiti bayi Anda
Depresi pasca melahirkan ini dapat terjadi pada siapa saja yang telah melahirkan. Bunda akan semakin rentan mengalami baby blues usai persalinan jika:
- Tidak memiliki banyak dukungan dari keluarga setelah melahirkan
- Ada riwayat depresi sebelum hamil
- Riwayat keluarga depresi
- Mengalami komplikasi saat melahirkan
- Ada masalah kesehatan dengan bayi Anda
- Memiliki kelahiran kembar.
Jangan Abaikan Soal Asupan Nutrisi
Jika Anda menyusui, tubuh Anda juga membutuhkan antara 450 dan 500 kalori ekstra sehari untuk mendukung produksi ASI.
Beberapa cara untuk mendukung nutrisi Anda selama periode postpartum, meliputi:
- Makan buah-buahan segar, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak
- Meminimalkan makanan ringan yang tinggi lemak jenuh dan gula tambahan
- Terus mengkonsumsi vitamin prenatal Anda (atau beralih ke vitamin postnatal)
- Tetap terhidrasi. Hidrasi sangat penting. Para ahli menyarankan Anda minum 16 cangkir cairan setiap hari saat menyusui.
Jangan Merokok dan Pakai Narkoba
Larangan setelah melahirkan normal berikutnya adalah merokok. Jika Anda atau pasangan Anda merokok, segera berhenti. Merokok dapat membahayakan kesehatan Anda sendiri.
Perokok pasif juga merupakan faktor risiko untuk sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Paparan asap rokok juga dapat memicu asma atau masalah pernapasan lainnya pada bayi dan anak-anak.
Penyalahgunaan obat-obatan juga mempunyai risiko tinggi bagi Anda dan bayi. Para ahli menyatakan bahwa metamfetamin, opioid, kokain, dan ganja ditemukan dapat menyebabkan SIDS.
Jangan Konsumsi Makanan yang Dilarang
Bagi para ibu yang baru melahirkan dan menyusui, memperhatikan makanan apa saja yang masuk ke tubuh sangatlah penting.
Asupan yang bergizi tak hanya menyehatkan, tetapi juga berguna untuk membantu tubuh untuk segera pulih dari persalinan, dan menurunkan berat badan seperti semula.
Berikut ini adalah beberapa makanan yang harus Anda hindari pasca kehamilan.
Makanan Ultra-Proses/Junk Food
Jika Anda ingin berat badan kembali seperti sedia kala sebelum hamil, hindari mengkonsumsi makanan tidak sehat seperti junk food dan fast food.
Namun, ingat kembali bahwa tujuan Anda setelah kehamilan adalah fokus pada makanan yang bergizi dan sehat untuk tubuh Anda dan sang buah hati.
Junk food atau makanan ulta-proses dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan mempersulit penurunan berat badan yang Anda peroleh selama kehamilan.
Junk food dan makanan ultra proses mengandung kalori, lemak, gula, dan garam yang sangat tinggi dan seringkali rendah nutrisi seperti vitamin, mineral, dan serat.
Cobalah konsumsi makanan rumahan yang segar dan bergizi sebisa mungkin dan hindari makanan kaleng atau instan lainnya.
Jauhi camilan kemasan seperti kue atau keripik dan pilih camilan sehat rendah kalori yang kaya akan protein, serat, dan lemak sehat.
Buah, kacang-kacangan, biji panggang, atau yogurt rendah lemak adalah pilihan yang baik bagi yang baru melahirkan.
Minuman Bersoda atau Tinggi Gula
Minuman ringan atau soda kalengan mengandung kalori kosong yang sarat dengan gula. Asupan ini tidak memberikan nutrisi yang baik kepada Anda atau bayi, melainkan hanya tendangan energi ekstra sesaat setelah mengonsumsinya.
Namun, tendangan energi ini tidak berlangsung lama dan Anda mungkin akan merasa lebih lelah setelah tubuh membakar gula.
Minuman kemasan juga hanya menambah kalori ekstra yang tidak memiliki nutrisi dan dapat mengakibatkan penambahan berat badan atau membuat penurunan berat badan menjadi lebih sulit.
Ikan dengan Kandungan Merkuri Tinggi
Seperti yang telah banyak diketahui, makanan laut merupakan sumber protein rendah lemak, lemak sehat, dan nutrisi baik lainnya.
Sayangnya, beberapa jenis ikan dapat mengandung merkuri sangat tinggi yang dapat mempengaruhi kandungan ASI dan berdampak buruk bagi kesehatan bayi.
Hindari makan ikan besar seperti ikan todak, hiu, tilefish, king mackerel karena jenis ini diketahui memiliki tingkat pencemaran merkuri yang lebih tinggi.
Teh dan Kopi
Kabar baiknya adalah, Anda tidak perlu menghilangkan kopi atau teh sepenuhnya dari diet Anda setelah melahirkan.
Meski jumlah kafein dapat berpindah dari ibu ke bayi melalui ASI, hal ini hanya terjadi jika jumlah asupan kafein yang dikonsumsi busui sangat tinggi.
Jadi, meminum satu atau dua cangkir sehari sebetulnya baik-baik saja. Namun, jika Anda minum kopi atau teh dengan jumlah lebih dari yang dianjurkan, kandungan kafein dapat menumpuk di tubuh bayi.
Akibatnya, si kecil dapat terpapar pada stimulasi kafein yang membuat mereka lebih rewel, mudah menangis, dan tidak dapat tidur nyenyak.
Alkohol
Minum-minuman beralkohol selama menyusui sangat berbahaya karena akan berdampak pada bayi.
Ini karena jumlah alkohol yang dikonsumsi oleh ibu yang menyusui dapat dengan bebas masuk ke dalam kandungan ASI.
Kandungan alkohol yang masuk ke kandungan ASI dalam jumlah berapa pun akan sangat berbahaya bagi kesehatannya.
Paparan alkohol ke dalam ASI di atas tingkat sedang dapat merusak perkembangan, pertumbuhan, dan pola tidur bayi.
Alkohol juga dapat mengganggu kemampuan ibu untuk merawat anaknya dengan aman. Tidak minum alkohol adalah pilihan paling aman bagi ibu yang masih menyusui.
Makanan Pemicu Kolik/Penyebab Gas
Gas atau kolik adalah masalah umum pada bayi. Jika Anda melihat bayi Anda mengalami perut kembung, banyak bersendawa, kentut, banyak menangis, atau rewel, itu mungkin disebabkan oleh kolik.
Makanan tertentu yang Anda konsumsi dapat menyebabkan masalah ini termasuk susu dan kafein. Kacang-kacangan, kol, brokoli, lentil juga menjadi penyebab umum dalam hal memproduksi lebih banyak gas pada usus.
Beberapa ibu menyusui memilih untuk menghindari makanan pedas saat mereka menyadari hal ini memicu kolik pada bayi mereka.
Tapi kembali lagi, perhatikan reaksi bayi Anda karena tidak semua bayi bereaksi pada makanan pedas.
Makanan Pemicu Alergi
Jika Anda memiliki riwayat alergi keluarga pada beberapa makanan, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dulu untuk memeriksa makanan apa saja yang perlu dihindari.
Makanan umum yang dapat menyebabkan alergi yakni kacang tanah, telur, susu, kerang, ikan, gandum, dan kedelai.
Hal yang Juga Perlu Diperhatikan
Jangan Lupa Pakai Alat Kontrasepsi
Hal ini penting untuk diperhatikan, karena Anda bisa hamil lagi 6 hingga 8 minggu setelah melahirkan.
Jika hamil lagi dalam waktu dekat ini tidak ada dalam rencana Anda, bicarakan dengan dokter tentang opsi pengendalian kelahiran dengan memasang alat kontrasepsi.
Ada beberapa metode pengendalian kelahiran, seperti kondom, yang dapat Anda gunakan dalam berhubungan seks. Pilihan pengendalian kelahiran meliputi:
- Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
- Implan
- KB suntik
- Kombinasi kontrasepsi hormonal
- Kontrasepsi progestin
- KB steril
Anda mungkin juga pernah mendengar bahwa Anda tidak bisa hamil saat menyusui – yang memang benar adanya.
Dalam beberapa kasus, menyusui dapat menghentikan ovulasi, yang disebut amenore laktasi, biasanya pada pemberian ASI eksklusif 6 bulan. Namun begitu, keadaan setiap orang berbeda.
Jangan Abaikan Dukungan Sosial
Peneliti telah menemukan bahwa dukungan sosial pada periode usai melahirkan dapat membantu menurunkan tingkat depresi postpartum.
Dengan semua tuntutan kehidupan bayi newborn, Anda mungkin merasa terisolasi dan kewalahan. Jika Anda memiliki pasangan, minta dia memainkan peran yang sama dalam merawat bayi Anda.
Jangkau keluarga dan teman ketika Bunda butuh bantuan atau sekadar berbagi cerita.
Demikian sejumlah larangan setelah melahirkan normal yang sebaiknya Bunda selalu perhatikan untuk kesehatan fisik dan mental, serta untuk pertumbuhan si kecil agar terus sehat.
***
Artikel telah diupdate oleh: Ade Aisyah
Food Items To Avoid After Pregnancy
www.mamaxpert.com/blogs/post/food-items-to-avoid-after-pregnancy
Baca juga:
Jarang Tersorot Kamera, Inilah Sosok Anak-Anak Ketua DPR Puan Maharani
Program Bayi Tabung Gagal, Sinyorita Menangis Sampai Kurung Diri di Kamar Mandi