Pertama kalinya dalam sejarah, Korea Utara akhirnya mengumumkan kemunculan kasus pertama COVID-19 di negaranya. Fenomena ini mendorong Korea Utara untuk melaksanakan lockdown kota dan daerah sebagai upaya pencegahan penyebaran virus tersebut. Berikut adalah informasi selengkapnya tentang Korea Utara Lockodown akibat kasus Covid-19.
Korea Utara Lockdown Nasional Setelah 2 Tahun Tidak Percaya Covid
Sumber: Unsplash
Keputusan ini tentunya mengejutkan banyak pihak. Sebab, Kim Jong Un terkenal menolak untuk percaya adanya virus COVID-19 selama kurang lebih 2 tahun.
Pemimpin Korea Utara tersebut bahkan tampil pertama kali di depan publik mengenakan masker saat berbicara mengenai kondisi negaranya. Namun Menteri Persatuan Korea Selatan yang bertugas mengelola hubungan kedua Korea, belum dapat memastikan apakah itu kali pertama Kim Jong Un mengenakan masker.
Sebelumnya, Kim Jong Un berbicara di depan publik tanpa masker sembari memuji respon negaranya saat awal pandemi. Keputusan mengenakan masker ini tentu menimbulkan banyak pertanyaan.
Korean Central News Agency dilansir dari APNews menyatakan bahwa sampel hasil virus yang diambil dari beberapa orang acak di Pyongyang mengkonfirmasi adanya varian Omicron.
Artikel Terkait: Mengenal Languishing, Perasaan “Hampa” yang Kian Merebak Ketika Pandemi
Kim Mengajak Seluruh Pihak Bekerjasama dalam Lockdown Korea Utara
Sumber: Instagram/@the.thinkings
Sebagai bentuk respon dari adanya kasus ini, Kim segera memanggil partai Politburo untuk memerintahkan lockdown di kota dan daerah besar. Kantor pun harus diisolasi per unit untuk menghambat virus menyebar.
Kim juga meminta seluruh petugas kesehatan untuk meningkatkan upaya disinfeksi di kantor maupun rumah. Suplai obat pun harus siap sedia.
Di sisi lain, Kim juga masih meminta para pejabat pemerintahan untuk melanjutkan konstruksi, pengembangan agrikultur, dan juga penguatan keamanan negara.
Penolakan Vaksin COVID dari PBB dan Bantuan Internasional
Sumber: Unsplash
Hingga saat ini, belum ada informasi terkait vaksinasi di Korea Utara.
Pemerintah Korea Utara berulang kali menolak tawaran vaksin dari PBB dikarenakan enggan untuk diawasi secara internasional.
Korea Selatan pun sudah siap sedia untuk membantu, namun hubungan kedua negara belum berjalan mulus karena keinginan Korea Utara untuk menggunakan nuklir.
Dikutip dari APNews, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, memastikan bahwa Beijing akan membantu Korea Utara untuk mengatasi pandemi. Namun sebelumnya, Korea Utara juga menolak vaksin buatan China.
Berbagai pengamat politik memprediksi bahwa kondisi pandemi di Korea Utara ini akan mendorong mereka untuk membuka kerjasama dengan negara internasional.
Saat ini, Korea Utara tengah dijatuhi sanksi internasional oleh PBB sehingga tidak mendapatkan beberapa bantuan dan suplai untuk negara tersebut.
Artikel Terkait: Apakah Vaksinasi COVID-19 Bisa Batalkan Puasa? Yuk, Cek Faktanya!
Kekhawatiran Akibat Fasilitas Kesehatan yang Tidak Memadai
Sumber: Unsplash
Banyak pengamat yang mengkhawatirkan kondisi warga Korea Utara. Hal ini dikarenakan fasilitas kesehatan tidak memadai.
Selain berbagai penolakan vaksin dari internasional, Korea Utara juga tidak menginformasikan adanya pengembangan vaksin. Pada Agustus 2020, mereka sempat mengumumkan adanya pengembangan vaksin dari negara tersebut, namun tidak ada tindak lanjut.
Apalagi dengan sifat virus Omicron yang mudah menyebar, banyak yang meragukan efektivitas penanganan di Korea Utara.
***
Baca Juga:
9 Artis Korea Utara dengan Kisahnya, Ada yang Tragis!
Duh! Kim Jong Un Hukum Mati Warga Korea Utara yang Nekat Nonton Drakor
Ternyata Tak Mudah, 7 Aturan Ini Harus Dipatuhi Ri Sol-ju Istri Kim Jng Un
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.