Angka penyandang diabetes di Indonesia saat ini terus meningkat setiap tahunnya, termasuk diabetes yang terjadi saat hamil atau diabetes gestasional. Bahkan, banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya terkena diabetes. Karena itu, pencegahan diabetes harus mulai dilakukan, terutama dengan cara kontrol gula darah.
Peningkatan jumlah penyandang diabetes
Menurut data IDF Diabetes Atlas pada 2015, Indonesia menempati peringkat ke-7 di dunia untuk prevalensi penyandang diabetes tertinggi. Pada 2017, peringkat Indonesia naik menjadi negara ke-6 dengan angka penyandangnya diperkirakan lebih dari 10 juta orang.
Yang mencengangkan, sebanyak 2 dari 3 orang yang terdiagnosis, sebelumnya tidak mengetahui bahwa dirinya menyandang diabetes. Ya, sebagian besar baru terdiagnosis dalam kondisi terlambat atau sudah mengalami komplikasi.
Kontrol gula darah adalah salah satu cara penting untuk cegah diabetes
Diabetes memang bisa diturunkan karena ada riwayat keluarga, tetapi faktor ‘bakat’ ini bukanlah faktor utama yang memicu terjadinya diabetes. Karena faktanya, ‘bakat’ ini pun bisa terjadi jika ada interaksi dengan faktor eksternal, yaitu gaya hidup.
Itulah sebabnya, untuk membantu mengontrol maupun mencegah diabetes kita harus menjalankan hidup lebih sehat. Apalagi, saat ini diabetes bisa mengancam berbagai kalangan dan usia, bahkan usia muda.
Rutin mengontrol gula darah merupakan salah satu cara memperkecil risiko diabetes. Namun sayangnya, kebiasaan kontrol gula darah ini masih sangat kecil sekali di masyarakat. Padahal, WHO menganjurkan untuk mengecek gula darah rutin setiap hari, terutama bagi orang dengan prediabetes atau penyandang diabetes.
“Pada orang diabetes tipe 1, memang disarankan kontrol gula darah secara intensif hingga 7 kali untuk menghindari hipoglikemi. Tetapi bagi yang sedang dalam penyesuaian dosis dan makan, sebaiknya paling tidak kontrol gula darah sebanyak 3 kali, yaitu sebelum makan pagi, sebelum makan siang, dan makan malam.
Ini bisa dilakukan tiap hari hingga 2 hari sekali. Tergantung kebutuhan saja,” jelas Dr. dr. Aris, Sp.PD., KEMD., ketua PEDI (Perkumpulan Edukator Diabetes Indonesia) dalam acara launching Teman Diabetes.
Namun ia juga menegaskan, memang tidak ada aturan pasti berapa kali pemeriksaan gula darah yang dianjurkan. Hanya saja, ada pemeriksaan gula darah yang terstruktur dengan tujuan tertentu.
“Jadi, tergantung tujuannya saja. Yang penting, diabetes jangan menunggu sampai gejalanya timbul. Kalau gejala sudah timbul, artinya Anda sudah terlambat. Jadi, lebih baik dipantau dari awal,” lanjut dr. Aris.
Selain rutin mengontrol gula darah, menjaga pola makan dan olahraga juga merupakan cara untuk mengendalikan risiko dibetes. “Selain membatasi asupan gula, pola makan juga harus diseimbangkan. Misalnya, makan nasi seperempat porsi saja, sayurnya setengah, lalu sisanya protein,”.
Kontrol gula darah bisa melalui aplikasi
Salah satu cara paling mudah untuk mengetahui apakah kita berisiko atau prediabetes, atau bahkan sudah terkena diabetes atau tidak, yaitu dengan mengetahui kadar gula darahnya. Namun, kesadaran masyarakat untuk melakukan pengecekan gula darah maupun menjalani pola hidup sehat masih dinilai minim.
Melalui sebuah survei yang dilakukan pada 220 responden dengan kategori prediabetes, diabetes, dan anggota keluarga diabetes (inner circle), ditemukan bahwa hanya 14,3 persen responden yang mengukur gula darahnya rutin setiap hari.
Karena itu, aplikasi Teman Diabetes yang diluncurkan sejak 6 Agustus 2018 lalu, hadir khusus untuk para penyandang diabetes maupun orang yang berisiko untuk tindakan pencegahan dan pengendalian. Melalui aplikasi Teman Diabetes, semua orang juga bisa mengukur gula darah di ponsel.
“Pengguna dapat merekam gula darah melalui DNurse atau mobile blood glucometer yang bisa dibeli di apotek dan terkoneksi dengan aplikasi Teman Diabetes ini. Aplikasi ini juga bisa merekam aktivitas sehari-hari, mengontrol makanan yang dikonsumsi, dan informasi lainnya yang bisa diakses oleh keluarga dan tenaga medis yang dipilih,” jelas Robyn Soetikno, co-founder Teman Diabetes.
Jadi, melalui aplikasi ini Anda bisa melakukan pengecekan, mendapatkan informasi dari berbagai artikel dan tim ahli, sekaligus mendapatkan dukungan bagi penyandang diabetes.
Jadi, lebih baik menjaga pola makan dan kontrol gula darah sebelum terlambat ya, Bun!
Baca juga:
Tanda-tanda penyakit diabetes tipe 2 yang perlu Anda ketahui
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.