Pernah mendengar alat kontrasepsi diafragma? Alat kontrasepsi yang satu ini memang tidak seakrab pil KB, IUD, atau bahkan kondom. Namun, alat pencegah kehamilan yang bentuknya mirip kubah dangkal dan terbuat dari silikon atau karet ini tentu saja bisa dijadikan pilihan,
Namun, sebelum memutuskan, maka tidak ada salahnya untuk memahami terlebih dulu cara kerja dari alat kontrasepsi diafragma agar pemakaiannya tetap aman untuk kesehatan.
Artikel terkait: Serba-serbi pemakaian kontrasepsi untuk menghindari kehamilan, wajib catat!
Alat kontrasepsi diafragma: Penjelasan, tips, dan waktu yang tepat menggunakannya
Alat kontrasepsi diafragma merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk kubah berbahan silikon. Bentuk kontrasepsi ini menyerupai kondom, hanya saja alat ini digunakan khusus untuk perempuan.
Secara umum, alat dari bahan lateks lembut atau silikon ini akan dimasukkan ke dalam serviks untuk membentenginya sehingga mencegah sperma tidak dapat mencapai uterus.
Sebagian lapisan alat kontrasepsi ini juga diisi dengan spermisida, yakni krim yang berfungsi untuk membunuh sperma yang berusaha masuk ke dalam rahim.
Artikel terkait: Ingin gunakan alat kontrasepsi hormonal? Simak penjelasan pakar berikut ini dulu, Bun
Kapan waktu yang tepat menggunakan diafragma
Mengenai waktu yang tepat menggunakan jenis kontrasepsi ini, tingkat efektivitas, serta tips penggunaannya, theAsianparent merangkum hasil wawancara dengan Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr. Andry, So. OG dari Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya sebagai berikut:
-
Kapan waktu yang tepat memakai alat kontrasepsi diafragma setelah melahirkan?
Pemakaian kontrasepsi diafragma dapat digunakan kurang lebih 6 minggu setelah melahirkan. Yakni saat ukuran rongga panggul telah kembali seperti semula.
- Aman digunakan untuk busui?
Alat kontrasepsi ini juga aman untuk ibu menyusui karena tidak memengaruhi produksi ASI.
-
Seberapa efektif alat kontrasepsi diafragma?
Beberapa penelitian menyatakan bahwa tingkat efektivitas dari kontrasepsi diafragma untuk mencegah kehamilan cukup tinggi, yakni sebesar 88-94 persen.
- Apakah ada kondisi atau masalah kesehatan tertentu yang membuat perempuan disarankan untuk tidak menggunakan jenis kontrasepsi diafragma ini? Jika ada, apa saja?
Kondisi atau masalah kesehatan tertentu yang membuat perempuan disarankan untuk tidak menggunakan jenis kontrasepsi diafragma di antaranya:
- Apabila Anda alergi terhadap silikon.
- Alergi terhadap spermisid atau gel yang digunakan bersamaan dengan diafragma.
- Apabila Anda merasa tidak nyaman atau kesulitan dengan metode pemasangan diafragma.
- Perempuan dengan pasangan yang menderita HIV/AIDS.
- Perempuan yang memiliki bentuk rahim dan vagina yang tidak biasa, sehingga diafragma dapat bergeser.
- Sering mengalami infeksi saluran kemih.
- Baru melakukan operasi di daerah serviks.
-
Apakah kontrasepsi diafragma akan memengaruhi aktivitas atau kenikmatan seks pada perempuan atau pun pasangannya?
Kontrasepsi diafragma tidak memengaruhi aktivitas atau kenikmatan seks pada perempuan ataupun pasangannya. Hal ini dikarenan posisi diafragma diletakkan pada akhir kanal vagina, tepat di bawah bukaan leher rahim.
-
Apa saja kelebihan dan kekurangan kontrasepsi diafragma jika dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain?
Kelebihan kontrasepsi diafragma yaitu:
- Aman bagi ibu menyusui
- Efektif mencegah kehamilan
- Tidak mengandung hormon, yang akan memengaruhi produksi ASI.
Sedangkan kekurangan kontrasepsi diafragma di antaranya:
- Teknik pemasangannya yang mungkin menimbulkan rasa kurang nyaman
- Alat kontrasepsi ini tidak efektif untuk mencegah penyakit menular seksual. Jadi, harus ditambah dengan penggunaan kondom untuk mencegah transmisi dari penyakit menular seksual.
-
Apa saja tips dan trik cara pemasangan diafragma agar tetap aman dan bebas rasa sakit?
Awalnya, petugas kesehatan akan memeriksa ukuran panggul dan memilih ukuran diafragma yang tepat untuk Bunda. Sebaiknya Anda juga mendapat krim atau jeli spermisidal yang dipakai bersamaan dengan diafragma tersebut. Beberapa tips pemasangannya yakni:
- Masukkan diafragma ke dalam vagina setidaknya 2 – 6 jam sebelum berhubungan intim, untuk memastikan posisi tetap pas.
- Sebelum menggunakan diafragma, pastikan kondisi alat dalam keadaan bersih dan baik.
- Buang air kecil atau kosongkan kandung kemih Anda terlebih dahulu, kemudian cuci tangan dengan air dan sabun.
- Oleskan krim spermisidal ke dalam kubah diafragma sampai ke tepi.
- Atur posisi yang nyaman; bisa berjongkok, berbaring dengan lutut terangkat, atau berdiri satu kaki di kursi.
- Letakkan telunjuk pada tengah lipatan diafragma dan dorong terus sejauh mungkin sampai diafragma terletak di belakang vagina.
-
Seberapa lama kira-kira waktu yang ideal untuk melepas diafragma setelah berhubungan intim?
Biarkan diafragma berada di dalam vagina setidaknya 6 jam setelah berhubungan intim, kemudian lepaskan. Jangan biarkan diafragma lebih dari 24 jam.
Artikel terkait: Mengenal 4 alat kontrasepsi pria, mana paling ampuh cegah kehamilan?
Efek samping dan risiko
Secara umum, kontrasepsi diafragma aman digunakan, tetapi sebagian perempuan mungkin saja merasa tidak nyaman atau tidak cocok menggunakan jenis kontrasepsi ini.
Alat kontrasepsi diafragma juga cenderung menimbulkan risiko kesehatan seperti infeksi saluran kemih yang lebih tinggi. Maka, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter apabila Bunda mengalami gejala berikut ini usai menggunakan diafragma:
- Merasa tidak nyaman saat menggunakan diafragma
- Timbulnya rasa perih atau terbakar saat buang air kecil
- Adanya bercak atau pendarahan tidak teratur
- Terjadi iritasi genital
- Vagina atau vulva bengkak
- Keputihan yang tidak normal
- Demam tinggi
Perlu Bunda ingat juga, sebelum menggunakan jenis kontrasepsi apa pun, jangan lupa melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Hal ini agar Bunda bisa mendapat rekomendasi alat kontrasepsi yang sesuai dan tetap aman untuk kesehatan saat digunakan.
***
Baca Juga:
KB Spiral (IUD) nyaris membunuh ibu ini, hati-hati pasang kontrasepsi!