Angka kasus positif COVID-19 kembali melonjak di pertengahan tahun 2021 ini. Hal ini pun menjadi ‘warning’ untuk lebih menjaga diri dengan menjalankan protokol kesehatan yang ekstra ketat. Lantas, bagaimana jika tanpa sengaja kita melakukan kontak erat dengan seseorang yang ternyata positif Covid?
Eits, jangan panik dulu! Simak penjelasannya berikut ini yuk, Parents!
Ketahui Dulu, Apa Itu Kontak Erat?
Menurut pedoman penanggulangan COVID-19 dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), kontak erat adalah orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probabel/konfirmasi positif COVID-19 (edisi 3 Desember 2020).
Dokter Fiona Amelia, MPH, menjelaskan, riwayat kontak erat yang dimaksud adalah kontak tatap muka atau berdekatan dengan orang terkonfirmasi positif COVID dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.
Kedua, kontak erat juga termasuk jika Parents bersentuhan fisik langsung dengan orang yang terkonfirmasi positif, seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lainnya.
Bagaimana Bila Memang Melakukan Kontak Erat dengan Orang yang Positif COVID?
Hal yang pertama yang perlu Anda lakukan adalah tetap tenang. Mungkin memang tidak mudah jika Anda dihadapkan saat kondisi seperti itu, namun berpikir tenang akan membantu Anda menentukan langkah apa selanjutnya yang harus Anda lakukan.
Sebaliknya, jika Anda terlalu panik, selain pikiran akan ke mana-mana, bisa jadi kepanikan dan kecemasan Anda malah akan memengaruhi sistem imun yang justru saat ini sangat berperan penting bagi kesehatan Parents.
Dokter Fiona menjelaskan, segera isolasi mandiri adalah langkah pertama yan harus dilakukan setelah mengetahui Anda memiliki kontak erat dengan orang yang terkonfirmasi positif.
“Menggunakan masker medis, bukan masker kain bila berinteraksi dengan anggota keluarga lain. Kalau memungkinkan, pisah kamar dulu dengan yang lain. Dan masker hanya dilepas saat mandi dan tidur,” jelas dr. Fiona dalam sebuah wawancara singkat dengan tim theAsianparent.
Selama isolas mandiri, dr. Fiona mengingatkan untuk mewaspadai gejala COVID-19 yang muncul di 5-7 hari setelah paparan atau kontak dengan kasus positif.
Setelahnya, Anda memang perlu melakukan swab antigen atau PCR untuk memastikan kondisi Anda apakah positif terpapar atau tidak.
Artikel terkait: 14 Daftar RS dan Klinik di Jakarta dengan Layanan Swab Test Terjangkau
Gejala yang Harus Diwaspadai Setelah Kontak dengan Orang yang Positif COVID-19
Menurut dr. Fiona, demam, batuk kering, rasa lelah, tidak nafsu makan, nafas pendek, dan pegal linu adalah gejala paling umum. Gejala lainnya yang juga harus Anda waspadai adalah sakit menelan, hidung tersumbat, anosmia (gangguan penciuman) dan ageusia (gangguan pengecapan), sakit kepala, diare, mual dan muntah.
“Untuk yang varian delta ini dilaporkan sekarang bisa tiba-tiba ada gangguan pendengaran seperti telinga berdenging (tinitus). Waspadai juga jika ada gejala sesak nafas dan nafas cepat. Artinya sudah lebih berat lagi gejalanya,” tambah dr. Fiona lagi.
Artikel terkait: Fakta Covid-19 Varian Delta, Parents Perlu Tahu!
Waktu yang Tepat Melakukan Tes Swab Setelah Kontak dengan Orang yang Positif COVID
Ini adalah salah satu poin yang perlu diperhatikan. Mungkin Anda ingin terburu-buru melakukan tes swab saat itu juga untuk memastikan kondisi Anda. Namun, sabar dulu ya. Ternyata menurut dr. Fiona, tes swab idealnya dilakukan setelah 5-7 hari dari waktu terpapar. Kenapa? Karena masa inkubasi virus COVID ini berlangsung selama 5-7 hari.
“Kalau dites langsung setelah paparan, atau hanya satu hari setelahnya, sangat mungkin negatif hasilnya karena virusnya belum berkembang biak dan belum cukup banyak untuk bisa terdeteksi oleh alatnya,” tambah dr. Fiona.
Lakukan Tes Swab Antigen atau PCR
Tentunya banyak yang bingung untuk menentukan tes mana yang dipilih ya, Parents. Namun, jika tidak mempertimbangkan biaya, tentu tes PCR lebih baik dilakukan karena tes ini menjadi gold standard.
Namun dr. Fiona pun mengingatkan bahwa tes PCR pun harus dilakukan setelah 5-7 hari pasca kontak erat agar hasilnya lebih akurat.
“Kalau swab antigen sebenarnya bisa juga dilakukan lebih cepat dari itu. Memang antigen ini paling sensitif di 5 hari pertama dari waktu terpapar atau timbulnya gejala. Saat itu, virus Corona kadarnya tinggi. Kalau antigen dilakukan lewat dari 7 hari setelah terpapar, seringkali false negative.”
“Kalau swab antigen negatif, tidak menyingkirkan kemungkinan terinfeksi. Karena itu, harus tetap dikonfirmasi dengan PCR,” tegas dr. Fiona.
Namun, bila tidak ada gejala, apakah hanya dilakukan tes antigen saja cukup? Jawabannya tidak. Karena, swab antigen hanya mendeteksi kadar virus Corona yang tinggi. Jadi, jika kadarnya belum cukup tinggi untuk terdeteksi, hasilnya akan negatif. Jadi, untuk OTG tetap dianjurkan melakukan tes swab PCR setelah 5-7 hari pasca kontak erat dengan orang yang positif COVID ya, Parents.
Perbanyak Makanan Sehat dan Vitamin
Selama isoman dan menunggu hasil tes swab Anda, dianjurkan untuk makan makanan yan bergizi. Dokter Fiona mengingatkan pentingnya konsumsi buah dan sayur, serta makanan tinggi protein seperti daging merah, telur, susu, dan kacang-kacangan agar kekebalan tubuh tetap terjaga.
Selain itu, dianjurkan pula untuk mengonsumsi multivitamin, terutama vit C, D dan zinc. “Vitamin C dosis 1000 mg/hari, Vitamin D 5000 IU per hari, dan zinc 20-25 mg/hari untuk orang dewasa,” tutup dr. Fiona.
Artikel terkait: Penelitian: Kekurangan Vitamin D berisiko tingkatkan kematian akibat COVID-19
Nah, itulah beberapa informasi penting yang perlu Parents ketahui jika memiliki kontak erat dengan orang yang positif COVID. Tetap jaga kesehatan dan protokol kesehatan dengan ketat di mana pun Anda berada ya, Parents. Semoga kita selalu diberi kesehatan!
Baca juga:
99 Anak di Probolinggo Positif COVID-19, Orangtua Diimbau Waspada
Tok! Presiden Jokowi Gratiskan Vaksinasi COVID-19 untuk Masyarakat Indonesia