Gaya hidup minimalis kini cukup banyak jadi bahan perbincangan. Konsep hidup minimalis yang menekankan efisiensi, membuat banyak orang merasa ingin mencoba bahkan cocok untuk menerapkannya secara berkelanjutan.
Tak sedikit yang menganggap bahwa gaya hidup minimalis justru bisa membuat kehidupan lebih berkualitas. Kepercayaan diri pun bisa meningkat karena seseorang akan lebih berfokus pada kualitas dibandingkan kuantitas semata.
Ada banyak referensi gaya hidup minimalis yang sudah mulai dikenal di sekitar kita. Misalnya saja Marie Kondo yang dikenal akan metode Konmari-nya. Ada juga stand up comedian yakni Raditya Dika yang mengenalkan konsep hidup minimalis kepada penonton serta pembacanya.
Supaya lebih memahami konsep, cara, dan manfaatnya, berikut penjelasannya untuk Anda.
Artikel Terkait: 5 Tipe Pengaturan Keuangan Dalam Keluarga, Manakah yang Terbaik?
Konsep Hidup Minimalis
Berangkat dari konsep sederhana, slogan yang dikenal dari gaya hidup minimalis ini ialah “less is more”. Maksudnya, hidup minimalis menekankan pada efisiensi penggunaan barang sedikit atau sederhana mungkin tetapi memiliki manfaat maksimal.
Mulanya, konsep minimalis ini dikenal di dunia seni, khususnya bidang arsitektur. Kemudian, karena konsepnya yang menarik dan sederhana tersebut, akhirnya mulai diterapkan dalam kehidupan keseharian di berbagai aspek.
Pemikiran mengenai hidup minimalis didasarkan akan kebutuhan manusia itu sendiri. Sebab, tak semua hal yang kita inginkan ternyata juga dibutuhkan dalam keseharian.
Dalam hal sederhana ketika membeli barang hingga menumpuk di rumah. Seseorang bisa saja hanya memiliki beberapa sesuai kebutuhan dan tak membuat rumah jadi sumpek.
Intinya, hidup minimalis juga berarti berhenti pada sikap yang berlebihan, menekankan kesederhanaan, tetapi berkualitas. Kita dilatih bijak dalam bersikap, mengambil keputusan yang tepat, dan melatih fokus pada hal yang jauh lebih penting.
Biasanya juga seseorang yang menerapkan konsep dan gaya hidup ini akan bisa lebih jauh sederhana, tidak boros, bahagia, dan tidak mudah stres akan hal kecil.
Artikel Terkait: 4 Kesalahan Umum Keuangan Keluarga yang Bisa Hancurkan Pernikahan
Bagaimana Cara Memulai Hidup Minimalis?
“Aduh, pusing banget, stres banyak barang berserakan di rumah. Mesti mulai dari mana beresinnya?”
“Baju, kok, numpuk banget, tapi aku kalau ke acara ini bingung pake yang mana? Tapi sayang juga kalau dibuang,”
Apakah Anda termasuk familier dengan kalimat tersebut?
Di saat kita sendiri yang tidak tahu atau bingung akan manfaat barang yang dibeli. Justru malah stres melihatnya berserakan karena jumlahnya terlalu banyak, bisa jadi itu karena sisi impulsif dari dalam diri. Ya, tentunya bukan salah barang-barang tersebut, ya, bisa tergeletak dan menumpuk begitu saja.
Memulai hidup minimalis bukan berarti harus secara ekstrem membuang atau memberikan semua barang-barang tersebut dalam satu waktu. Namun, bisa juga dimulai dari hal yang juga sederhana, menyortir barang-barang sesuai kebutuhan dan menghilangkan rasa sayang pada barang yang sudah tak lagi bisa dibutuhkan.
Tips Memulainya
1. Mulai dari Lingkungan Terkecil
Pertama, mulailah dari hal kecil dari lingkungan Anda sendiri. Misalnya saja melihat isi tas yang sering dipakai sehari-hari. Lalu, mulailah melihat ruang lebih luas seperti lemari dan keseluruhan kamar.
Coba pisahkan beberapa barang yang memang sudah tak terpakai. Ini tentunya bisa menjadi langkah awal hidup minimalis sehingga perlahan-lahan Anda mulai mengurangi keinginan untuk membeli barang yang tak terlalu dibutuhkan.
2. Pertimbangkan Fungsi dan Kualitas
Saat hendak membeli barang, sebaiknya pikirkan matang-matang mengenai fungsi dan kualitasnya. Hal ini yang selalu dilakukan Raditya Dika saat berbagi cerita mengenai kehidupannya yang minimalis.
Misalnya saja, ia lebih memilih memiliki satu barang yang memang berkualitas baik, awet, dan fungsinya maksimal meskipun harganya mahal. Menurutnya lebih baik hanya memiliki satu barang berkualitas baik dibandingkan dengan membeli banyak barang yang serupa tetapi kualitasnya kurang.
3. Mengontrol Obsesi
Meski menekankan pada kebutuhan, hidup minimalis tak berarti Anda tidak boleh merealisasikan keinginan. Tak ada salahnya memberikan hadiah untuk diri sendiri setelah bekerja keras atau mencapai sesuatu.
Akant tetapi, cobalah untuk menikmatinya dibandingkan hanya terobsesi. Maksudnya, merealisasikan keinginan pun ada batasannya. Misalnya saja untuk urusan gadget, tak harus setiap tipe yang baru rilis harus segera Anda miliki bila tak membutuhkannya.
Artikel Terkait: 7 Tips Mengatur Keuangan Keluarga di Tengah Resesi, Jangan Panik!
Minimalis dalam Gaya Hidup Lainnya
Sebetulnya, konsep minimalis ini bisa juga diterapkan dalam berbagai gaya hidup lain. Tak sekadar mengenai kepemilikan barang atau keuangan, tetapi juga dalam aspek kehidupan lain.
Misalnya saja dalam hal bersosialisasi, bersosial media, maupun gaya hidup sehat. Anda bisa memilah jejaring atau hal-hal yang bisa membawa dampak positif untuk kehidupan, dibandingkan hal negatif yang justru bisa menjerumuskan.
Seperti mengikuti akun sosial media yang memberikan nilai untuk kehidupan, dibandingkan akun yang hanya memuat gosip. Anda juga bisa memilah pertemanan yang suportif, dibandingkan mereka yang hanya memamerkan materi semata. Dalam hal gaya hidup, pilihlah pola hidup sehat dan makanan yang tak hanya enak tapi juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Selain beragam penjelasan dan contoh di atas, konsep hidup minimalis pada setiap orang memang bisa berbeda-beda. Nah, tertarikkah Anda meneapkan gaya hidup minimalis seperti di atas?
****
Baca Juga:
id.theasianparent.com/cara-mengatur-keuangan-rumah-tangga
Curhat Seorang Suami: "Rejeki Tambah Deras setelah Kasih Semua Gaji ke Istri"